2024-07-20

2.2.a.9. Aksi Nyata - Modul 2.2


Selamat Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak! 

Akhirnya Anda telah tiba di sesi pembelajaran terakhir dari Modul Pembelajaran  Kompetensi Sosial dan Emosional. Aksi Nyata dalam modul ini mensyaratkan Anda untuk membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial emosional yang  telah Anda lakukan selama ini.  Silahkan lihat kembali proses implementasi yang sudah Anda lakukan. 

Setelah Anda membagikan implementasi Anda kepada rekan sejawat atau komunitas Anda, refleksikan pengalaman tersebut dengan menggunakan  kerangka 4P (Peristiwa - Perasaan - Pembelajaran - Penerapan). Refleksi ini dapat diunggah ke situs portofolio digital Anda. 

Berikut adalah pertanyaan panduan yang dapat Bapak/Ibu gunakan: 

  1. Apa yang  Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut?  (Peristiwa)
  2. Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami? (Perasaan)
  3. Apa  hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran)
  4. Apa umpan balik yang Anda dapatkan? (Pembelajaran)
  5. Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas? (Penerapan)

Refleksi Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional Menggunakan Kerangka 4P

Peristiwa

Dalam upaya mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional, saya mulai dengan merancang kurikulum yang mencakup elemen-elemen penting seperti empati, pengelolaan emosi, dan keterampilan komunikasi. Untuk mengembangkan keterampilan ini, saya melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan seperti diskusi kelompok, permainan peran, dan proyek kolaboratif.

Selama proses pelaksanaan, saya menyaksikan peningkatan signifikan pada kemampuan siswa dalam mengenali dan mengelola emosi mereka, serta berinteraksi dengan lebih baik dengan teman-teman mereka. Siswa yang sebelumnya sering terlibat konflik mulai menunjukkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan lebih tenang dan bijaksana.

Perasaan

Saya merasa sangat terinspirasi dan termotivasi oleh perubahan positif yang saya lihat pada siswa. Ada rasa bangga melihat mereka tumbuh menjadi individu yang lebih empati dan mampu mengendalikan emosi mereka dengan lebih baik. Meski terkadang merasa kewalahan dengan tantangan yang muncul, terutama dalam menjaga konsistensi dan motivasi siswa, secara keseluruhan, pengalaman ini sangat memuaskan.

Pembelajaran

Proses ini memberikan banyak pembelajaran berharga bagi saya. Salah satunya adalah pentingnya memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan mendengarkan satu sama lain. Saya belajar bahwa dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, siswa lebih terbuka untuk belajar dan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional mereka.

Umpan balik dari siswa dan rekan sejawat sangat bermanfaat. Siswa merasa lebih dipahami dan lebih siap menghadapi tantangan sosial di sekolah. Rekan sejawat juga memberikan masukan konstruktif mengenai metode yang digunakan dan bagaimana pendekatan tersebut dapat disempurnakan.

Penerapan

Untuk meningkatkan dampak dari implementasi ini, saya berencana untuk memperbaiki beberapa aspek, seperti:

  1. Konsistensi dalam Pelaksanaan: Meningkatkan frekuensi dan intensitas kegiatan pembelajaran sosial emosional untuk memastikan siswa mendapatkan manfaat maksimal.
  2. Kolaborasi dengan Orang Tua: Melibatkan orang tua lebih dalam proses ini agar mereka dapat mendukung perkembangan sosial emosional anak di rumah.
  3. Evaluasi dan Penilaian Berkelanjutan: Mengembangkan alat evaluasi yang lebih baik untuk mengukur perkembangan siswa secara berkala dan memberikan umpan balik yang lebih tepat guna.

Dengan melakukan perbaikan ini, saya berharap dapat memberikan dampak yang lebih luas dan mendalam pada perkembangan sosial emosional siswa. Saya juga berencana untuk terus berbagi praktik terbaik ini dengan komunitas pendidikan yang lebih luas agar lebih banyak siswa dapat merasakan manfaat dari pendekatan ini.

Lokasi: Sampit, Mentawa Baru Hulu, Kec. Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar