Sebelum membangun kebun pembibitan maka terlebih
dahulu dipilih dan ditetapkan lokasi pembibitan. Lokasi pembibitan akan
berpengaruh terhadap seluruh kegiatan yang di lakukan dalam proses pembibitan.
Dengan demikian lokasi pembibitan memiliki arti penting dalam produksi bibit.
Lokasi
pembibitan hampir sama dengan lokasi areal pertanaman komoditi perkebunan.
Keduanya harus dipersiapkan secara baik. Lokasi pembibitan harus dipersiap kan
sesuai dengan persyaratan yang ada sehingga proses pembibitan berlangsung
lancar dan akhirnya diperoleh bibit bermutu tinggi
Sebaliknya
bila kita melakukan ke giatan pembibitan pada lokasi yang tidak sesuai
persyaratan, maka bibit yang dihasilkan tidak bermutu. Bila bibit yang
diperoleh tidak bermutu maka setelah ditanam di lapangan akan diperoleh hasil
tidak bermutu pula. Bila hasil perkebunan tidak bermutu maka nilai/harga
jualnya sangat rendah, sehingga diperoleh kerugian yang besar. Bila diperoleh
kerugian terus menerus maka dapat berakibat buruk bagi pengusaha. Penyiapan
lokasi pembibitan harus sesuai dengan persyaratan/ kriteria yang telah
ditetapkan, sehingga akan diperoleh bibit bermutu tinggi.
Ada beberapa
kriteria lokasi pembibitan yaitu:
a. Dekat
dengan sumber air dan air tersedia cukup banyak; artinya tempat pembibitan
mudah mem peroleh air untuk kebutuhan pe nyiraman, terutama pada musim kemarau.
b. Tempat
pembibitan memiliki topo grafi datar; artinya tempat ham paran bibit berada
pada areal yang relatif datar, sehingga me ngurangi erosi akibat hujan lebat.
c. Lokasi
pembibitan strategis; arti nya berada pada posisi yang mudah dijangkau dari
segala penjuru. Sedapat mungkin di tengah-tengah kebun.
d.
Terlindung (aman) dari terpaan angin dan sinar matahari
e. Aman;
artinya jauh dari sumber hama dan penyakit, sanitasi lingkungannya baik dan
terbuka serta tidak terhalang oleh pohon besar atau bangunan.
Pemilihan
lokasi pembibitan ber tujuan untuk menempatkan pembibit an pada lokasi yang
sesuai agar dapat diperoleh/dihasilkan bibit yang berkualitas tinggi. Kegiatan
awal sebelum pemilihan lokasi yaitu dilakukan peninjauan ke lokasi rencana
pembibitan. Hal ini penting dilakukan, terutama pada lokasi yang baru dibuka,
misalnya hutan atau areal yang belum dikenal. Tujuan utama dari peninjauan
lokasi rencana pembibitan adalah untuk mengetahui keberadaan sumber air yang
dapat menjamin tersedianya air, baik dalam volume dan debit yang memadai. Cara
peninjauan lokasi rencana pembibitan dapat dilakukan antara lain dengan bantuan
peta topografi dan peta survei tanah. Setelah mengetahui kriteria tempat atau
lokasi pembibitan, kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan mewujudkan tempat
pembibitan sesuai kriteria yang ada.
Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pembibitan yaitu sebagai
berikut:
1.
Ketersediaan air
Bibit tanaman sangat sensitif ter hadap kebutuhan air.
Karena itu, jika Anda terlambat memberikan air penyiraman/pengairan maka bibit
tanaman akan merespon secara langsung. Akibatnya bibit tanaman akan layu, lama
kelamaan mengering dan akhirnya mati. Kebutuhan air (jumlah dan mutu) harus
ditentukan sebelum memulai penyiapan lokasi, sehingga sumber air yang ada harus
dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Jika kualitas air diragukan maka
contoh air sebaiknya dianalisis untuk me nentukan kandungan sedimen dan polutan
atau bahan kontaminan.
2.
Tempat
Pemilihan tempat pembibitan adalah hal penting untuk
menyediakan kondisi optimal sehingga menghasil kan bibit berkualitas tinggi.
