2024-05-28

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

Sebagai seorang guru, peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah sangatlah vital. Penerapan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, dan segitiga restitusi sangat diperlukan untuk membentuk lingkungan belajar yang kondusif. Ini berkaitan erat dengan Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pada pendidikan yang humanis dan berpusat pada siswa, nilai dan peran Guru Penggerak, serta visi Guru Penggerak untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif.

Disiplin Positif mengajak kita untuk fokus pada pembinaan dan pemberdayaan siswa daripada hukuman. Hal ini sejalan dengan visi Ki Hadjar Dewantara yang mengutamakan pendidikan yang mendidik karakter, bukan sekadar pengetahuan akademis. Teori Motivasi yang melibatkan penghargaan dan hukuman harus diterapkan dengan hati-hati agar tidak menciptakan ketergantungan pada hadiah atau ketakutan akan hukuman, melainkan mendorong nilai-nilai positif.

Posisi Kontrol Restitusi dan Segitiga Restitusi membantu dalam mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif. Daripada memusatkan perhatian pada pelanggaran dan hukuman, pendekatan ini mendorong siswa untuk memahami dampak dari tindakan mereka dan mencari solusi yang mengembalikan hubungan yang rusak. Ini sangat penting dalam membangun kepercayaan dan rasa tanggung jawab.

Keyakinan Kelas memainkan peran penting dalam menciptakan budaya yang positif dengan menetapkan norma-norma dan nilai-nilai yang disepakati bersama oleh seluruh anggota kelas. Ini sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Guru Penggerak yang menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi aktif dari seluruh anggota komunitas sekolah.

Pemahaman tentang Konsep-konsep Inti

Disiplin Positif, Teori Kontrol, Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Posisi Kontrol Guru, Kebutuhan Dasar Manusia, Keyakinan Kelas, dan Segitiga Restitusi:

  1. Disiplin Positif: Pendekatan yang berfokus pada penguatan perilaku positif daripada menghukum perilaku negatif. Hal ini melibatkan pemberian dukungan dan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
  2. Teori Kontrol: Memahami bahwa guru harus memiliki kendali yang seimbang dalam kelas. Guru perlu memberikan arahan yang jelas namun tetap memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan otonomi dan tanggung jawab.
  3. Teori Motivasi (Hukuman dan Penghargaan): Menggunakan penghargaan untuk memperkuat perilaku positif dan hukuman sebagai alat pembelajaran, bukan sebagai bentuk balasan yang menyakitkan.
  4. Posisi Kontrol Guru: Memahami berbagai posisi kontrol mulai dari otoritatif hingga permisif, dan pentingnya menggunakan pendekatan yang seimbang untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
  5. Kebutuhan Dasar Manusia: Memahami bahwa kebutuhan dasar seperti rasa aman, rasa dihargai, dan rasa memiliki harus dipenuhi untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif.
  6. Keyakinan Kelas: Membangun keyakinan bersama di kelas yang mendukung nilai-nilai positif dan saling menghormati.
  7. Segitiga Restitusi: Proses pemulihan yang melibatkan mengidentifikasi kesalahan, memahami dampaknya, dan memperbaiki hubungan yang rusak.

Perubahan dalam Cara Berpikir

Setelah mempelajari modul ini, saya mengalami perubahan signifikan dalam cara berpikir tentang menciptakan budaya positif di kelas dan sekolah. Saya menyadari pentingnya pendekatan yang lebih berpusat pada siswa, memberikan mereka ruang untuk bertanggung jawab atas perilaku mereka, dan mendorong mereka untuk belajar dari kesalahan melalui proses restitusi.

Pengalaman Penerapan Konsep-konsep Inti

Pengalaman dan Perasaan:

Saya pernah menerapkan beberapa konsep ini dalam kelas, seperti disiplin positif dan penghargaan. Misalnya, saya sering memberikan pujian kepada siswa yang menunjukkan perilaku baik, dan ini berdampak positif terhadap motivasi dan suasana kelas. Ketika menghadapi permasalahan, saya mencoba menggunakan pendekatan restitusi untuk membantu siswa memahami dampak dari tindakan mereka dan mencari cara untuk memperbaikinya. Perasaan saya sangat positif saat melihat siswa belajar dan tumbuh dari pengalaman ini.

Evaluasi Penerapan:

Hal yang sudah baik adalah kemampuan saya untuk membangun hubungan yang kuat dengan siswa melalui pendekatan yang positif dan mendukung. Namun, ada beberapa area yang perlu diperbaiki, seperti konsistensi dalam menerapkan restitusi dan memastikan bahwa setiap siswa benar-benar memahami dan merasakan manfaat dari pendekatan ini.

Perubahan Posisi Kontrol

Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul:

Sebelum mempelajari modul ini, saya hanya menggunakan posisi kontrol sebagai penghukum. Saya merasa harus selalu mengendalikan setiap aspek dalam kelas. Namun, setelah mempelajari modul ini, sedikit demi sedikit saya mulai imbangi ke posisi teman, pembuat rasa bersalah serta pemantau. Perasaan saya saat ini lebih positif, karena saya melihat siswa lebih termotivasi dan bertanggung jawab.

Penerapan Segitiga Restitusi

Sebelum Mempelajari Modul:

Sebelum mempelajari modul ini, saya jarang menggunakan segitiga restitusi secara formal. Saya mungkin melakukan beberapa tahap seperti memahami kesalahan, tetapi tidak secara terstruktur. Sekarang, saya lebih memahami pentingnya setiap tahap dalam segitiga restitusi dan mencoba menerapkannya secara konsisten.

Hal Lain yang Penting Dipelajari

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, penting juga untuk mempelajari strategi komunikasi efektif dan teknik-teknik mediasi konflik. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dan menyelesaikan konflik secara konstruktif sangat penting dalam menciptakan budaya positif di lingkungan kelas dan sekolah.


Secara keseluruhan, pemahaman dan penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan positif. Perubahan dalam cara berpikir dan pendekatan yang lebih seimbang dalam posisi kontrol, serta penerapan disiplin positif dan segitiga restitusi, telah membantu saya untuk lebih efektif dalam membangun budaya positif di sekolah. Dengan terus belajar dan beradaptasi, saya yakin dapat terus meningkatkan lingkungan belajar yang positif bagi semua siswa. 

(Artikel ini merupakan tugas dari 1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 CGP Angkatan 10)

Assignment
Lokasi: Sampit, Mentawa Baru Hulu, Kec. Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar