2020-11-06

PENCATATAN KEGIATAN PENGANGKUTAN HASIL

 PENCATATAN KEGIATAN PENGANGKUTAN HASIL KELAPA SAWIT

https://spks.or.id/file/publikasi/12__SOP_PEMANENAN_PENJUALAN_TBS.pdf

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil produksi (buah/bunch) yang tonase per ha dan per tahunnya sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman-tanaman lain (dapat mencapai 35 ton TBS/ha/tahun). Oleh karena itu organisasi atau pekerjaan transportasi di perkebunan kelapa sawit adalah salah satu pekerjaan yang terpenting/utama.

Pada umumnya pengangkutan buah menggunakan kendaraan truk (dump truck atau light truck). Namun pada beberapa kasus (terutama kebun di areal gambut) pengangkutan buah ada yang menggunakan lori yang ditarik oleh lokomotif langsung dari blok-blok ke pabrik. Beberapa kebun kendaraan pengangkutan buah disediakan sendiri. Namun ada juga kebun-kebun yang menggunakan kendaraan sewa seluruhnya untuk pengangkutan buah (pengangkutan oleh kontraktor).

Transport buah (Fruit Fresh Bunches = FFB) merupakan mata rantai dari 3 (tiga) mata rantai yang terpenting dan saling mempengaruhi yaitu Panen, Angkut dan Olah atau disingkat PAO, seperti gambar berikut :

Dalam ketiga rangkaian tersebut tidak boleh ada yang tidak sinkron. Pada saat akan panen harus sudah ditaksasi dari jumlah tandan buah segar (TBS)-nya sehingga sudah dapat dihitung kebutuhan angkutannya dan juga sudah dapat memperkirakan pengolahan hari besoknya.

Ada 4 (empat) hal yang menjadi sasaran kelancaran transport FFB yaitu :

– Menjaga agar ALB (Asam Lemak Bebas) produksi harian 2-3%
– Kapasitas atau kelancaran pengolahan di pabrik
– Keamanan TBS di lapangan
– Cost (Rp/Kg TBS) transport yang minimal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN TRANSPORT FFB

ORGANISASI PANEN

 Rotasi panen dijaga antara 6-7 hari, sehingga persentase brondolan terhadap janjang maksimum 7-9%. Hal ini perlu agar jangan terlampau banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat brondolan dari TPH ke kendaraan.

 Buah harus diletakkan oleh karyawan potong buah di TPH yang telah ditentukan (bernomor). Interval TPH ialah : tiap 3 (tiga) jalan pikul ada 1 (satu) TPH., seperti contoh pada Ilustrasi Gambar-1.

 Panen dalam setiap hari agar diusahakan terkonsentrasi, jangan terpencar-pencar dari satu mandoran dengan mandoran yang lain. Dan juga arah majunya dari satu ancak ke ancak yang lain diusahakan menurut atau melawan arah putaran jarum jam. Kedua aspek ini perlu dalam rangka efisiensi.

 Harus dihindari adanya potongan-potongan ancak panen di suatu mandoran, artinya diusahakan agar 1 (satu) ancak selesai dipotong dalam 1 (satu) hari.

 Sesudah selesai dipotong satu jalan pikul, karyawan panen harus langsung mengeluarkannya ke TPH. Hal ini perlu agar transport buah sudah dapat dimulai paling lambat jam 08.30 setiap hari. Oleh karena itu, kerani buah harus secepatnya memeriksa dan menerima buah.

 Realisasi tonase buah yang dipanen setiap hari harus hampir sama dengan tonase taksasi buah yang dibuat kemarin sorenya. Hal ini diperlukan untuk penentuan jumlah kendaraan yang akan disediakan.

 Panen hari Minggu sebaiknya dihindari untuk memberi kesempatan waktu untuk reparasi alat-alat transport dan kesempatan istirahat kepada supir dan kenek.

BENTUK/POLA JALAN DI DALAM KEBUN

 Sedapat mungkin harus diusahakan lurus dan jarak antara pasar buah maksimum ± 300 m (33 pokok).

 Jalan-jalan buntu (tidak tembus) diminimalkan dan sebaiknya tidak ada.

 Di areal berbukit diusahakan jalan dibangun di kaki bukit bukan diatas bukit

KONDISI/PERAWATAN JALAN

 Faktor utama kelancaran transport ialah kondisi/perawatan jalan. Masih banyak staf lapangan beranggapan bahwa apabila tidak lancar transport FFB maka perlu penambahan alat transport, padahal kapasitas per unit alat transportnya masih jauh dibawah kapasitas standarnya. Penyebab utama dari keadaan tersebut ialah kondisi jalan yang tidak memadai.

Merupakan suatu gejala umum di perkebunan selama ini yaitu Road Greader yang disediakan perusahaan banyak digunakan untuk menarik kendaraan yang amblas oleh karena kerusakan jalan. Sebaiknya pemanfaatan Road Greader yang demikian harus dihindari atau ditiadakan. Road Greader hanya untuk membentuk dan merawat jalan.

 Perawatan jalan dengan batu terutama dengan batu padas sebaiknya diminimalkan, karena batu padas yang menonjol sering merusakkan ban dan gardan kendaraan (truk dan jeep). Juga perawatan jalan yang telah diberi batu padas sering mengalami kesulitan apabila dirawat lagi dengan Road Greader. Salah satu penyebab seringnya terjadi kerusakan Road Greader adalah karena batu padas yang ada di jalan.

JENIS DAN TIPE ALAT TRANSPORT

Pemilihan jenis atau tipe alat transport yang akan dipakai di suatu perkebunan didasari oleh faktor jarak afdeling/blok dengan pabrik, seperti :

Jarak
Afd/blok-Pabrik (KM)

a. Langsung ke pabrik
b.Tidak langsung (stop over di loading ramp Afdeling) Jenis/Tipe kendaraan kapasitas (ton/hari)
Langsung Truck biasa (kapasitas 7 – 10 ton) Tergantung jarak ke pabrik

KONDSI/PERAWATAN ALAT-ALAT TRANSPORT

Perawatan alat-alat transport di banyak perusahaan perkebunan masih termasuk titik lemah. Banyak faktor penyebabnya, tetapi salah satu penyebab utama ialah kurangnya pengetahuan teknik dari para staf terutama asisten lapangan.

Aspek-aspek yang kurang mendapat perhatian ialah :

 Lemahnya pengetahuan tehnis karyawan di bengkel
 Kurang disiplin jadwal doorsmer
 Muatan kendaraan (tonase) yang berlebihan
 Pengetahuan tehnis para supir yang minim
 Kondisi pasar yang tidak memadai
 Transport FFB yang sampai larut malam
 Sistim premi transport yang kurang menarik
 Dan lain-lain

ORGANISASI PENGOPERASIAN ALAT-ALAT TRANSPORT

Perlunya dihayati bahwa penyediaan kendaraan (truk dan wheel tractor) oleh perusahaan di perkebunan kelapa sawit adalah terutama untuk transport buah (FFB) dan kemudian untuk angkutan lain-lain.

Apabila semua pekerjaan dikelola dengan baik dan kebun sudah mapan maka persentase pemakaian kendaraan adalah sebagai berikut :

Angkutan lain (pupuk, karyawan, bibit dan lain-lain) = 20 – 25 %
Angkutan buah (FFB) = 75 – 80 %

Oleh karena itu penentuan jumlah kendaraan per afdeling terutama ditentukan jumlah produksi per hari.

Efisiensi pengoperasian alat-alat transport akan didapat maksimal apabila :

 Setiap hari Kepala Afdeling merencanakan tonase produksi dan angkutan lain-lain untuk besok setiap sore hari. Awas realisasi produksi tidak boleh terlampau jauh menyimpang dari taksasi, maksimal 2 (dua) %. Hal ini penting dalam rangka penentuan jumlah kendaraan oleh mandor transport atau Kepala Transport.

 Angkutan pupuk dan angkutan lain-lain sudah harus selesai paling lambat jam 08.30 sehingga diatas jam 08.30 kendaraan dikonsentrasikan untuk angkat buah.

 Supir dan kenek harus bawa bekal (bontot). Tidak dibenarkan pulang untuk makan dan minum.

 Jadwal “doorsmer” haus benar-benar dilaksanakan. Untuk hal ini harus tetap tersedia 1-2 unit kendaraan untuk menggantikan kendaraan yang sedang menjalani “doorsmer” atau direparasi tersebut. Sebelumnya supir harus mencatat, melaporkan bagian-bagian yang perlu diperbaiki.

 Jangan dibiarkan mentolerir adanya buah restan (tinggal) di lapangan (TPH).

 Kapasitas setiap kendaraan harus semaksimal mungkin. Oleh karena itu apabila TBS dari satu afdeling sudah habis diangkut maka kendaraan harus pindah ke afdeling lain yang terkendala transportasinya.

 Jangan ada pergerakan kendaraan yang tidak efisien.

 Pengisian BBM setiap hari harus sudah selesai jam 06.00 atau sore hari pada hari sebelumnya.

SISTEM PREMI TRANSPORT

Disusun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan :

 Jenis/tipe alat transport
 Jarak dari afdeling/blok ke loading ramp dan pabrik
 Apakah stop over di loading ramp divisi atau tidak.

KAPASITAS LOADING RAMP DAN KELANCARAN PENGOLAHAN TBS DI PABRIK

Loading ramp dibangun sedemikian rupa sehingga kapasitasnya tidak sampai menyebabkan alat-alat transport menunggu untuk menuangkan TBS, terutama sewaktu ada stagnasi pengolahan di pabrik.

Menurut pengalaman, ada baiknya disediakan loading ramp dan lori dengan kapasitas total dapat menampung minimal produksi 1 (satu) hari. Tetapi penyediaan loading ramp lebih ekonomis dari penyediaan lori (cage) karena investasi dan maintenance cage lebih mahal.

Hal diatas perlu dikemukakan sehingga tidak ada restan buah (TBS) di lapangan dan jangan sampai panen dihentikan sewaktu ada stagnasi pengolahan di pabrik.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGANGKUTAN BUAH

1. Kapasitas angkut dari truk harus dibatasi yaitu maksimal 5-6 ton/trip (untuk sejenis kendaraan seperti Mitsubishi PS 100 atau PS 120). Demikian juga jadwal tiba kendaraan truk ke lokasi panen dan tiba di pabrik harus diatur sedemikian rupa agar operasional kendaraan optimal dan proses pengolahan di pabrik berjalan lancar.

2. Kendaraan truk harus sudah mulai mengangkut pukul 7.00 pagi dan tandan pertama diharapkan dapat sampai di pabrik pada pukul 9.00 sedangkan tandan terakhir selambat-lambatnya pukul 22.00. Setiap kendaraan truk dilayani oleh 2 atau 3 orang tukang muat bongkar dan 1 orang kerani muat.

3. Tandan diusahakan tidak terbanting dan karung brondolan diletakan disebelah atas. Tandan busuk dan tandan kosong jangan ikut terangkut ke pabrik serta semua brondolan dipastikan dimuat ke dalam kendaraan

4. Di pabrik, karung kosong bekas brondolan dikumpulkan dan dikembalikan ke afdeling yang bersangkutan.

5. TBS yang tercecer (jatuh) di jalan harus dipungut kembali. Apabila diperlukan, TBS di dalam truk memakai jaring (terutama pada saat perjalanan cukup jauh dan melawati jalan negara atau kondisi jalan rusak berat).

PELAKSANAAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN

 PELAKSANAAN PENGANGKUTAN HASIL PANEN

https://docplayer.info/47242302-Manajemen-panen-kelapa-sawit.html

Mengangkut hasil panen merupakan kegiatan membawa hasil panen dari kebun ke pabrik untuk dilakukan proses pengolahan berikutnya. Pengangkutan  hasil panen dari kebun ke pabrik  harus dilakukan  secara terencana dan hati-hati agar jadwal pengiriman  dan  jumlah hasil panen secara tepat sampai di pabrik, agar pabrik  dapat  beroperasi  secara  optimal.

Pengangkutan hasil panen yang efek tif dan efisien memerlukan hubungan yang erat dalam perencanaan harian antara  kegiatan lapangan/kebun, pe ngangkutan dan kegiatan pengolahan pabrik. Jika dimungkinkan kelompok pemanen bekerja sedemikian rupa sehinga jumlah tempat           pengumpulan hasil dan jarak pengang kutan  dapat  dikurangi.  Setiap  hari mandor  angkutan  harus  diberitahu lokasi  panen  dan  areal  tempat  pe manen akan bergerak untuk minggu depan.

 

Berikut ini contoh pengangkutan beberapa komoditi perkebunan yaitu:

 

1. Mengangkut Kelapa Sawit


Sistem jaringan jalan di perkebunan merupakan salah satu faktor penting untuk mengumpulkan dan mengangkut hasil kelapa sawit ke pabrik. Selain itu, jaringan jalan yang baik menjamin  kelancaran pengangkutan hasil panen dan lainnya. Banyak pekerjaan di suatu areal atau blok tidak dapat dilaksanakan dengan lancar  karena  prasarana jalan  atau jembatan tidak memadai, sehingga kegiatan operasional jadi terhambat.

Buah kelapa sawit yang dipanen hari ini harus diolah langsung, agar asam lemak bebas (FFA) tidak tinggi. Pada panen puncak, ketika hujan turun  setiap hari, sarana dan prasarana transportasi harus diperhatikan  karena  biasanya pengangkutan buah hasil  panen akan berlangsung selama 24 jam.

Jenis alat transportasi  untuk  perkebunan skala besar, keberadaan truk berukuran besar atau lori sangat dibutuhkan. Untuk perkebunan rakyat, mobil  pick up  yang  dilengkapi dengan gerobak di belakangnya mungkin sudah cukup. Seluruh alat transportasi tersebut digunakan untuk pengangkutan buah hasil panen ke pabrik.

Masalah yang dihadapi jalan raya di kebun sawit itu sangat umum yaitu berdebu di musim kemarau. Sedangkan, musim hujan biasanya jalanan becek, licin dan banjir  yang menyulitkan mobilitas kendaraan dan aktivitas kebun.

Salah satu penyebab jalanan utama rusak adalah  air.  Sebagai gambaran, jalanan lebih mudah rusak dan berlumpur apabila terjadi hujan deras. Air hujan ini sifatnya mudah tembus ke dalam tanah yang selanjutnya akan mengubah tanah menjadi ibaratnya pelumas yang licin. Lembeknya tanah ini akan mengurangi daya tahannya terhadap beban diatas.


2. Mengangkut Daun Teh


Daun  teh  biasanya  dipanen  pada pagi hari pada saat tanaman memiliki tekanan turgor tinggi sehingga pucuk-pucuk teh mudah dipatahkan. Pucuk daun yang telah dipanen harus  segera dibawa ke  pabrik untuk diolah.  Pucuk teh yang dipanen hari itu, akan diolah pada hari itu juga.

