Tujuan Pembelajaran Khusus
CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki
keyakinan sekolah/kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas,
yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam
sebuah sekolah/kelas.
CGP dapat menjelaskan proses pembentukan
dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas.
CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah mereka masing-masing.
Nilai-nilai
keselamatan atau kesehatan inilah yang kita sebut sebagai suatu ‘keyakinan’,
yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan
tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Seperti
yang sudah disampaikan sebelumnya pada pembelajaran 2.1 tentang Nilai-nilai
Kebajikan bahwa menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi
seseorang dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk
menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian
peraturan tertulis tanpa makna. Murid-murid pun demikian, mereka perlu
mendengarkan dan memahami arti sesungguhnya tentang peraturan-peraturan yang
diberikan, apa nilai-nilai kebajikan dibalik peraturan tersebut, apa tujuan
utamanya, dan menjadi tidak tertarik, atau takut sehingga hanya sekedar
mengikuti serangkaian peraturan-peraturan yang mengatur mereka tanpa memahami
tujuan mulianya.
Pada
pembelajaran Disiplin dan Nilai-nilai Kebajikan Universal, kita telah
mempelajari tentang nilai-nilai kebajikan yang dapat menjadi landasan kita
dalam membuat suatu keyakinan sekolah atau menentukan visi dan misi atau tujuan
dari sebuah institusi/sekolah.
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.
Mengapa kita memiliki
peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai kendaraan roda
dua/motor?(Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk ‘keselamatan’).
2.
Mengapa kita memiliki
peraturan tentang penggunaan masker dan mencuci tangan setiap saat? (Kemungkinan
jawaban Anda adalah ‘untuk kesehatan dan/atau keselamatan’).
1. Kita memiliki
peraturan tentang penggunaan helm saat mengendarai kendaraan roda dua/motor
untuk keselamatan. Helm berfungsi sebagai perlindungan bagi kepala pengendara
dalam hal terjadinya kecelakaan atau benturan yang bisa menyebabkan cedera
kepala serius.
2. Penggunaan
masker membantu mencegah penyebaran penyakit menular, terutama dalam konteks
pandemi seperti COVID-19, sementara mencuci tangan secara teratur adalah
langkah penting untuk menghindari penularan infeksi dan menjaga kesehatan diri
serta orang lain.
Tahapan
menciptakan Program Kebajikan
Lihat daftar
kebajikan yang telah disusun bersama (contoh pada pembelajaran 2.1).
Tentukan
nilai-nilai kebajikan yang ingin dijadikan perhatian utama di sekolah Anda.
Curah pendapat dalam kelompok.
Sempurnakan
beberapa daftar nilai-nilai kebajikan yang utama, bahas kembali dalam kelompok
utama.
Buatlah
poster atau muat di sosial media keyakinan sekolah/kelas Anda.
jawaban
https://www.facebook.com/share/p/xBdHtxGTRtNWL76S/?mibextid=oFDknk
Pembentukan
Keyakinan Sekolah/Kelas
1.
Keyakinan kelas bersifat lebih
‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
2.
Keyakinan kelas berupa
pernyataan-pernyataan universal.
3.
Pernyataan keyakinan kelas
senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
4. Keyakinan kelas hendaknya tidak
terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
5.
Keyakinan kelas sebaiknya
sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
6. Semua warga kelas hendaknya
ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah
pendapat.
7.
Bersedia meninjau kembali
keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
Lihatlah
daftar peraturan di bawah ini kemudian tuliskan keyakinan kelas atau nilai
kebajikan yang dituju dari peraturan tersebut. Adapun nilai-nilai kebajikan
yang diterima secara universal lepas dari latar belakang budaya, bahasa, suku
bangsa, maupun agama berupa hal-hal seperti keadilan, kehormatan, peduli,
integritas, kejujuran, pelayanan, keamanan, kesabaran, tanggung jawab, mandiri,
berprinsip, keselamatan, kesehatan, dan masih banyak lagi nilai-nilai kebajikan
universal. Peraturan-peraturan yang tercantum di sisi kiri tidak terbatas pada
peraturan yang ditemui di kelas atau sekolah, namun peraturan yang biasa kita
temui di sekeliling kita.
·
Kembalikan barang ke
tempatnya….. (Bertanggung jawab)
·
Dilarang Mengganggu Orang
Lain…. (Saling Menghormati)
·
Hadir di sekolah 15 menit
sebelum pembelajaran dimulai…. (Menghormati Orang Lain, Komitmen)
·
Dilarang Melakukan Kekerasan
Keamanan…. (Saling Menghormati)
·
Dilarang Menggunakan Narkoba
….(Kesehatan)
·
Bergantian atau menunggu
giliran…. (Menghormati Orang Lain, Berempati)
·
Dilarang Merokok Kesehatan,…..
(Menghormati Orang Lain)
·
Gunakan masker Kesehatan,…..
(Keamanan)
·
Berjalan di kelas dan koridor
Keamanan, ….(Keselamatan)
Prosedur
Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas
1. Usulan/
Pendapat: Mempersilakan warga sekolah atau murid-murid di sekolah/kelas untuk
berpendapat tentang nilai-nilai yang perlu disepakati di sekolah/kelas.
2. Pencatatan
Masukan: Mencatat semua masukan dari para murid/warga sekolah di papan tulis
atau kertas besar yang dapat dilihat semua anggota kelas/warga sekolah.
3. Penyusunan
Keyakinan Positif: Mengubah kalimat-kalimat negatif menjadi positif.
4. Penemuan
Nilai Kebajikan: Menganalisis daftar curah pendapat untuk menemukan nilai
kebajikan atau keyakinan yang terdapat di balik peraturan tersebut.
5. Peninjauan
Bersama: Tinjau kembali Keyakinan Sekolah/Kelas bersama-sama dan seleksi
keyakinan yang paling relevan.
6. Persetujuan
dan Penandatanganan: Setelah keyakinan sekolah/kelas dibuat, semua warga kelas,
termasuk guru dan murid, dipersilakan meninjau dan menyetujuinya dengan
menandatanganinya. 7. Pemajangan dan Pendalaman: Keyakinan Sekolah/Kelas dapat
dipajang di dinding kelas agar mudah dilihat oleh semua warga kelas.
1. Kegiatan
Tampak Seperti/Tidak Tampak Seperti
Anggota kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok diberikan kertas. Salah
satu anggota kelompok membuat huruf T kapital yang besar (Tabel T). Guru
memberikan salah satu ‘keyakinan kelas’ kepada setiap kelompok. Dua kelompok
bisa mendapatkan keyakinan yang sama bila ada 10 kelompok. Selanjutnya setiap
kelompok diminta untuk bercurah pendapat tentang keyakinan tersebut, tampak
seperti apa, tampak tidak seperti apa. Kemudian hasil curah pendapat setiap kelompok dipresentasikan pada kelompok
besar, dan kertasnya ditempel di sekeliling dinding kelas untuk dapat dilihat
setiap warga kelas agar menguatkan pemahaman.
2. Kegiatan Tugas Saya-Tugas Kamu (Tugas
Guru-Tugas Murid)
Salah satu
kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk memperdalam keyakinan kelas, adalah
mempelajari tanggung jawab setiap warga kelas. Keyakinan bertanggung jawab
serta hak seseorang adalah sesuatu yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara
tentang menumbuhkan murid yang merdeka:
“...beratlah
kemerdekaan itu! bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus juga
dapat menegakkan dirinya dan mengatur perikehidupannya dengan tertib. dalam hal
ini termasuklah juga mengatur tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang
lain (Ki Hadjar Dewantara, buku kuning, hal.4.)
Pada pekan
pendalaman Keyakinan Kelas, maka murid-murid dapat diajak berdiskusi tentang
tanggung jawab dan hak masing-masing warga kelas, yaitu apa Tugas Guru dan
Bukan Tugas Guru serta Apa Tugas Murid atau Bukan Tugas Murid. Berikut adalah
langkah yang dapat dilakukan dalam mendiskusikan hal tersebut:
Tugas mandiri
1. Kegiatan
Tampak Seperti/Tidak Tampak Seperti
Sekarang tugas
mandiri Anda adalah, silahkan coba melakukan pemetaan seperti kegiatan
sebelumnya.
Tersedia 2 butir
Keyakinan Kelas 5 (lihat contoh) yang disediakan dalam bentuk Tabel T. Tuliskan
gagasan-gagasan Anda tentang contoh perwujudan dari 2 keyakinan tersebut,
tampak seperti apa dan tidak tampak seperti apa? Selanjutnya isilah bagaimana perwujudan
dari Keyakinan Kelas 1 berikut: "setiap anggota kelas melakukan
tugas". Tuliskan apa yang ingin Anda dengar, lihat, dan lakukan dalam
format Tabel Y,
2. Kegiatan
Tugas Saya-Tugas Kamu (Tugas Guru-Tugas Murid)
Coba Anda
lakukan kegiatan Tugas Saya-Tugas Kamu dengan murid-murid di sekolah Anda, atau
bisa juga dilakukan dengan anak-anak Anda di rumah (menjadi: Tugas Orang
Tua-Tugas Anak). Bercurah pendapat tentang tugas masing-masing warga kelas atau
rumah untuk membangun lingkungan positif yang aman dan nyaman, yang selanjutnya
menjadi suatu budaya positif.
0 komentar:
Posting Komentar