Pada perkebunan baru, sangat penting untuk memetakan rencana pengem bangan
perkebunan dan kemudian meletakkan pembibitan di tengah lokasi tersebut untuk
meminimalkan jarak dan waktu transportasi. Lokasi yang berada di tengah juga
akan membantu kemudahan pe ngawasan dan pengamanan. Lokasi pembibitan sebaiknya
datar, atau memiliki kemiringan kurang dari 15 %, dan mempunyai drainase yang
baik. Bentuk lokasi pembibitan di usahakan menyerupai kotak atau persegi
panjang, sehingga desain dan instalasi penyiraman lebih efi sien.
3.
Jalan
Lokasi pembibitan dipilih tempat yang tidak
terisolasi, dan mempunyai jalan yang cukup lebar dan kuat agar kendaran dapat
lewat pada periode penanaman. Jarak antara jalan angkut ke bedeng pembibitan
tidak terlalu jauh, maksimal 50 meter.
4.
Drainase
Lokasi pembibitan sebaiknya tidak terkena banjir.
Akibat banjir akan merusak pembibitan dan bangunan, atau adanya air yang tergenang
merupakan awal stres pada bibit dan ketidak seimbangan nutrisi. Karena itu,
pilih lokasi yang agak tinggi dari aliran air utama, atau pastikan bahwa ada
saluran air keluar yang mem bantu sistem drainase.
5.
Media
Media u pengisian polybag harus berkualitas baik.
Sifat-sifat tanah untuk pembibitan adalah tidak kedap air, gembur dengan kadar
pasir tidak lebih 60%, dan bebas kontaminan. Tanah untuk pengisian polybag
harus disaring untuk meng hilangkan kotoran, batu, ranting tanaman dan gumpalan
besar. Tanah yang berpasir sebaiknya tidak dipergunakan karena tidak terbentuk
perakaran yang baik dan bila polybag diangkat tanah akan berjatuhan.
6.
Areal
Areal pembibitan harus cukup luas untuk menampung
rencana penanam an bibit dan keperluan sisipan atau sulaman. Kebutuhan hamparan
areal pembibit an tergantung pada beberapa faktor yaitu:
a. Luas areal tanaman
b. Kebutuhan bibit tahunan
c. Kerapatan tanaman
d. Tipe pembibitan
Contoh
perhitungan kebutuhan areal pembibitan tanaman kelapa sawit dengan sistem dua tahap
(Ian dan Thomas, 2000) yaitu:
Misal
tersedia lahan seluas 5.000 ha yang akan ditanami bibit kelapa sawit dengan
kerapatan 136 pohon per hektar. Usaha agribisnis kelapa sawit secara bertahap
akan dilakukan penanaman pada tahun pertama seluas 1.000 ha, dan 2.000 ha untuk
penanaman setiap dua tahun sekali pada periode berikutnya.
Perhitungan secara rinci adalah se
bagai berikut:
• Kebutuhan bibit untuk penanaman
seluas 5000 hektar adalah 5000 x 136 = 680.000 bibit
• Kebutuhan bibit cadangan 5% 5/100 x
680.000 = 34.000 bibit
• Bibit afkir 15% 15/100 x 680.000 =
102.000 bibit Jadi total kebutuhan bibit untuk areal penanaman seluas 5.000
hektar = 680.000 + 34.000+ 102.000 = 816.000
Karena itu, harus menyediakan bibit
dengan tahapan sebagai berikut: Kebutuhan bibit pada tahun pertama untuk
ditanam seluas 1.000 hektar yaitu 816.000 : 5 = 163.000 bibit Jadi kebutuhan
areal pembibitan pada tahun pertama
• Areal pembibitan (utama) dengan
jarak tanam bibit 90x90 cm per hektar = 14.260 bibit
• Jadi untuk kebutuhan penanaman seluas 1000 hektar diperlukan luas pembibitan
= 163.000 bibit : 14.260 bibit/ha = 11,4 ha
• Tambahan areal untuk pembibit an
awal, jalan, naungan dan lainlain sekitar = 1,9 ha
· Total
areal pembibitan pada tahun pertama = 13,3 ha Jumlah keseluruhan areal
pembibitan Tahun 1 = 13,3 ha Tahu 2-3 = 13,3 ha Areal cadangan (bibit kembar,
bbit cadangan, dan bibit lanjut= 5,0 ha
Jadi total luas areal pembibitan untuk
penanaman seluas 5.000 ha adalah sekitar 31,6 ha.
0 komentar:
Posting Komentar