Prinsip   pengangkutan daun teh diupayakan agar selama pengangkutan,  proses  fermentasi yang terjadi seminimal  mungkin.  Hal ini agar  dipertahankan  kandungan  tea flavin (TF) dan tea rubigin (TR) dalam daun teh. Oleh karena itu, penataan wadah teh dalam kendaraan pengangkutan     (misal truk) harus diatur  sedemikian  rupa  agar  tidak terjadi  kerusakan  pada  daun  teh. Kualitas teh salah satunya di tentukan oleh seberapa banyak teh yang patah sebelum diproses di pabrik. Begitu  daun teh  sampai di  pabrik, segera dilakukan pembongkaran. Proses pembongkaran teh harus dilakukan  secara  hati-hati sehingga tidak terjadi kerusakan fisik teh yang dapat memicu laju fermentasi.


3. Mengangkut Lateks

 

Mengangkut  hasil lateks berbeda dengan mengangkut  hasil tanaman perkebunan  lainnya.  Jenis alat angkut berupa mobil tangki khusus. Lateks merupakan cairan yang mengandung senyawa kimia  antara lain protein. Protein tersebut memiliki sifat-sifat spesifik  sehingga  mudah terjadi  penggumpalan. Oleh karena itu, proses pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan terjadinya peng gumpalan lateks. Bahkan untuk mencegah terjadinya penggumpalan lateks, biasanya sebelum lateks diangkut  telah diberikan campuran asam formeat.

Meskipun lateks telah diberi larutan asam formeat, selama pengangkutan diupayakan tidak terjadi goncangan. Sebab goncangan selama pengangkutan, dapat memicu terjadinya penggumpalan lateks


WEBINAR "PEMBUATAN GAME ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN"

 


WEBINAR "PEMBUATAN GAME ANDROID SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN"

Penyebaran Virus Corona Diseases 2019 (Covid-19) semakin luas membuat pemerintah dan semua stake holder harus berfikir keras dalam menangani kasus ini. Tentu ini membuat dunia pendidikan kita menjadi berubah 180 derajat dengan beralih pada alternatif akhir yaitu melakukan pembelajaran daring (online classroom) atau e-learning. Di samping kondisi pandemi Covid-19, era digital sekarang ini proses pembelajaran memang dituntut untuk berkembang dengan inovatif. Salah satu upaya memenuhi tantangan tersebut adalah menggunakan Media Pembelajaran yang menyenangkan.

Di era yang semakin modern ini, media pendukung pembelajaran semakin bervariasi bentuk-bentuknya, salah satunya adalah berupa game edukasi yang berbasis android. Game- game edukasi ini sangat banyak di apps store. Game memang adalah media yang dapat memberikan rasa senang pada penggunanya, begitu juga game edukasi. Dengan tamilan game edukasi yang menarik, serta cara penggunaan yang mudah di pahami, tema yang diambil juga menarik pasti akan memberikan proses belajar yang menyenangkan untuk para peserta didik.

SMKS Gunajaya memberikan kesempatan bagi kami guru yang memiliki kemampuan atau yang sudah mengikuti kegiatan workshop maupun pelatihan untuk mengembangkan dan mentranfer ilmu yang didapat kepada teman-teman guru lainnya melalui webinar dan pelatihan online yang di selenggarakan oleh SMKS Gunajaya sendiri. 

Kegiatan akan kami laksanakan secara daring via aplikasi zoom meeting pada  :

Hari / Tanggal     :  Senin, 26 Oktober 2020

Pukul                    :  09.00 WIB s.d 12.00 WIB

Pemateri              :  Julianthie Mandasari, SP (SMKS Gunajaya)

Keterangan           :  -  Bebas biaya pendaftaran/pelatihan

                                 -  Mendapatkan sertifikat

Di ikuti 145 peserta webinar dan pelatihan online, dan 141 peserta dinyatakan lulus kegiatan tersebut. Peserta yang dinyatakan lulus adalah peserta yang mengirimkan tugas berupa pembuatan game sesuai dengan materi pembelajaran yang diampu. Semoga ilmu yang kami berikan bermanfaat bagi seluruh guru yang mengikuti kegiatan yang nanti ilma tersebut dapat di implementasikan ke pada peserta didik. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur, UPTD Telaga Antang, UPTD Antang Kalang, UPTD Tualan Hulu dan Management BGA Group (PT. KMB) yang telah banyak membantu dalam terselenggaranya webinar ini.         


