A.
POLA TANAM
Pola
tanam biasanya berbentuk segitiga sama sisi. sisi (jarak tanam) harus dibuat
seoptimal mungkin, sehingga setiap individu tanaman mendapat ruang lingkungan
yang memadai dan seragam untuk mendapatkan produksi per ha yang maksimal selama
satu siklus hidup. Jarak tanam bergantung pada jenis/tipe tanah dan jenis
bibit. Umumnya untuk tanah mineral, posisi tanaman 143 pokok/ha.
B.
PEMANCANGAN
Teknis
Memancang Pemancangan di daerah datar. Standar pemancangan pada daerah datar
adalah utara-selatan, serta jarak antar barisan dan jarak dalam barisan harus
sesuai dengan perencanaan. Daerah berbukit tanpa kontur. Arah barisan utara
tanam ditentukan berdasarkan proyeksi dari jarak tanaman yang sebenarnya,
tetapi jarak antar pokok tetap sama pada garis datar.
Daerah
berbukit dan berkontur. Arah barisan tanaman mengikuti arah kontur. Jarak
antara kontur adalah proyeksi dari jarak antara barisan, sedang jarak antar
barisan akan mengikuti jarak antar kontur. Pelaksanaan Pemancangan Persiapan.
Alat
untuk pemancangan adalah sebagai berikut: Theodoloit, Tali seling baja ukuran 3-5mm, sepanjang
100 sebanyak 2 buah, Pancang induk setinggi 2,5m setinggi 1,5 m, Pancang mati
atau pancang as barisan setinggi 1m
Pemancangan
di areal datar. Arah barisan tanaman adalah Selatan. Buat pancang kepala
setinggi 2,5 meter dan bagian atasnya (+ 30 cm) dicat putih atau diberi bendera
dengan arah Timur Barat. Tentukan batas-batas daerah/ blok yang akan dipancang
dan tetapkan sebuah titik sebagai patokan untuk memancang tersebut merupakan
titik pertemuan Collection road road. Dari titik tersebut ditarik garis lurus
Timur lalu dipasang pancang kepala, dengan jarak antar pancang:
ü 7,8 meter untukpopulasi 143 pokok/ ha,
atau
ü 8 meter untuk populasi 136 pokok/ha
hingga batas areal/ blok yang hendak dipancang
Dari
titik yang sama dibuat garis tegak lurus arah Utara Selatan (900 - 2700),
pancang kepala dipasang dengan jarak antar pancang 100 meter. Jadi untuk blok
yang lebarnya 300 meter terdapat 4 buah titik (A,B,C,D) dan pancang-pancang
tersebut sebagai patokan untuk memasang pancang kepala arah Utara Selatan,
seperti diatas. Tali Nilon/ seling sepanjang 100 meter yang telah diberi tanda
sesuai dengan panjang sisi segitiga/jarak yang dikehendaki, ditarik dari
pancang kepala A ke B arah Utara Selatan.
Pemancangan
di areal bergelombang. Terdapat 2 cara pemancangan areal bergelombang, yaitu:
ü Seperti pada pemancangan areal datar
(cara biasa) Pemancangan dilakukan sama seperti pada areal datar. antar barisan
dan jarak pokok dalam barisan merupakan proyeksi dari jarak tanam pada areal
datar. Perlu diperhatikan setiap penarikan tali pancang harus selalu timbang
air atau horizontal. Pada areal bergelombang yang dipancang dengan cara ini perlu
dibuat tapak kuda (teras individu).
ü Dengan sistem contour (teras
bersambung) Pada pemancangan cara ini, jarak antar contour dibuat sesuai dengan
proyeksi jarak antar barisan pada pemancangan areal datar, sedangkan jarak
pokok dalam contour diusahakan sama dengan jarak pokok pada areal datar.
Semakin rapat jarak kontur, maka jarak pokok dalam kontur semakin renggang,
begitu sebaliknya. Buat pancang tanam di contour pertama, pancang kedua pada
contour yang sama berjarak sama dengan j dua pokok dalam barisan pada areal
datar. Pancang ketiga dan seterusnya dibuat dengan cara yang sama. Pancang pada
contour kedua dibuat dengan cara membuat segitiga proyeksi yang menghubungkan
dua pokok di contour pertama dengan satu pokok di contour kedua. Kemudian seperti
cara diatas dilakukan pemancangan untuk semua contour dan seterusnya dikerjakan
hingga contour terakhir.
Norma
Kerja: Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan mengukur dan pancang adalah
5-7 HK/ha.
sumber
https://www.researchgate.net/profile/Amar_Maruf3/publication/325961664_Pengelolaan_Kelapa_Sawit_2_Pembibitan_dan_Penanaman/links/5b2fec230f7e9b0df5c6db33/Pengelolaan-Kelapa-Sawit-2-Pembibitan-dan-Penanaman.pdf?origin=publication_detail
0 komentar:
Posting Komentar