Tujuan
utama membudidayakan kelapa sawit adalah memperoleh buahnya. Karena ukurannya
kecil, para petani akan memanen buah sawit beserta tandannya untuk menghemat
waktu. Jadi buah sawit ini tidak dipetik satu per satu, melainkan dipotong per
tandan. Maka tak heran bila tidak semua buah sawit dalam keadaan sudah matang.
Pertanyaannya apakah petani merugi? Tentu tidak karena sudah ada
kriteria-kriteria mengenai TBS (Tandan Buah Sawit) yang layak untuk dipanen.
Dengan bekerja berdasarkan
aturan-aturan yang telah ditentukan, kita tetap bisa menjaga laba atau
keuntungan hasil dari budidaya kelapa sawit. Tugas Anda sebagai pemilik
perkebunan ialah memastikan semua pekerja melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan aturan-aturan ini. Kemudian lakukan pula evaluasi terhadap kinerja
masing-masing pemetik TBS. Karena menjadi muara dari bisnis kelapa sawit,
jangan sampai Anda dirugikan oleh ulah pekerja yang tidak patuh terhadap
peraturan.
Kenyataannya
kuantitas dan kualitas produksi minyak kelapa sawit yang mampu dihasilkan oleh
suatu perkebunan tergantung oleh berbagai faktor, di mana salah satunya tingkat
kematangan buah pada saat dipanen. Sebisa mungkin proses ini harus menghasilkan
TBS yang segar dalam kematangan yang optimal. Pemanenan TBS yang masih mentah
menyebabkan berkurangnya kuantitas produksi minyak. Sebaliknya pemanenan TBS
yang terlalu matang justru akan mengurangi kualitas minyaknya karena terlalu
tinggi mengandung asam lemak bebas.
Pahami ciri-ciri TBS (Tandan Buah Sawit) yang sudah
memenuhi kriteria layak panen di bawah ini!
1.
Paling tidak ada 5 buah TBS yang
terlepas atau jatuh sendiri dari pohon kelapa sawit yang berat masing-masingnya
kurang dari 10 kg. Atau ada minimal 10 buah TBS yang terlepas/terjatuh sendiri
yang mempunyai bobot masing-masing lebih dari 10 kg.
2. Sebagian buah kelapa sawit sudah
terlepas dari tangkainya dan terjatuh sendiri di piringan (memberondol). Untuk
pohon yang usianya belum mencapai 10 tahun, jumlah berondolannya sekitar 10
buah. Sedangkan pada pohon yang sudah berumur lebih dari 10 tahun, jumlah
berondolannya sekitar 15-20 buah.
3. Setiap bobot 1 kg TBS kelapa
sawit mempunyai berondolan paling tidak sebanyak 2 buah. Kriteria panen yang
diharapkan dari prinsip ini yaitu tingkat kematangan buah sudah mencapai fraksi
kematangan 1-3, di mana prosentase buah luar yang terjatuh berkisar antara
12,5-75 persen.
4. Pada tanaman muda yang baru
pertama kali belajar menghasilkan
buah, kriterianya agak berbeda. Ciri-cirinya yaitu sudah ada minimal
1-2 buah kelapa sawit yang terlepas sendiri dari tandannya, mengingat ukuran
tandan yang masih cukup kecil sehingga buahnya lebih cepat mencapai tingkat
kematangan yang sempurna.
5.
Lebih dari 60 persen dari TBS
yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit per individu sudah mencapai tingkat
kematangan yang tepat. Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan memeriksa
setiap tanaman, lalu mencatat
hasilnya.
Rata-rata
pohon kelapa sawit mampu menghasilkan 20-22 TBS per tahun. Setelah mencapai
puncak produksinya, tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit ini akan semakin
menurun sampai 12-14 TBS per tahun. Kematangan TBS dapat dilihat secara visual
maupun fisiologi. Buah sawit yang matang terlihat dari perubahan warna kulitnya
menjadi jingga kemerah-merahan. Sedangkan secara fisiologi, buah sawit yang
telah matang mempunyai kandungan minyak yang optimum dengan kadar asam lemak
bebas yang minimal.
Anda
bisa menggunakan pedoman dari tabel di bawah ini untuk mempermudah pelaksanaan
pemanenan kelapa sawit di lapangan.
0 komentar:
Posting Komentar