Hasil terpenting dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit
yang dari ekstraksi daging buah (pericarp). Hasil
lain yang tidak kalah penting adalah minyak inti sawit atau kernel yang juga
diperoleh dengan cara ekstraksi.
Pertama tandan buah diletakkan di piringan Buah yang lepas di
satukan dan dipisahkan dari tandan. Kemudian tandan buah dibawa ke Tempat
Pengumpulan Buah (TPH) dengan truk tanpa ditunda. Di TPH tandan diatur berbaris
5 atau 10. Buah kelapa sawit harus segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah.
Penyimpanan menyebabkan kadar asam lemak bebas tinggi. Pengolahan dilakukan
paling lambat 8 jam setelah panen.
Di pabrik buah akan direbus, dimasukkan ke mesin pelpas buah,
dilumatkan didalam digester, dipres dengan mesin untuk mengeluarkan minyak dan
dimurnikan. Sisa pengepresan berupa ampas dikeringkan untuk memisahkan biji dan
sabut. Biji dikeringkan dan dipecahkan agar inti (kernel) terpisah
dari cangkangnya.
Tahapan dari pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai
berikut:
1. Perebusan (sterilisasi) TBS
TBS yang masuk kedalam pabrik selanjutnya direbus di dalam sterilizaer. Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm
dan suhu 130o C selama 50-60 menit. Tujuan perebusan TBS
adalah:
o
Menonaktifkan enzim lipase yang
dapat menstimulir pembekuan freefatty acid
o
Membekukan protein globulin sehingga minyak mudah dipisahkan
dari air
o
Mempermudah perontokan buah
o
Melunakkan buah sehuingga mudah diekstraksi
2. Periontokan buah
Dalam tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dengan menggunakan
mesin tresher. Tandan kosong disalurkan ke temapat
pembakaran atau digunakan sebagai bahan pupuk organic. Sedangkan buah
yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa kemesin pelumatan. Selama proses
perontokan buah, minyakl dan kernel yang terbuang sekitar 0,03%
3. Pelumatan buah
Proses pelumatan buah adalah dengan memotong dan mencacah buah
di dalam steam jacket yang dilengkapi dengan pisau
berputar. Suhu didalam steam jacket sekitar 85-90oC.
Tujuan dari pelumatan buah adalah:
o
Menurunkan kekentalan minyak
o
Membebaskan sel-sel yang mengandungb minyak dari serat buah
o
Menghancurkan dinding sel buah sampai terbentuk pulp
4. Pengempaan (ekstraksi minyak sawit).
Proses pengempaanb bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak
dan melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat didalam ampas. Proses
pengempaan dilakukan dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp yang
dicampur dengan air yang bersuhu 95oC. Selain itu proses ekstraksi minyak
kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi, bahan pelarut dan
tekanan hidrolis.
5. Pemurnian (klarifikasi minyak )
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak
sawit umumnya masih mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air ekitar
40-45% air. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Presentase
minyak sawit yang dihasilkan dalam oproses pemurnian sekitar 21%. Proses
pemurnian minyak kelap sawit terdiri dari beberapa tahapan yaitu
a. pemurnian minyak di dalam tangki pemisah
(clarification tank)
prinsip dari proses pemurnian minyak di dalam
tangki pemisah adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan
sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air.
b. Sentrifugasi minyak
dalam tahap ini minyak dimurnikan dari berbagai macam kotoran
yang lebih halus lagi. Hasil akhir dari proses sentrifugasi ini adalah minyak
dengan kadar kotoran kurang dari0,01%
c. Pengeringan hampa
Dalam tahap ini kadar air diturunkan sampai 0,1%. Proses
penngeringan hampa dilakukan dalam kondisi suhu 95oC
dan tekanan-75cmHg.
d. Pemurnian minyak dengan tangki lumpur
Proses pemurnian didalam tangki lumpur bertujuan untuk
memisahkan minyak dari lumpur.
e. Strainer
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari sampah halus
f. precleaner
proses precleaner bertujuan
untuk memisahkan pasir pasir harus dari sludge.
g. Sentrifugasi lumpur
Dalam tahap ini minyak dimurnikan kembali dari air dan kotoran.
