2024-08-14

Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.1

 


Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.1

 

Pada minggu ini (jurnal refleksi dwi mingguan), saya mengikuti kegiatan calon guru penggerak yang membahas modul 3.1 dengan topik “Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Pembelajaran". Saya merasa bahwa banyak hal baik yang saya alami dalam proses tersebut. Saya juga dapat berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat dan bertukar pengalaman dalam menerapkan nilai dan peran guru penggerak.

Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.

 

  1. Fact (Peristiwa)

Pengalaman saya dalam mengikuti pembelajaran di modul 3.1 ini sangatlah positif. Seperti pada modul-modul sebelumnya, saya mengikuti tahapan pembelajaran yang diatur dalam urutan MERDEKA, yang merupakan singkatan dari langkah-langkah belajar yang harus dilalui: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi konsep, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.

Pada tahap "Mulai dari diri," saya mengawali dengan refleksi terhadap pengetahuan dan keterampilan awal yang saya miliki, khususnya dalam hal pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Saya juga merenungkan bagaimana seorang pemimpin pembelajaran harus mempertimbangkan berbagai pihak yang terlibat, seperti murid, orang tua, guru, pengawas, dan komunitas sekolah dalam setiap keputusan yang diambil.

Saat tahap eksplorasi konsep, saya memperdalam pemahaman mengenai pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin sekolah. Saya mendalami pentingnya keputusan yang berpihak pada murid, bertanggung jawab, dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu, saya menganalisis dilema etika yang mungkin muncul dalam pengambilan keputusan tersebut.

Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Pembelajaran, kami juga melakukan tatap maya dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, yaitu sesi latihan dan sesi praktek. Pada hari Jumat tanggal 02 Agustus 2024, Bapak Bapak AKHID AHDIANNUR selaku fasilitator kami memberikan pemantapan tentang modul serta membagi kami dalam beberapa kelompok untuk melakukan kerja kelompok.  Kami ditugaskan mencari suatu studi kasus yang berisi suatu unsur dilema etika, kelompok kami mengambil dari  studi kasus nyata dari salah satu anggota kelompok yang disepakati menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis. Pada hari berikutnya, 03 Agustus 2024 kelompok kami mempresentasikan hasil dari studi kasus yang kami analisis. Saat melakukan presentasi kelompok lain akan bertugas memberikan tanggapan atau masukan konstrukti.

 

2.       Perasaan (Feeling)

Selama proses pembelajaran ini, saya merasa sangat bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk mempelajari pengetahuan baru yang esensial bagi seorang pemimpin dalam dunia pendidikan. Sebagai seorang guru penggerak, tanggung jawab saya meliputi memimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, melatih rekan guru, mendorong kolaborasi antarpendidik, dan meningkatkan kepemimpinan siswa. Untuk menjalankan peran ini dengan efektif, saya perlu memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan.

 

  1. Pembelajaran (Findings)

Dari proses pembelajaran ini, saya semakin memahami bahwa seorang guru penggerak harus mengedepankan nilai-nilai kemandirian, refleksi diri, kolaborasi, inovasi, serta mendukung perkembangan siswa. Dalam setiap keputusan yang diambil, penting untuk mempertimbangkan tiga elemen utama: mendukung siswa, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan universal. Sepanjang modul ini, saya menemukan banyak kaitan yang memperkaya pemahaman saya dan membantu saya membangun perspektif baru terhadap konsep-konsep yang dipelajari.

saya memahami bahwa sebagai seorang pemimpin, kemampuan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan adalah keterampilan yang sangat krusial. Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali kita dihadapkan pada berbagai kepentingan yang saling berbenturan, yang mungkin membuat beberapa pihak merasa dirugikan atau tidak puas. Meskipun sulit untuk memilih di antara beberapa opsi yang benar, seorang pemimpin harus selalu mempertimbangkan tiga unsur utama: mendukung siswa, berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan yang diambil.

  1. Penerapan (Future)

saya memahami bahwa sebagai seorang pemimpin, kemampuan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan adalah keterampilan yang sangat krusial. Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali kita dihadapkan pada berbagai kepentingan yang saling berbenturan, yang mungkin membuat beberapa pihak merasa dirugikan atau tidak puas. Meskipun sulit untuk memilih di antara beberapa opsi yang benar, seorang pemimpin harus selalu mempertimbangkan tiga unsur utama: mendukung siswa, berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Lokasi: Sampit, Mentawa Baru Hulu, Kec. Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar