PENGANGKUTAN
(ECER BIBIT)
Persiapan
penanaman dilapangan perlu dilakukan dengan membentuk beberapa tim yang
terpisah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Pemuatan
bibit keatas kendaraan (dipembibitan).
- Pembongkaran
bibit pada setiap rintis yang ditentukan.
- Pengeceran
(pendistribusian) bibit ketitik tanam.
- Pembuiatan
lubang tanam dan pemberian pupuk dasar.
- Penanaman
kelapa sawit.
Penanaman kelapa sawit pada areal seluas 2.000 ha dilakukan
dalam 5 bulan atau 125 hari bekerja (seratus hari efektif atau 20 ha/hari).
Penanaman seluas 20 ha/hari memerlukan sarana transportasi bibit, berupa 7 unit
truk dengan kapasitas angkut 100 bibit/trip yang beroperasi minimum 4
trip/hari.
Asisten (staf) yang bertanggung jawab terhadap penanaman
dilapangan harus membuat tanda-tanda dimana lokasi pembongkaran bibit. Lokasi
pembongkaran ini dibuat pada ujung setiap rintis dan harus jelas berapa jumlah
bibit yang diturunkan pada setiap titik pmbongkaran.
Diperlukan 2-3 orang tenaga kerja untuk membongkar bibit, yaitu
1 orang dikendaraan dan 1-2 orang menyusun bibit ditanah. Setiap pengiriman
bibit kelapangan sudah termasuk pengiriman pupuk pospat (Rp atau TSP) dan CRF
Meister dalam kantong-kantong yang diikatkan pada setiap bibit. Dosis
rekomondasi untuk pemupukan lubang tanam ini yaitu 125 g TSP/bibit dan 300 g
Meister/bibit.
Pengeceran bibit dari lokasi pembongkaran ketitik tanam dapat
mencapai 125 bibit/HK. Dengan jarak pengangkutan bibit kedalam blok maksimum
150 m (atau 300 m pulang pergi) ditambah dengan 10-15% waktu untuk meloncati
batng-batng melintang maka rata-rata jarak yang ditempuh untuk pengeceran
setiap bibit sekitar 195 m. Jika setiap tukang ecer bibit membawa 1 bibit
dengan kecepatan jalan 3-4 km/jam maka dalam satu hari kerja (7jam) dapat
diecer sekitar 125 bibit/HK, untuk memgecer 2.720 bibit (20 ha) per hari, dibutuhkan
22 orang. Pembongkaran dan pengeceran bibit ke dalam blok perlu diawasi oleh
seorang mandor. Selam pengangkutan dan pengeceran kedalam blok, bibit harus
diangkat pada dasar kantongnya.
Pengangkutan harus dilakukan pada bola tanahnya secara hati-hati
agar tidak terjadi kerusakan bibit. Pengangkatan sebaiknya tidak dilakukan pada
leher akarnya karena bisa menyebabkan bibit ”patah pinggang”. Bibit harus
diangkat dalam keadaan berdiri dan bagian bawah ditopang dengan bahu. Saat
meletakan bibit di sisi lubang, harus dilakukan dengan hati-hati dan jangan
dibanting.
- Pagi
hari sebelum diangkat ke lapangan, bibit disirami.
- Bibit
yang baik dan normal (sesuai standart) diangkut dengan truk. 1 truck ± 100
bbt/HK.
- Sampai
dilokasi, diturunkan dibeberapa tempat (titik ecer) sesuai kebutuhan.
- Regu
pengecer membawa bibit ketitik pancang, ingat cara mengangkat jangan
dipegang lehernya tapi diangkat pada dasar polibag. Norma kerja 50 bbt/HK.
MENANAM
Tujuan
penanaman kelapa sawit adalah tertanamnya bibit kelapa sawit dengan:
1.
cara yang benar dan
2.
jarak tanam yang benar
Sasaran
yang akan dicapai denganpenanaman kelapa sawit adalah:
1.
kepastian pertumbuhan bibit secara benar
2.
kepastian jumlah stand per hectare (SPH) terpenuhi
3.
tidak ada penyisipan (tanam ulang) karena kesalahan penanaman
Pelaksanaan
Penanaman
- Periksa
kembali kedalaman lubang dibandingkan dengan tinggi polibag bibit, sesuai
dengan cara menimbun/menggali lagi. Norma 15-20 bibit/hk.
- Taburkan
pupuk RP 500 gr atau TSP 400 gr,1/2 dosis terlebih dahulu.
- Bibit
dimiringkan, alas polibagnya disayat keliling dan ditarik.
- Bibit
diturunkan ke dasar lubang, letaknya diserasikan dengan barisan tanaman.
- Sisi
polibag kiri dan kanan disayat dari bawah ke atas, jangan dicabut dulu.
- Masukan
tanah lapisan atas terlebih dahulu, sampai bola tanah tidaK goyang lagi,
kemudian polibag ditarik pelan-pelan sambil tanah terus diisi sedikit demi
sedikit sampai penuh/rata permukaannya.
- Kemudian
didapatkan dengan diinjak-injak, sambil diperhatikan posisi bibit harus
mata lima kesemua jurusan.
- Piringan
dibuat keliling dengan diameter 1,0 – 2,0 meter.
- Sisa
pupuk (1/2 dosis ) ditabur secara merata di piringan.
- Tancapkan
pancang disisi tanaman dan bekas polibagnya diujung pancang.
- Sawit
yang ditanam pada lembah yang curam seringkali mengalamai etiolasi. Untuk
itu titik tanam awal berjarak horizontal 9 m dari pohon terakhir yang
ditanam di tebing dan jarak selanjutnya mengikuti ketentuan standar.
- Bila
titik tanam jatuh pada jalan atau parit, maka harus dipindahkan minimal
1,5 m dari pinggir jalan atau parit, dengan mempertimbangkan jarak pohon
sawit yang berdekatan minimal 6 meter.
Hal
Yang Dilarang dalam penanaman
- Bibit
ditanam terlalu dalam.
- Bibit
ditanam terlalu tinggi.
- Bibit
ditanam miring/tidak tegak.
- Tanah
pada large bag (bola tanah) dipecah dan dibuang.
- Large
bag dipotong dan ditiggal didalam lubang.
- Large
bag tidak dibuka sebelum tanam.
0 komentar:
Posting Komentar