Kekeringan dapat menurunkan hasil tanaman –
penurunan turgor – penutupan stomata – luas daun – fotosinteis
Pertumbuhan berhenti bila Ψ = -20
barHujan/pengairan setelah kekeringan dapat memecahkan dormansiKapan dimulai
dapat dideteksi dengan kertas kobal klorid dan alat lain.Kehilangan air pada
pertanaman kelapa dan kelapa sawit 28,1 – 74 l/tanaman/hari
Jumlah air yang perlukan untuk mencapai kapasitas lapangan dapat didekati
dengan evaporasi panci dikurangi dengan curah hujan setelah kapasitas lapangan.Pengairan
dapat meningkatan hasil rata-rata 74% per tahun
Bila tidak memungkinkan dilakukan pengairan, usaha mempertahankan lengas dapat
dilakukan dengan pemberian mulsa
- Mulsa dapat berupa rumput, seresah atau bahan organik
yang lainnya
- Mulsa organik yang telah melapuk dapat menambah bahan
organik dan hara, terutama dari familia leguminose (kacangan)
- Mulsa organik yang banyak diterapkan pada pertanaman
sawit muda adalah kacangan sementara pada sawit dewasa banyak digunakan
Nephrolepis spp.
Pengairan harus memperhatikan hal-hal berikut :
- Air yang digunakan tidak berasal dari sungai yang
tercemar limbah
- Air yang digunakan tidak berasal dari rawa karena air
rawa memiliki derajad keasaman rendah dan mengandung asam organik tinggi
sehingga dapat meracuni tanaman
- Air yang digunakan harus sehat, tidak mengandung
asam-asam, garam-garam, zat-zat beracun dll
- Kualitas dan kesehatan air untuk penyiraman sebaiknya
diuji laboratorium, terutama yang berasal dari sungai
sumber
https://slideplayer.info/slide/12508696/
0 komentar:
Posting Komentar