MENGANGKUT HASIL TANAMAN PERTANIAN

 MENGANGKUT HASIL TANAMAN PERTANIAN

https://modifjokmobil.blogspot.com/2019/10/24-gambar-mobil-truk-muat-sawit-trend.html


Mengangkut hasil panen dari kebun ke gudang adalah merupakan bagian dari kegiatan memanen hasil tanaman pertanian. Kegiatan ini juga berpengaruh terhadap hasil panen, terutama terhadap kualitas hasil panen. Dengan cara pengangkutan yang sembarang saja menyebabkan tingkat kerusakan hasil panen lebih besar. Oleh karenanya upaya mengangkut hasil panen tanaman pertanian perlu pula adanya perhatian khusus.
Pertimbangan Menentukan Cara Pengangkutan
1).       Karakteristik Hasil Panen
            Setiap hasil panen tanaman pertanian memiliki karakter yang berbeda-beda, baik dari segi bentuk maupun sifatnya.
§  Bentuk hasil Panen Tanaman
            Hasil panen tanaman dapat berupa umbi, batang, getah,  daun, bunga, dan buah. Sesuai dengan karakter ini maka alat dan perlengkapan pengangkutannya harus disesuaikan, terutama berkaitan dengan ukuran dari hasil tanaman tersebut. Sebagaimana hasil tanaman sayuran akan berbeda alat dan perlengkapan pengangkutannya dengan hasil tanaman yang berupa buah.
§  Sifat Hasil Panen
            Sifat hasil panen tanaman juga bervariasi, dari hasil tanaman yang mudah rusak sampai hasil tanaman yang tahan atau tidak mudah rusak. Kemungkinan penyebab kerusakan hasil tanaman pertanian semasa pengangkutan adalah:
-          Pengaruh iklim atau cuaca.
            Beberapa jenis hasil tanaman akan terpengaruh terhadap iklim atau cuaca. Terlebih lagi bila jarak kebun ke gudang cukup jauh. Oleh karena itu alat angkut yang diperlukan adalah yang mampu mempertahankan kualitas hasil panen selama pengangkutan ke gudang.
-          Kesesuaian alat pengangkutan
            Alat angkut hasil panen tanaman pertanian memiliki spesifikasi tertentu, sesuai dengan hasil panen tanaman apa yang akan diangkut. Namun umumnya petani tidak memiliki alat angkut yang spesifik, sehingga mereka menggunakan suatu alat angkut hasil panen tanaman pertanian yang serba guna.