Prinsip yang digunakan adalah dengan memisahkan bahan berdasarkan berat jenis
masing-masing bahan.
h. Setrifugasi pemurnian minyak
Tahap ini hampir sama dengan sentrifugasi lumpur, hanya putaran
sentrifugasi lebih cepat.
i. Pengeringan minyak
Dalam proses pengeringan minyak, kadar air yang terkandung di
dalam minyak diturunkan. Proses ini berlangsung dalkam teklanan -75cmhHg dan
suhu 95oC
6. Pemisahan biji dengan Serabut
(Depeicarping)
Ampas buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan
dipananskan sampai keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan
secara pneumatic. Serabut selanjutnya di bawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nit cleaning atau polishing
drum . Tujuannya agar biji bersih dan seragam.
7. Pengerinagn dan pemisahan inti sawit
Setelah dipisahkan dari serabut, selanjutya biji dikeringkan
dalam silo dengan suhu 56oC selama 12-16
jam. Kadar air biji diturunkan sampai 16%. Proses pengeringan menyebabkan inti
sawit menyusut sehingga mudah untuk dipisahkan. Untuk memisahkan inti sawit
dari tempurungnya digunakan alat hydrocyclone separator. Setelah
terpisah dari tempurungnya inti sawit selanjutnya dicuci sampai bersih. Proses
slanjutnya inti dikeringkan sehingga kadar airnya tinggal 7,5%. Proses
pengeringan dilakukan dalam suhu di atas 90oC.
Standar Produksi
Standar produksi ini meliputi : klasifikasi dan standar mutu,,
car pengujian, pengambilan sampel, dan cara pengemasan.
Standar mutu
Standar mutu kelapa sawit di Indonesia tercantum di dalam
Standar Produksi SP N10 1975
Klasifikasi
Inti sawit digolongkan dalam satu jenis mutu dengan nama “
Sumatra Palm Kernel”. Adapun syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai
berikut:
1.
Kadar minyak minimum (%) : 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975
2.
Kadar air maksimum(%): 8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975
3.
Kontaminasi maksimum(%): 4,0 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
4.
Kadar inti pecah maksimum(%): 15 ; cara pengujian SP-SMP-31-1975
Produksi minyak kelapa sawit sebagai bahan pangan memilki dua
aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak,
kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma
dan kejernihan serta kemurnian produk.
Kelapa sawit dengan mutu prima (SQ, Special Qualiti) seperti yang dihasilkan Malaiyia
mengandung asam lemak (FFA:Free Fatty Acid)
tidak lebih dari 2% pada saat pengapalan, kualitas standard minyak kelapa sawit
mengandung tidak lebih 5% FFA.
Stelah pengolaha, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan
rendeman minyak 22,1-22,2%(tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,2-1,7%
(terendah).
Pengambilan contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah
karung dengan maksimum 30 karung tiap partai barang, kemudian tiap karung
diambil contoh maksimum 1 Kg. contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur dan dari
campuran tersebut di ambil 1 kg untuk dianalisa.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang
telah berpengalaman dan dilatih terlabih dahulu dan mempunyai ikatan dengan
suatu badan hukum.
Pengemasan
a) Cara pengemasan : inti kelapa sawit dikemas
dalam karung goni kuat, bersih, kering dan kuat dengan berat bersih 50-80kg dan
dijahit menyilang pada ujung karungnya atau dikapal kan secara “bulk”.
b) Pemberian merek: nama barang jenis
mutu, identitas penjual, produce of Indonesia,
berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara tujuan.
Sumber
https://habibiezone.wordpress.com/2010/04/10/pasca-panen-dan-standar-produksi-kelapa-sawit/