Teknik Penyerbukan Buatan
Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan terdahulu sawit
merupakan tanaman berumah satu sehingga dalam satu pohon terdapat bunga jantan
dan bunga betina, yang terpisah rangkaiannya dan tidak bersamaan waktu
pemasakannya. Dengan demikian, penyerbukan secara alami dari segi ekonomis
kurang intensif karena jumlah buah yang dihasilkan relatif rendah
Oleh karena itu, untuk mendapatkan tandan
dengan ukuran dan jumlah buah yang optimal, harus dibantu dengan penyerbukan buatan (assisted
pollination). Selain itu, penyerbukan buatan dilakukan untuk membantu
penyerbukan alami yang terganggu karena jumlah bunga jantan kurang atau musim
hujan yang panjang. Penyerbukan buatan dapat dilakukan dengan bantuan manusia.
Atau dengan bantuan serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS) Elaeidobius
kamerunicus.
1.
Penyerbukan dengan bantuan
manusia
Langka pertama kerja penyerbukan ini adalah
pengambilan serbuk sari dari bunga jantan yang segar dan sedang anthesis
(mekar), yang ditandai dengan warnanya yang kuning terang dan bau yang khas.
Untuk menghindarkan kehilangan serbuk sari,
sebaiknya bunga jantan yang akan diambil serbuk sarinya ditutup dengan kantong
kertas atau kantong plastik, kemudian dipotong. Kantong yang berisi potongan
bunga jantan tersebut, lalu diguncang-gungangkan agar serbuk sari terlepas.
Serbuk sari dari lapangan tersebut kemudian disaring (saringan 70 mesh) dan
dikeringkan di dalam oven dalam suhu 380C selama 24 jam, dengan cara
disebarkan di atas kertas setebal 0,65 cm. Setelah kering, serbuk sari disimpan
dalam alat Desiccator yang dilengkapi silica gel yang mengaborsi uap air. Jika
akan digunakan, serbuk sari dicampur dengan talk dengan perbandingan 1:10 dalam
“baby dot” (puffer)
Penyerbukan dilakukan
pada bunga betina yang sedang reseptif, dengan tanda putiknya berwarna kuning
kemerahan, berlendir, berbau spesifik, dan kelopak bunga bagian atas sudah
terbuka.
Untuk memudahkan
penyerbukan buatan, pembukaan kelopak bunga sampai bawah dapat dibantu dengan
alat dari kayu yang ujungnya diberi 2 buah paku. Puffer yang berisi serbuk
sari, pada bagian atasnya di tutup dengan kain kasa agar serbuk sari dapat
keluar jika dihembuskan. Serbuk sari kemudian dihembuskan pada seluruh bagian
bunga betina, sampai mencapai kepala putik, apabila pada hari penyerbukan
tersebut serbuk sari tidak habis, maka sisanya harus dibuang sebab sudah tidak
baik jika dipakai lagi.
Rotasi penyerbukan
buatan pada tanaman menghasilkan tahun pertama dilakukan sekali dalam 3 hari
atau 2 kali seminggu. Pada tanaman menghasilkan tahun kedua dan ketiga,
penyerbukan dilakukan berdasarkan perhitungan bunga jantan yang mekar per ha
setiap minggu. Jika bunga jantan lebih dari tiga buah per hektar,
penyerbukannya dilakukan dengan rotasi setiap minggu.
Sedangkan jika
jumlahnya antara 3-5 per ha, penyerbukan dilakukan berdasarkan pertimbangan
iklim atau hujan yang menghalangi pelaksanaan penyerbukan alama. Apabila bunga
jantan jumlah lebih dari 5 per hektar, maka tidak perlu dilakukan penyerbukan
buatan sebab bunga jantan dianggap sudah cukup untuk menyerbuki secara alamiah.
Demi keberhasilan
penyerbukan buatan, kebersihan puffer harus selalu terjaga, kain kasa penutup
botol harus diganti yang baru pada setiap pemakaian. Sebagai langkah akhir
adalah harus dilakukan kontrol setelah dilakukan penyerbukan buatan agar
tingkat keberhasilan penyerbukan buatan dapat diketahui dengan cara mengamati
perkembangan warna putik dan perkemabangan bakal bijinya.
2.
Penyerbukan serangga
penyerbuk kelapa sawit (SPKS)
Untuk lebih
mengintensifkan penyerbukan diperkebunan kelapa sawit, maka mulai tahun 1983
diperkenalkan serangga penyerbuk kelapa sawit yang diimpor dari Kamerun,
Afrika. Nama serangga tersebut adalah Elaeidobius kameranicus. Kumbang
ini termasuk ordo Coleoptera dengan panjang 4 mm, lebar 1,5 mm dan berwarna
cokelat kehitaman.
Pelepasan Elaeidobius
kameranicus di Indonesia, antara lain dilakukan di kebun percobaan Sungai
Pancur, Pagar Merbau dan Aek Pancur di Sumatera. Proses penyerbukan oleh
serangga penyerbuk kelapa sawit secara sederhana adalah sebagai berikut
o Warna yang menarik dan bau spesifik dari bunga
jantan yang sedang mekar akan menarik kumbang untuk mendekati dan hingga pada
bunga tersebut. Sehingga serbuk sari akan menempel pada kumbang
o Ketika kumbang hinggap pada bunga betina yang
sedang reseptif, maka serbuk sari yang menempel pada kumbang akan terlepas dan
menyerbuki bunga bunga betina
Kehadiran penyerbuk
pada perkebunan kelapa sawit akan memberikan dampak positif maupun dampak yang
kurang menguntungkan. Hasil pengamatan setelah lima tahun pelepasan Elaeidobius kameranicus dikemukakan
oleh Masra Chairani, B. Taniputra dan Subroto (1989).
Disebutkan bahwa
peranan kumbang tersebut sebagai penyerbuk sangat efektif, dilihat dari
meningkatnya berat tandan antara 19,84 – 67,25%; buah per tandan 8,55 – 12,93%,
jumlah buah jadi 17,71 – 41,77% inti/tandan dan rata rata 5-6%; dan minyak
/tandan 20,84 25,16%. Akan tetapi, kehadiran kumbang penyerbuk ini juga menimbulkan
dapak yang merugikan, antara lain menyebabkan meningkatnya populasi tikus di
areal perkebunan, sebab tikus suka memakannya. Akibatnya, hal ini dapat
meningkatkn gangguan hama tikus.
Berikut ini merupakan video cara penyerbukan buatan
https://www.youtube.com/watch?v=HySYxhlSapQ
https://www.youtube.com/watch?v=d91v8Lma_hQ&t=91s
sumber
https://b-pikiran.cekkembali.com/penyerbukan-buatan/
0 komentar:
Posting Komentar