Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP dapat melakukan refleksi atas praktik
disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya.
CGP dapat menerapkan disiplin restitusi di
posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung
jawab, mandiri dan merdeka.
CGP dapat menganalisis secara kritis, reflektif, dan terbuka atas penemuan diri
yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.
Bacalah kasus-kasus di bawah ini, dan
cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia:
·
Tisa dan Hana dipanggil masuk
ke ruangan Ibu Dewi, kepala sekolah SMA Makmur. Ibu Dewi baru saja mendapatkan
pengaduan dari ibunda Tisa, bahwa Hana menggunakan kata-kata kasar, dan
merendah-rendahkan Tisa di sosial media.
·
Anto jarang sekali hadir di
pembelajaran jarak jauh, dan pada saat hadir pun, Anto seringkali menggunakan
kata-kata kasar di kolom chat mengejek teman-temannya. Hal ini sudah sangat
mengganggu dan beberapa orang tua murid yang mengikuti pembelajaran daring
mengeluhkan tentang perilaku Anto di pembelajaran jarak jauh.
Bila Anda adalah seorang kepala sekolah,
penerapan disiplin apakah yang akan Anda lakukan untuk kasus Hana dan kasus
Anto? Mengapa?
Jawaban
Untuk kasus Hana yang menggunakan kata-kata
kasar dan merendahkan Tisa di media sosial, tindakan disiplin yang bisa
dilakukan adalah mengingatkan Hana tentang aturan sekolah terkait perilaku
etika dan norma sosial. Hana perlu menjalani sesi konseling untuk belajar
mengelola emosi serta konflik dengan cara yang lebih positif. Selain itu, bisa
diberlakukan sanksi disiplin sesuai kebijakan sekolah, seperti teguran
tertulis. Untuk kasus Anto yang jarang hadir dan sering menggunakan kata-kata
kasar di pembelajaran jarak jauh, langkah-langkah disiplin yang bisa diambil
adalah memberikan peringatan resmi terkait absennya yang tidak teratur dan
perilaku kurang sopan di platform pembelajaran daring. Anto juga perlu mendapat
bimbingan. Penting melibatkan orang tua Anto dalam proses penyelesaian masalah
ini agar mereka dapat mendukung perubahan perilaku yang diinginkan dari Anto.
5 Posisi Kontrol
Diane Gossen dalam bukunya
Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru
perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka
selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan
murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada
teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol
yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol.
Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman,
Pemantau dan Manajer.
Mari kita tinjau lebih dalam kelima posisi
kontrol ini. Dibagian bawahnya adalah contoh peragaan yang dikutip dari Yayasan
Pendidikan Luhur (2007) di mana ada seorang murid yang melanggar suatu
peraturan sekolah. Selanjutnya ada dialog antara seorang guru dengan murid
tersebut, serta bagaimana guru tersebut menjalankan disiplin dengan menggunakan
kelima posisi kontrol untuk kasus yang sama.
Penghukum
Karakteristik: Menegakkan aturan dengan
keras, memberikan hukuman langsung tanpa mempertimbangkan konteks atau
alternatif penyelesaian.
Pembuat Rasa Bersalah
Karakteristik: Menggunakan rasa bersalah
sebagai alat kontrol, membuat individu merasa bersalah atas kesalahan mereka.
Teman
Karakteristik: Berusaha terlalu bersahabat
dan kurang menegakkan aturan, mengutamakan hubungan daripada disiplin.
Pemantau
Karakteristik: Mengamati dan memastikan
aturan diikuti, tetapi cenderung pasif dan tidak mengambil tindakan tegas.
Manajer
Karakteristik: Menerapkan aturan dengan
adil, mempertimbangkan situasi dan konteks, serta mencari solusi yang
konstruktif dan restoratif.
5 Posisi Kontrol Restitusi
posisi kontrol menyoroti pentingnya
pemahaman tentang bagaimana individu menghadapi tantangan dan konflik dalam
kehidupan mereka. Dari posisi kontrol internal yang penuh tanggung jawab hingga
posisi kontrol eksternal yang lebih cenderung mengalihkan tanggung jawab kepada
faktor eksternal, setiap posisi memiliki dampak yang berbeda pada cara individu
merespons situasi. Melalui pemahaman yang mendalam tentang posisi kontrol,
seseorang dapat mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik, memperkuat rasa
tanggung jawab, dan memilih respon yang lebih adaptif terhadap tantangan yang
dihadapi. Dengan demikian, memahami dan merespons 5 posisi kontrol secara
kritis, reflektif, dan terbuka merupakan langkah penting dalam pengembangan
pribadi dan interaksi yang lebih efektif dengan lingkungan sekitar.
Tugas Mandiri
0 komentar:
Posting Komentar