2).      Jarak Pengangkutan
            Jarak pengangkutan juga menentukan terhadap tingkat kerusakan hasil panen tanaman pertanian. Sebagaimana tanaman karet yang umumnya jarak kebun ke gudang/pabrik relatif cukup jauh, sementara hasil panennya akan cepat menggumpal sebelum dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian untuk getah karet ini memerlukan perlakuan khusus selama pengangkutan sampai kegudang. Demikian pula alat transpotasinya juga didesain secara khusus.
3).       Medan Lapangan.
            Tidak setiap tanaman dibudidayakan pada lahan yang mudah terjangkau dengan kendaraan. Umumnya di Indonesia tanaman pertanian dibudidayakan pada lahan-lahan yang medannya bergelombang dan jalanpun hanya merupakan jalan setapak serta belum ada pengerasan jalan. Kalau ada baru dengan pengerasan batu yang tidak diratakan. Dengan kondisi medan lapangan yang demikian akan mempengaruhi jenis atau macam alat dan perlengkapan pengangkutan hasil panen  tanaman tersebut.
4).       Tenaga Kerja
Untuk di Indonesia jumlah tenaga kerja pertanian masih belum menjadi faktor pembatas pada kegiatan budidaya tanaman pertanian. Mungkin permasalahannya adalah tingkat pengetahuan tenaga kerja, khususnya dalam hal bagaimana cara mengangkut hasil panen tanaman pertanian yang benar. Di negeri lain dimana tenaga kerja pertanian sudah berkurang dan cukup mahal, maka pemanfaatan teknologi penggunaan alat mesin pertanian merupakan pertimbangan untuk mengatasi sedikit dan mahalnya tenaga kerja dibidang pertanian.
Alat/perlengkapan Pengangkutan
Secara konvensional petani tidak terlalu mempermasalahkan alat dan perlengkapan pengangkutan hasil panen tanaman pertaniannya. Miniamalnya cukup dengan menggunakan karung-karung dan dipanggul atau digendong dari kebun hingga kerumahnya. Namun untuk hasil panen tanaman tertentu dengan jarak yang jauh dan jumlahnya cukup besar, maka petani sudah mulai mempertimbangkan alat dan perlengkapan pengangkutan yang mungkin digunakan. Pertama kali hanya berpikir agar hasil panen tanamannya bisa sampai kerumah/gudang. Tetapi setelah adanya persyaratan dari permintaan pasar tentang bagaimana kualitas yang diinginkan pasar, petani mulai berpikir bagaimana cara mengangkut hasil panennya agar hasilnya tidak banyak rusak dan laku mahal. Berbagai macam alat dan perlengkapan untuk mengangkut hasil panen tanaman pertanian adaah sebagai berikut:
1).       Kendaraan Pengangkut
Umumnya hasil panen tanaman pertanian diangkut dalam dua tahap hingga sampai ke gudang atau rumah petani.
Pada tahap pertama adalah mengangkut hasil panen dari kebun sampai ke tempat pengumpulan. Tempat pengumpul-an ini biasanya dipilih dipinggir jalan atau  tempat-tempat yang terjangkau oleh kendaraan roda empat atau pedati. Alat transpotasi yang digunakan adalah:
§  Tandu/keranjang/karung yang dibawah oleh tenaga manusia sebagai pengangkut. Alat ini digunakan bila jalan yang dilalui adalah jalan setapak atau bahkan sesekai menyeberangi sungai.
§  Gerobag dorong/tarik yang didorong atau ditarik oleh tenaga manusia. Alat pengangkut ini digunakan bila jalan yang dilalui cukup untuk dilewati gerobag dorong/tarik. Kurang lebih lebar jalan adalah 1 meter.
§  Sepeda atau sepeda motor. Jalan yang dilalui adalah yang memungkinkan dilewati kendaraan ini, yaitu lebar jalan lebih kurang 1 meter.
§  Perahu kecil atau rakit, bila jalan yang memungkinkan untuk mengangkut hasil panen hanyalah sungai yang menghubungkan antara kebun dengan tempat pengumpulan.
Tahap kedua adalah mengangkut hasil panen dari tempat pengumpulan ke gudang, kerumah petani, dan atau langsung ke pabrik. Umumnya yang digunakan mengangkut hasil panen dari tempat pengumpulan sampai kegudang/ rumah petani/ langsung ke pabrik adalah menggunakan pedati yang ditarik oleh seeokor atau dua ekor lembu, kendaraan truk atau colt pick up. Untuk hasil tanaman tertentu digunakan alat transpotasi khusus, seperti getah karet, sayur mayur dll.
2).      Alat Bantu Pengangkutan
Alat bantu untuk mengangkut hasil panen tanaman adalah alat yang digunakan untuk memindahkan hasil panen dari tumpukan ditanah ke atas kendaraan transpotasi. Peralatan/perlengkapan ini meliputi sekop, karung, keranjang, ember. Untuk hasil panen yang cukup banyak dan berat digunakan Alat pengangkut hidrolic.