Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah CGP.
Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP akan mendapat kesempatan untuk mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah CGP. CGP akan mencari kasus nyata yang mengandung unsur dilema etika dengan melakukan wawancara dengan pimpinan (kepala sekolah) kemudian membuat tulisan berupa rangkuman, kesimpulan, refleksi yang menunjukkan pengetahuan dan pengalaman CGP.
Anda tidak ditugaskan untuk melaporkan implementasinya melalui LMS. Anda akan berkesempatan untuk mendiskusikan pengalaman dan refleksi dari aksi nyata ini bersama pendamping pada saat pendampingan individu kelima.
Rangkuman
Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan memberikan wawasan yang mendalam mengenai bagaimana seorang pemimpin dapat menggunakan prinsip-prinsip kebajikan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan. Modul ini menekankan pentingnya integritas, keadilan, dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan yang tidak hanya mematuhi standar etika, tetapi juga mendukung kesejahteraan semua pihak yang terlibat. Modul ini menguraikan konsep utama, termasuk empat paradigma dalam pengambilan keputusan, tiga prinsip utama, dan sembilan langkah untuk menguji keputusan yang dibuat. Dengan menerapkan nilai-nilai kebajikan ini, pemimpin diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan kondusif, serta mampu menghadapi dilema etika dengan lebih bijak.
Kesimpulan
Pengambilan keputusan yang berdasarkan nilai-nilai kebajikan mengharuskan pemimpin untuk mempertimbangkan dengan matang aspek keadilan, kebenaran, dan tanggung jawab. Dalam prosesnya, pemimpin harus menyelaraskan nilai-nilai pribadi dengan prinsip-prinsip etika universal guna mencapai keputusan yang adil dan bijaksana. Pengalaman belajar dari modul ini menunjukkan bahwa kualitas keputusan tidak hanya diukur dari hasil akhirnya, tetapi juga dari proses dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Penerapan prinsip-prinsip kebajikan serta pengujian keputusan secara sistematis membantu pemimpin untuk menghadapi dilema etika dengan lebih percaya diri dan efektif.
Refleksi
Setelah mempelajari modul ini, pemahaman saya tentang pentingnya prinsip-prinsip etika dan nilai-nilai kebajikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan semakin kuat. Proses pengambilan keputusan tidak hanya menuntut pertimbangan praktis, tetapi juga penilaian moral yang mendalam. Dengan memahami empat paradigma, tiga prinsip utama, dan sembilan langkah pengujian keputusan, saya merasa lebih siap untuk membuat keputusan yang adil dan berkelanjutan. Hal ini juga menekankan pentingnya integritas, empati, dan keadilan dalam setiap keputusan, terutama dalam konteks kepemimpinan di dunia pendidikan.
AKSI PRAKTIK:
Praktik Pengambilan Keputusan, Paradigma, Prinsip, dan Pengujian Keputusan
BENTUK KASUS: Dilema Seorang Pengawas ujian (wali kelas) Antara Pemberian Sanksi dan Pembinaan
Saya pernah mengalami situasi di mana salah satu siswa saya kedapatan membawa perangkat elektronik yang dilarang saat ujian oleh petugas pengawas.
Siswa ini dikenal sangat pintar, tetapi sering kali kesulitan mengatur waktu karena terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan pekerjaan paruh waktu. Sebagai wali kelas, saya menghadapi dilema: (1) Menjatuhkan sanksi sesuai aturan sekolah, yang mungkin berdampak negatif pada nilai dan reputasi siswa tersebut, atau (2) Memberikan kesempatan untuk pembinaan dengan pendekatan yang lebih mendukung, seperti konseling dan ujian ulang, namun dengan risiko dianggap tidak adil oleh siswa lain.
Paradigma yang Digunakan:
Keadilan VS Kasihan (Justice VS Mercy)
Keadilan: Menjatuhkan sanksi sesuai dengan aturan sekolah, yang menekankan pada konsistensi dalam penerapan peraturan.
Kasihan: Memberikan kesempatan pembinaan dengan pendekatan yang lebih mendukung, seperti konseling dan ujian ulang, yang menekankan pemahaman terhadap kondisi khusus siswa dan memberikan peluang untuk memperbaiki diri.
Prinsip yang Mendasari:
Pemikiran Berbasis Kepedulian (Care-Based Thinking)
Keputusan untuk memberikan kesempatan pembinaan didasarkan pada empati dan pemahaman terhadap situasi pribadi siswa. Pendekatan ini mempertimbangkan bagaimana saya ingin diperlakukan jika berada dalam situasi yang serupa.
9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan
Nilai-nilai yang Saling Bertentangan:
Keadilan dan Disiplin (mengikuti peraturan sekolah) VS Empati dan Dukungan (membantu siswa yang kesulitan).
Siapa yang Terlibat:
Siswa, Saya sebagai wali kelas, guru pengawas ujian, siswa lain, dan orang tua siswa.
Fakta-fakta yang Relevan:
Siswa kedapatan membawa perangkat elektronik saat ujian.
Siswa tersebut cerdas tetapi kesulitan mengatur waktu karena keterlibatan dalam kegiatan lain.
Peraturan sekolah mengharuskan sanksi tegas untuk pelanggaran semacam ini.
Memberikan kesempatan pembinaan bisa dianggap tidak adil oleh siswa lain.
Pengujian Benar atau Salah:
Uji Legal: Tidak ada pelanggaran hukum, namun peraturan sekolah mengharuskan sanksi tegas.
Uji Regulasi: Mengikuti peraturan sekolah berarti memberikan sanksi, tetapi pembinaan juga bisa melanggar aturan.
Uji Intuisi: Memberikan kesempatan pembinaan lebih bermanfaat bagi perkembangan siswa.
Uji Publikasi: Jika keputusan untuk memberikan pembinaan dipublikasikan, saya mungkin merasa tidak nyaman karena bisa dianggap tidak adil oleh siswa lain.
Uji Panutan: Panutan saya mungkin akan mencari solusi yang mendukung perkembangan mental siswa tanpa mengabaikan keadilan dan disiplin.
Pengujian Paradigma Benar Lawan Benar:
Paradigma yang sesuai adalah Keadilan VS Kasihan (Justice VS Mercy).
Prinsip Resolusi/Penyelesaian:
Prinsip yang digunakan adalah Pemikiran Berbasis Kepedulian (Care-Based Thinking), karena ini melibatkan empati dan memperlakukan siswa seperti yang saya harapkan diperlakukan.
Investigasi Opsi Trilemma:
Saya mencari solusi kompromi dengan memberikan siswa tersebut kesempatan untuk memperbaiki kesalahan melalui konseling dan ujian ulang, sambil menjelaskan situasi kepada siswa lain untuk menghindari kesalahpahaman.
Buat Keputusan:
Memberikan siswa tersebut kesempatan pembinaan dengan konseling dan ujian ulang, sambil memberikan penjelasan terbuka kepada kelas tentang alasan di balik keputusan ini untuk menjaga transparansi dan keadilan.
Lihat Lagi Keputusan dan Refleksikan:
Berdasarkan keputusan yang diambil, hal ini memungkinkan saya untuk membantu siswa tersebut tanpa mengabaikan nilai keadilan dan disiplin. Keputusan ini juga membantu saya menjadi lebih empatik dan pengertian dalam menangani masalah serupa di masa depan, serta menjaga kepercayaan dan transparansi dengan siswa lain.
Evaluasi Ketepatan Tahapan Pengambilan dan Pengujian Keputusan:
Langkah-langkah pengambilan keputusan yang diikuti sudah tepat, karena melibatkan identifikasi nilai-nilai yang bertentangan, pihak yang terlibat, pengumpulan fakta, dan berbagai pengujian untuk memastikan keputusan yang diambil adalah etis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pertanyaan Lanjutan:
Tidak ada pertanyaan lanjutan karena keputusan yang diambil sudah tepat.
Evaluasi Ketepatan Keputusan yang Diambil:
Keputusan yang diambil sudah tepat, yaitu memilih memberikan kesempatan pembinaan dengan pendekatan yang lebih mendukung, seperti konseling dan ujian ulang, dengan tetap berkomunikasi secara transparan dengan siswa lain mengenai alasan di balik keputusan ini, sehingga mereka memahami konteks dan tidak merasa diperlakukan tidak adil.
0 komentar:
Posting Komentar