Tujuan
Pembelajaran Khusus
CGP menjelaskan
restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid
sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.
CGP dapat
menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi
murid merdeka.
CGP dapat
menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin positif di
lingkungannya
Proses tiga
tahapan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip utama dari Teori Kontrol,
yaitu:
Ketiga strategi
tersebut direpresentasikan dalam 3 sisi segitiga restitusi. Langkah-langkah
tersebut tidak harus dilakukan satu persatu secara kaku. Banyak guru yang sudah
menggunakannya dalam berbagai versi menurut gaya mereka masing-masing bahkan
tanpa mengetahui tentang teori restitusi.
Ada tiga langkah
dalam Segititiga Restitusi yaitu:
1 .
Menstabilkan identitas, contoh kalimatnya
- ·
Berbuat salah itü tidak
apa-apa.
- ·
Tidak ada manusia yang sempurna
- ·
Saya juga pernah melakukan
kesalahan seperti itu.
- ·
Kita bisa menyelesaikan ini.
- · Bapak/lbu tidak tertarik
mencari siapa yang salah, tapi Bapak/lbu ingin mencari solusi dari permasalahan
ini.
- ·
Kamu berhak merasa begitu.
- ·
Apakah kamu sedang menjadi
teman yang baik buat dirimu sendiri?
2. Validasi
tindakan yang salah, contoh kalimatnya
- ·
"Padahal kamu bisa
melakukan yang lebih buruk dari ini ya?”
- ·
"Kamu pasti punya alasan
mengapa melakukan hal itu”
- · "Kamu patut bangga pada
dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu".
- ·
"Kamu boleh mempertahankan
sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.”
3. Menanyakan
keyakinan. contoh kalimatnya
- ·
Apa yang kita percaya sebagai
kelas atau keluarga?
- ·
Apa nilai-nilai umum yang kita
telah sepakati?
- ·
Apa bayangan kita tentang kelas
yang ideal?
- ·
Kamu mau jadi orang yang
seperti apa?
Langkah
restitusi
1. Langkah pertama pada bagian dasar segitiga adalah menstabilkan identitas.
Jika anak
berbuat salah maka ada kebutuhan dasar mereka yang tidak terpenuhi. Bagian
dasar segitiga restitusi memiliki tujuan untuk merubah orang yang gagal karena
telah berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses.
Kita harus mampu
meyakinkan mereka dengan mengatakan kalimat seperti :
- ·
tidak ada manusa yang sempurna;
- ·
saya juga pernah melakukan
kesalahan seperti itu.
Ketika seseorang
dalam kondisi emosional maka Otak tidak akan mampu berpikir rasional, saat
inilah kita menstabilkan identitas anak. Anak kita bantu untuk tenang dan
mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan.
2. Langkah kedua
adalah memvalidasi tindakan yang salah.
Pada langkah
kedua ini, kita harus memahami dan menemukan kebutuhan dasar yang mendasari
tindakan anak berbuat kesalahan. Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia,
baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan tertentu.
Ketika kita
menolak anak yang berbuat salah, dia akan tetap dalam masalah. Yang diperlukan
adalah kita memahami alasan melakukan hal tersebut sehingga anak merasa
dipahami.
3. Langkah
ketiga yaitu menanyakan keyakinan.
Teori kontrol
menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika langkah
1 dan Langkah 2 sukses dilakukan, maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan
nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan.
Penting menanyakan ke anak tentang kehidupan kedepan yang dia inginkan.
Ketika mereka
sudah menemukan gambaran masa depannya, guru dapat membantu mereka untuk tetap
fokus pada gambarannya. Melalui segitiga restitusi kita dapat mewujudkan mereka
menjadi murid yang merdeka. Mereka mampu menyelesaikan masalah dengan motivasi
internal dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Tugas 1
Mario dan Adi
merupakan murid kelas 8 di SMP Tunas. Pada jam istirahat makan siang, saat
semua anak lain bermain di luar kelas, mereka diajak bicara oleh guru wali
kelas mereka, Bapak Joko, di ruang kelas.
Dari 5 posisi
kontrol, posisi mana yang dipraktikkan oleh guru? Jelaskan!
Jawaban
guru
mempraktikkan posisi kontrol yang disebut sebagai "penyelesaian masalah
bersama". Guru tidak mengambil posisi otoriter atau menyalahkan
murid-muridnya, namun bersama-sama mencari solusi atas masalah yang terjadi.
Guru mengajak murid-muridnya untuk berpikir secara kritis tentang tindakan
mereka, mengingatkan mereka pada nilai-nilai yang telah disepakati bersama
dalam kelas, dan memfasilitasi proses untuk memperbaiki situasi tersebut.
Dengan demikian, guru berada dalam posisi yang berempati, mendukung, dan
memandu murid-muridnya menuju penyelesaian masalah secara bersama-sama. (Pak
Joko yaitu pada posisi kontrol manager, pak Joko melakukan tiga tahapan dalam
segitiga restitusi yaitu: 1. menstabilkan keadaan; 2. validasi tindakan yang
benar; 3. Keyakinan kelas.)
Tugas 2
Mario dan Adi
merupakan murid kelas 8 di SMP Tunas. Pada jam istirahat makan siang, saat
semua anak lain bermain di luar kelas, mereka diajak bicara oleh guru wali
kelas mereka, Bapak Joko, di ruang kelas.
Kebutuhan apa
yang berusaha dipenuhi oleh Mario dan Adi?
Jawaban
Mario dan Adi mencoba
memenuhi kebutuhan untuk bersenang-senang dan merasa senang dengan bermain
lempar-lemparan makanan di kantin. Namun, pada saat yang sama, mereka juga
memiliki kebutuhan untuk diakui dan dihormati oleh teman-teman mereka, serta
mempertahankan hubungan baik dengan lingkungan sekitar, termasuk dengan Ibu
Dina, kepala sekolah mereka. Meskipun awalnya mereka merasa senang, mereka
menyadari bahwa tindakan mereka telah merugikan orang lain dan merusak
lingkungan sekolah, yang pada akhirnya membuat mereka merasa bersalah dan
menyesal. Oleh karena itu, mereka membutuhkan pemahaman dan arahan dari Pak
Joko untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai
kelas dan sekolah mereka
Tugas 3
Mario dan Adi
merupakan murid kelas 8 di SMP Tunas. Pada jam istirahat makan siang, saat
semua anak lain bermain di luar kelas, mereka diajak bicara oleh guru wali
kelas mereka, Bapak Joko, di ruang kelas.
Apa yang
dikatakan guru dalam tahap Menstabilkan Identitas, Validasi Tindakan, dan
Mencari Keyakinan?
Jawaban
Dalam tahap
Menstabilkan Identitas, guru memberikan pengakuan atas situasi yang dialami
oleh Mario dan Adi, dengan mengkonfirmasi bahwa mereka berada dalam masalah.
Guru juga menunjukkan bahwa dia ada di sana untuk membantu mencari solusi
bersama, bukan untuk menyalahkan siapa pun. Dalam tahap Validasi Tindakan, guru
mengakui bahwa Mario dan Adi mungkin merasa senang saat melakukan
lempar-lemparan makanan di kantin, namun dia juga menyoroti bahwa tindakan
tersebut merugikan orang lain, khususnya Ibu Dina, kepala sekolah. Ini membantu
mengakui perasaan mereka tetapi juga menegaskan konsekuensi dari perilaku
mereka. Dalam tahap Mencari Keyakinan, guru kembali ke nilai-nilai kelas dan
sekolah, menekankan pentingnya menghormati orang lain dan lingkungan, serta
mempertanyakan apakah perilaku mereka sejalan dengan nilai-nilai tersebut. Guru
memberikan arahan kepada Mario dan Adi untuk bertindak lebih baik di masa
mendatang, menegaskan bahwa mereka harus selalu mengindahkan keyakinan kelas
mereka.
Tugas 4
Mario dan Adi
merupakan murid kelas 8 di SMP Tunas. Pada jam istirahat makan siang, saat
semua anak lain bermain di luar kelas, mereka diajak bicara oleh guru wali
kelas mereka, Bapak Joko, di ruang kelas.
Kira-kira sesuai
prinsip restitusi, apa yang akan dilakukan Mario dan Adi untuk memperbaiki
kesalahan mereka pada Ibu Dina?
Jawaban
Sesuai dengan
prinsip restitusi, Mario dan Adi kemungkinan akan melakukan beberapa langkah
untuk memperbaiki kesalahan mereka terhadap Ibu Dina yaitu mengakui kesalahan
mereka dengan jujur kepada Ibu Dina dan meminta maaf secara tulus atas tindakan
mereka yang tidak sengaja menyakiti beliau.
0 komentar:
Posting Komentar