2020-12-26

Ciri-ciri Tandan Buah Sawit (TBS) yang Layak Panen

 

Tujuan utama membudidayakan kelapa sawit adalah memperoleh buahnya. Karena ukurannya kecil, para petani akan memanen buah sawit beserta tandannya untuk menghemat waktu. Jadi buah sawit ini tidak dipetik satu per satu, melainkan dipotong per tandan. Maka tak heran bila tidak semua buah sawit dalam keadaan sudah matang. Pertanyaannya apakah petani merugi? Tentu tidak karena sudah ada kriteria-kriteria mengenai TBS (Tandan Buah Sawit) yang layak untuk dipanen.


Dengan bekerja berdasarkan aturan-aturan yang telah ditentukan, kita tetap bisa menjaga laba atau keuntungan hasil dari budidaya kelapa sawit. Tugas Anda sebagai pemilik perkebunan ialah memastikan semua pekerja melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan aturan-aturan ini. Kemudian lakukan pula evaluasi terhadap kinerja masing-masing pemetik TBS. Karena menjadi muara dari bisnis kelapa sawit, jangan sampai Anda dirugikan oleh ulah pekerja yang tidak patuh terhadap peraturan.

Kenyataannya kuantitas dan kualitas produksi minyak kelapa sawit yang mampu dihasilkan oleh suatu perkebunan tergantung oleh berbagai faktor, di mana salah satunya tingkat kematangan buah pada saat dipanen. Sebisa mungkin proses ini harus menghasilkan TBS yang segar dalam kematangan yang optimal. Pemanenan TBS yang masih mentah menyebabkan berkurangnya kuantitas produksi minyak. Sebaliknya pemanenan TBS yang terlalu matang justru akan mengurangi kualitas minyaknya karena terlalu tinggi mengandung asam lemak bebas.

Pahami  ciri-ciri TBS (Tandan Buah Sawit) yang sudah memenuhi kriteria layak panen di bawah ini!

1.    Paling tidak ada 5 buah TBS yang terlepas atau jatuh sendiri dari pohon kelapa sawit yang berat masing-masingnya kurang dari 10 kg. Atau ada minimal 10 buah TBS yang terlepas/terjatuh sendiri yang mempunyai bobot masing-masing lebih dari 10 kg.

2.   Sebagian buah kelapa sawit sudah terlepas dari tangkainya dan terjatuh sendiri di piringan (memberondol). Untuk pohon yang usianya belum mencapai 10 tahun, jumlah berondolannya sekitar 10 buah. Sedangkan pada pohon yang sudah berumur lebih dari 10 tahun, jumlah berondolannya sekitar 15-20 buah.

3.  Setiap bobot 1 kg TBS kelapa sawit mempunyai berondolan paling tidak sebanyak 2 buah. Kriteria panen yang diharapkan dari prinsip ini yaitu tingkat kematangan buah sudah mencapai fraksi kematangan 1-3, di mana prosentase buah luar yang terjatuh berkisar antara 12,5-75 persen.

4.  Pada tanaman muda yang baru pertama kali belajar menghasilkan buah, kriterianya agak berbeda. Ciri-cirinya yaitu sudah ada minimal 1-2 buah kelapa sawit yang terlepas sendiri dari tandannya, mengingat ukuran tandan yang masih cukup kecil sehingga buahnya lebih cepat mencapai tingkat kematangan yang sempurna.

5.    Lebih dari 60 persen dari TBS yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit per individu sudah mencapai tingkat kematangan yang tepat. Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan memeriksa setiap tanaman, lalu mencatat hasilnya.

Rata-rata pohon kelapa sawit mampu menghasilkan 20-22 TBS per tahun. Setelah mencapai puncak produksinya, tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit ini akan semakin menurun sampai 12-14 TBS per tahun. Kematangan TBS dapat dilihat secara visual maupun fisiologi. Buah sawit yang matang terlihat dari perubahan warna kulitnya menjadi jingga kemerah-merahan. Sedangkan secara fisiologi, buah sawit yang telah matang mempunyai kandungan minyak yang optimum dengan kadar asam lemak bebas yang minimal.

Anda bisa menggunakan pedoman dari tabel di bawah ini untuk mempermudah pelaksanaan pemanenan kelapa sawit di lapangan.

 



 sumber

https://blog.tokotanaman.com/ciri-ciri-tandan-buah-sawit-tbs-yang-layak-panen/



Lokasi: Wonosari, Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar