2024-05-20

1.4.a.4.6. Restitusi - Segitiga Restitusi


Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.

CGP dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka.

CGP dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin positif di lingkungannya

Proses tiga tahapan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip utama dari Teori Kontrol, yaitu:

 


Ketiga strategi tersebut direpresentasikan dalam 3 sisi segitiga restitusi. Langkah-langkah tersebut tidak harus dilakukan satu persatu secara kaku. Banyak guru yang sudah menggunakannya dalam berbagai versi menurut gaya mereka masing-masing bahkan tanpa mengetahui tentang teori restitusi.

Ada tiga langkah dalam Segititiga Restitusi yaitu:

1 . Menstabilkan identitas, contoh kalimatnya

  • ·       Berbuat salah itü tidak apa-apa.
  • ·       Tidak ada manusia yang sempurna
  • ·       Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
  • ·       Kita bisa menyelesaikan ini.
  • ·  Bapak/lbu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/lbu ingin mencari solusi dari permasalahan ini.
  • ·       Kamu berhak merasa begitu.
  • ·       Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

2. Validasi tindakan yang salah, contoh kalimatnya

  • ·       "Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
  • ·       "Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu”
  • ·   "Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu".
  • ·       "Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.”

3. Menanyakan keyakinan. contoh kalimatnya

  • ·       Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
  • ·       Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
  • ·       Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
  • ·       Kamu mau jadi orang yang seperti apa?

Langkah restitusi

1. Langkah pertama pada bagian dasar segitiga adalah menstabilkan identitas.

Jika anak berbuat salah maka ada kebutuhan dasar mereka yang tidak terpenuhi. Bagian dasar segitiga restitusi memiliki tujuan untuk merubah orang yang gagal karena telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses.

Kita harus mampu meyakinkan mereka dengan mengatakan kalimat seperti :

  • ·       tidak ada manusa yang sempurna;
  • ·       saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.

Ketika seseorang dalam kondisi emosional maka Otak tidak akan mampu berpikir rasional, saat inilah kita menstabilkan identitas anak. Anak kita bantu untuk tenang dan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan.

2. Langkah kedua adalah memvalidasi tindakan yang salah.

Pada langkah kedua ini, kita harus memahami dan menemukan kebutuhan dasar yang mendasari tindakan anak berbuat kesalahan. Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan tertentu.

Ketika kita menolak anak yang berbuat salah, dia akan tetap dalam masalah. Yang diperlukan adalah kita memahami alasan melakukan hal tersebut sehingga anak merasa dipahami.

3. Langkah ketiga yaitu menanyakan keyakinan.

Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika langkah 1 dan Langkah 2 sukses dilakukan, maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Penting menanyakan ke anak tentang kehidupan kedepan yang dia inginkan.

Ketika mereka sudah menemukan gambaran masa depannya, guru dapat membantu mereka untuk tetap fokus pada gambarannya. Melalui segitiga restitusi kita dapat mewujudkan mereka menjadi murid yang merdeka. Mereka mampu menyelesaikan masalah dengan motivasi internal dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.

Tugas 1

Mario dan Adi merupakan murid kelas 8 di SMP Tunas. Pada jam istirahat makan siang, saat semua anak lain bermain di luar kelas, mereka diajak bicara oleh guru wali kelas mereka, Bapak Joko, di ruang kelas.

Dari 5 posisi kontrol, posisi mana yang dipraktikkan oleh guru? Jelaskan!

Jawaban

guru mempraktikkan posisi kontrol yang disebut sebagai "penyelesaian masalah bersama". Guru tidak mengambil posisi otoriter atau menyalahkan murid-muridnya, namun bersama-sama mencari solusi atas masalah yang terjadi. Guru mengajak murid-muridnya untuk berpikir secara kritis tentang tindakan mereka, mengingatkan mereka pada nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam kelas, dan memfasilitasi proses untuk memperbaiki situasi tersebut. Dengan demikian, guru berada dalam posisi yang berempati, mendukung, dan memandu murid-muridnya menuju penyelesaian masalah secara bersama-sama. (Pak Joko yaitu pada posisi kontrol manager, pak Joko melakukan tiga tahapan dalam segitiga restitusi yaitu: 1. menstabilkan keadaan; 2. validasi tindakan yang benar; 3. Keyakinan kelas.)

Tugas 2

Mario dan Adi merupakan murid kelas 8 di SMP Tunas. Pada jam istirahat makan siang, saat semua anak lain bermain di luar kelas, mereka diajak bicara oleh guru wali kelas mereka, Bapak Joko, di ruang kelas.

Kebutuhan apa yang berusaha dipenuhi oleh Mario dan Adi?

Jawaban

Mario dan Adi mencoba memenuhi kebutuhan untuk bersenang-senang dan merasa senang dengan bermain lempar-lemparan makanan di kantin. Namun, pada saat yang sama, mereka juga memiliki kebutuhan untuk diakui dan dihormati oleh teman-teman mereka, serta mempertahankan hubungan baik dengan lingkungan sekitar, termasuk dengan Ibu Dina, kepala sekolah mereka. Meskipun awalnya mereka merasa senang, mereka menyadari bahwa tindakan mereka telah merugikan orang lain dan merusak lingkungan sekolah, yang pada akhirnya membuat mereka merasa bersalah dan menyesal. Oleh karena itu, mereka membutuhkan pemahaman dan arahan dari Pak Joko untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai kelas dan sekolah mereka

Tugas 3

Mario dan Adi merupakan murid kelas 8 di SMP Tunas. Pada jam istirahat makan siang, saat semua anak lain bermain di luar kelas, mereka diajak bicara oleh guru wali kelas mereka, Bapak Joko, di ruang kelas.

Apa yang dikatakan guru dalam tahap Menstabilkan Identitas, Validasi Tindakan, dan Mencari Keyakinan?

Jawaban

Dalam tahap Menstabilkan Identitas, guru memberikan pengakuan atas situasi yang dialami oleh Mario dan Adi, dengan mengkonfirmasi bahwa mereka berada dalam masalah. Guru juga menunjukkan bahwa dia ada di sana untuk membantu mencari solusi bersama, bukan untuk menyalahkan siapa pun. Dalam tahap Validasi Tindakan, guru mengakui bahwa Mario dan Adi mungkin merasa senang saat melakukan lempar-lemparan makanan di kantin, namun dia juga menyoroti bahwa tindakan tersebut merugikan orang lain, khususnya Ibu Dina, kepala sekolah. Ini membantu mengakui perasaan mereka tetapi juga menegaskan konsekuensi dari perilaku mereka. Dalam tahap Mencari Keyakinan, guru kembali ke nilai-nilai kelas dan sekolah, menekankan pentingnya menghormati orang lain dan lingkungan, serta mempertanyakan apakah perilaku mereka sejalan dengan nilai-nilai tersebut. Guru memberikan arahan kepada Mario dan Adi untuk bertindak lebih baik di masa mendatang, menegaskan bahwa mereka harus selalu mengindahkan keyakinan kelas mereka.

Tugas 4

Mario dan Adi merupakan murid kelas 8 di SMP Tunas. Pada jam istirahat makan siang, saat semua anak lain bermain di luar kelas, mereka diajak bicara oleh guru wali kelas mereka, Bapak Joko, di ruang kelas.

Kira-kira sesuai prinsip restitusi, apa yang akan dilakukan Mario dan Adi untuk memperbaiki kesalahan mereka pada Ibu Dina?

Jawaban

Sesuai dengan prinsip restitusi, Mario dan Adi kemungkinan akan melakukan beberapa langkah untuk memperbaiki kesalahan mereka terhadap Ibu Dina yaitu mengakui kesalahan mereka dengan jujur kepada Ibu Dina dan meminta maaf secara tulus atas tindakan mereka yang tidak sengaja menyakiti beliau.

Lokasi: Sampit, Mentawa Baru Hulu, Kec. Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar