2024-05-20

1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol

 


Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya.

CGP dapat menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan merdeka.

CGP dapat menganalisis secara kritis,  reflektif, dan terbuka atas penemuan diri yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.

 

Bacalah kasus-kasus di bawah ini, dan cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia:

·       Tisa dan Hana dipanggil masuk ke ruangan Ibu Dewi, kepala sekolah SMA Makmur. Ibu Dewi baru saja mendapatkan pengaduan dari ibunda Tisa, bahwa Hana menggunakan kata-kata kasar, dan merendah-rendahkan Tisa di sosial media.

·       Anto jarang sekali hadir di pembelajaran jarak jauh, dan pada saat hadir pun, Anto seringkali menggunakan kata-kata kasar di kolom chat mengejek teman-temannya. Hal ini sudah sangat mengganggu dan beberapa orang tua murid yang mengikuti pembelajaran daring mengeluhkan tentang perilaku Anto di pembelajaran jarak jauh.

Bila Anda adalah seorang kepala sekolah, penerapan disiplin apakah yang akan Anda lakukan untuk kasus Hana dan kasus Anto? Mengapa?

Jawaban

Untuk kasus Hana yang menggunakan kata-kata kasar dan merendahkan Tisa di media sosial, tindakan disiplin yang bisa dilakukan adalah mengingatkan Hana tentang aturan sekolah terkait perilaku etika dan norma sosial. Hana perlu menjalani sesi konseling untuk belajar mengelola emosi serta konflik dengan cara yang lebih positif. Selain itu, bisa diberlakukan sanksi disiplin sesuai kebijakan sekolah, seperti teguran tertulis. Untuk kasus Anto yang jarang hadir dan sering menggunakan kata-kata kasar di pembelajaran jarak jauh, langkah-langkah disiplin yang bisa diambil adalah memberikan peringatan resmi terkait absennya yang tidak teratur dan perilaku kurang sopan di platform pembelajaran daring. Anto juga perlu mendapat bimbingan. Penting melibatkan orang tua Anto dalam proses penyelesaian masalah ini agar mereka dapat mendukung perubahan perilaku yang diinginkan dari Anto.

5 Posisi Kontrol

Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah Penghukum, Pembuat Rasa Bersalah, Teman, Pemantau dan Manajer.

Mari kita tinjau lebih dalam kelima posisi kontrol ini. Dibagian bawahnya adalah contoh peragaan yang dikutip dari Yayasan Pendidikan Luhur (2007) di mana ada seorang murid yang melanggar suatu peraturan sekolah. Selanjutnya ada dialog antara seorang guru dengan murid tersebut, serta bagaimana guru tersebut menjalankan disiplin dengan menggunakan kelima posisi kontrol untuk kasus yang sama.

Penghukum

Karakteristik: Menegakkan aturan dengan keras, memberikan hukuman langsung tanpa mempertimbangkan konteks atau alternatif penyelesaian.

Pembuat Rasa Bersalah

Karakteristik: Menggunakan rasa bersalah sebagai alat kontrol, membuat individu merasa bersalah atas kesalahan mereka.

Teman

Karakteristik: Berusaha terlalu bersahabat dan kurang menegakkan aturan, mengutamakan hubungan daripada disiplin.

Pemantau

Karakteristik: Mengamati dan memastikan aturan diikuti, tetapi cenderung pasif dan tidak mengambil tindakan tegas.

Manajer

Karakteristik: Menerapkan aturan dengan adil, mempertimbangkan situasi dan konteks, serta mencari solusi yang konstruktif dan restoratif.

5 Posisi Kontrol Restitusi

posisi kontrol menyoroti pentingnya pemahaman tentang bagaimana individu menghadapi tantangan dan konflik dalam kehidupan mereka. Dari posisi kontrol internal yang penuh tanggung jawab hingga posisi kontrol eksternal yang lebih cenderung mengalihkan tanggung jawab kepada faktor eksternal, setiap posisi memiliki dampak yang berbeda pada cara individu merespons situasi. Melalui pemahaman yang mendalam tentang posisi kontrol, seseorang dapat mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik, memperkuat rasa tanggung jawab, dan memilih respon yang lebih adaptif terhadap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, memahami dan merespons 5 posisi kontrol secara kritis, reflektif, dan terbuka merupakan langkah penting dalam pengembangan pribadi dan interaksi yang lebih efektif dengan lingkungan sekitar.

Tugas Mandiri


Lokasi: Sampit, Mentawa Baru Hulu, Kec. Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar