Tujuan Pembelajaran Khusus
- CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam pribadinya.
- CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang Guru di dalam lingkungan sekolahnya masing-masing
Pada kesempatan
ini, pembelajaran akan dimulai dengan membuat diagram trapesium usia dan
menjawab beberapa pertanyaan mengenai diri Bapak/Ibu. Agar mendapatkan manfaat
yang maksimal dari kegiatan ini, hal yang perlu diperhatikan ketika menjawab
pertanyaan nanti adalah kejujuran Bapak/Ibu dalam memberikan jawaban. Tidak ada
jawaban benar ataupun salah. Apa yang menjadi pertanyaan hanyalah upaya untuk
membantu menggali pengalaman serta nilai diri Bapak/Ibu sendiri. Silakan jawab
semua jangan sampai terlewat. Ambil waktu khusus agar dapat mengerjakannya
dengan tenang. Selamat Mengerjakan!
Kegiatan 1. Trapesium usia
- Buatlah garis miring naik ke atas (sisi kiri), tuliskan usia saat Bapak/Ibu menyelesaikan masa sekolah pada ujung garis tersebut.
- Lanjutkan dengan membuat garis mendatar (tengah), yang menunjukkan usia kerja. Pada salah satu titik di garis tersebut, tuliskan angka yang menunjukkan usia saat ini.
- Buatlah garis miring menurun (sisi kanan) untuk menandakan masa pensiun.
- Ingatlah dua peristiwa penting pada masa sekolah; satu peristiwa bernuansa positif dan satu lagi yang negatif yang terkait relasi Bapak/Ibu dengan guru pada rentang usia PAUD sampai sekolah menengah (4-17 tahun).
- Pada bagian garis miring naik ke atas (sisi kiri), tulis angka yang menunjukkan pada usia berapa kedua peristiwa tersebut terjadi (misalnya: umur 7 dan 12 tahun).
- Hitunglah selisih dari usia Bapak/Ibu sekarang dan usia pada saat kedua peristiwa tersebut terjadi.
Jawaban
Tugas 1.
Refleksi
Jika Bapak/Ibu sudah membuat diagram trapesium usia ini, jawablah pertanyaan berikut:
- Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
- Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
- Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)
- Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
- Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
- Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?
- Peristiwa negatif ketika saya saya berumur 12 tahun kelas 1 SMP, kedua orang tua saya bercerai dan hal itu menggangu aktivitas belajar sehingga saya yang biasa masuk 5 besar peringkat kelas, menjadi ke peringkat 25 dikelas. Peristiwa positif yang saya alami ketika saya berumur 17 tahun kelas 3 SMU. Pada saat itu menjelang EBTA dan EBTANAS, saya berfikir saya tidak akan bisa mengerjakan soal ujian karena sebelum ujian saya mengalami sakit yang lama sehingga tidak hadir disekolah. Teman-teman di kelas membantu saya dlam belajar mengejar ketertinggalan saya selama sakit. Bukan hanya dukungan teman-teman, dari wali kelas banyak juga membantu saya dalam belajar dan menginformasikan tugas-tugas yang harus saya kerjakan. Berkat bantuan semua alhamdulilah saya dapat mengerjakan soal ujian dan lulus dengan nilai baik.
- Selain saya yang terlibat dalam kejadian tersebut adalah orang tua, guru dan teman-teman
- Peristiwa positif: Dengan bimbingan dari guru (wali kelas), serta bantuan teman-teman saya akhir nya bisa lulus dengan nilai baik. Peristiwa negatif: Saya merasa marah, sedih, dan terpukul akibat perceraian tersebut sehingga saya tidak bisa konsentrasi belajar disekolah
- Masa sekolah adalah periode di mana kita mulai membentuk identitas kita. Pengalaman-pengalaman tersebut membantu membentuk nilai-nilai, keyakinan, dan preferensi yang menjadi bagian dari siapa kita. Oleh karena itu, momen-momen penting di masa sekolah sering kali tetap berpengaruh karena mereka membentuk dasar bagi identitas kita
- Dari kedua konsep tersebut, seorang guru juga memperoleh pelajaran tentang pentingnya konsistensi dalam memberikan dukungan dan peduli terhadap perkembangan peserta didik. Memahami bahwa setiap anak memiliki pengalaman emosional yang unik, seorang guru harus konsisten dalam memberikan dukungan dan peduli terhadap kebutuhan emosional mereka. Hal ini menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di mana peserta didik merasa didengar dan dihargai.
- Sebagai seorang guru, saya percaya bahwa peran saya adalah membimbing murid-murid dalam proses belajar yang membawa makna, membantu mereka menemukan nilai-nilai penting dalam pendidikan.
Tugas 2. Nilai dan peran guru penggerak menurut saya
- Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
- Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
Dalam
menjalankan peran sebagai seorang guru yang efektif, terdapat sejumlah
nilai-nilai yang mungkin saya miliki yang membantu menggerakkan murid, rekan
guru, dan komunitas sekolah. Berikut adalah beberapa nilai-nilai tersebut:
Empati: kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan serta pengalaman
orang lain. Dengan memiliki empati, saya dapat lebih baik memahami kebutuhan
dan tantangan yang dihadapi oleh murid-murid, rekan guru, dan anggota komunitas
sekolah, sehingga saya dapat merespon
dengan lebih baik.
Keterbukaan: keterbukaan terhadap gagasan dan pandangan dari orang lain. Dengan
bersikap terbuka, saya menciptakan lingkungan di mana semua orang merasa
didengar dan dihargai, yang dapat mendorong kolaborasi dan pertumbuhan yang
positif.
Integritas: konsistensi antara nilai-nilai dan tindakan saya. Dengan memiliki
integritas, saya menjadi teladan bagi murid-murid dan mendapatkan kepercayaan
dari rekan guru dan komunitas sekolah.
Komitmen
terhadap pembelajaran: kesediaan untuk terus
belajar dan mengembangkan diri sendiri. Dengan menunjukkan komitmen terhadap
pembelajaran, menginspirasi murid-murid untuk mengadopsi sikap yang sama
terhadap pendidikan dan pengembangan pribadi.
Kerja Tim: kemampuan untuk bekerja sama dengan rekan guru dan anggota
komunitas sekolah lainnya. Dengan bekerja sebagai tim, saya dapat memanfaatkan
keahlian dan pengalaman masing-masing untuk menciptakan lingkungan belajar yang
lebih efektif dan mendukung.
Kesabaran: kemampuan untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi tantangan
dan kesulitan. Dengan bersikap sabar, dapat memberikan dukungan yang diperlukan
kepada murid-murid dan membantu mereka mengatasi hambatan belajar mereka.
Keterlibatan: keterlibatan aktif dalam kegiatan dan inisiatif sekolah. Dengan terlibat, dapat memberikan contoh bagi murid-murid tentang pentingnya berpartisipasi dalam kehidupan sekolah dan komunitas.
Apa peran
yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?
Sebagai seorang
guru, saya memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan murid, rekan
guru, dan komunitas sekolah saya. Berikut beberapa peran yang mungkin saya
telah mainkan:
Pengajar: saya bertanggung jawab untuk memberikan pelajaran kepada
murid-murid. Dengan cara ini, saya membentuk fondasi pengetahuan mereka dan
membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan.
Inspirator: sebagai guru, saya memiliki kesempatan untuk menginspirasi
murid-murid. Melalui pemahaman, dorongan, dan dukungan, saya dapat membantu
mereka menemukan minat mereka sendiri dan mendorong mereka untuk mencapai
potensi maksimal mereka.
Pendukung: saya berperan sebagai pendukung bagi murid-murid. Ini bisa berupa
memberikan bimbingan dalam belajar, memberikan dukungan emosional ketika mereka
menghadapi tantangan, dan memastikan bahwa setiap murid merasa didukung dalam
perjalanan mereka.
Pengelola kelas: sebagai pengelola kelas, saya bertanggung jawab untuk menciptakan
lingkungan belajar yang aman, teratur, dan merangsang bagi murid-murid. Saya
memastikan bahwa setiap murid mendapat kesempatan yang sama untuk belajar dan
berkembang.
Pemimpin: saya dapat berperan sebagai pemimpin di antara rekan guru dan
komunitas sekolah. Dengan berbagi ide, berkolaborasi dalam pengembangan
kurikulum, atau mengorganisir kegiatan ekstrakurikuler, saya membantu
memperkuat ikatan antara staf sekolah dan meningkatkan keberhasilan sekolah
secara keseluruhan.
Model perilaku: sebagai seorang guru, saya juga berperan sebagai model perilaku
bagi murid-murid. Cara saya berinteraksi dengan rekan guru, memecahkan masalah,
dan menanggapi tantangan dapat menjadi contoh yang kuat bagi murid-murid.
Mentor: saya mungkin juga telah berperan sebagai mentor bagi rekan guru
yang lebih baru atau bagi murid-murid yang membutuhkan bimbingan tambahan.
Dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan saya, saya dapat membantu orang lain
tumbuh dan berkembang dalam profesi mereka.
0 komentar:
Posting Komentar