2024-07-31

2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3

 


Salam dan Bahagia bapak dan ibu guru hebat seluruh Indonesia. Kali ini Eksplorasi Konsep Modul 2.3-2.1 mengajak kita untuk mendalami Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan. Artikel ini merupakan catatan tugas saya yang di Upload pada LMS PGP.

Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP dapat menjelaskan konsep coaching secara umum.

CGP dapat membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training

·       CGP dapat menjelaskan konsep coaching dalam konteks pendidikan sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat)

1. Pengantar

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai"...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.

 

2. Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah proses sistematis untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik dapat dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, atau tenaga ahli pendidikan lainnya. supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. sebagaimana tertuang dalam standar tenaga kependidikan pada Standar Nasional Pendidikan pasal 20 ayat 2: Kriteria minimal kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah Coaching.

 

3. 2.1.1 Konsep Coaching secara Umum

  • Elemen penting adalah: * Kolaboratif: Coaching adalah proses yang dilakukan secara kolaboratif antara coach dan coachee. Coach tidak memberikan instruksi atau solusi, melainkan membantu coachee untuk menemukan solusinya sendiri. * Berpusat pada coachee: Coaching berfokus pada coachee dan kebutuhannya. * Berfokus pada masa depan: Coaching berfokus pada masa depan dan bagaimana coachee dapat mencapai tujuannya. 
  • Ya, saya pernah melakukannya yaitu pada siswa pada saat pembelajaran, saya memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya dan berdiskusi. Pada rekan sejawat misalnya saat perencanaan dan pengisian nilai dierapor atau saat penginputan soal di LMS

 

4. Dari beberapa definisi yang telah disebutkan, untuk menyelami perbedaan peran coaching dengan metode-metode pengembangan diri tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Setelah membaca definisi-definisi mengenai mentoring, konseling, fasilitasi dan training, tuliskan yang Anda ketahui mengenai mentoring, coaching, konseling, training dan fasilitasi.

Dalam berinteraksi di sekolah, ceritakan pengalaman Anda ketika berperan sebagai coach, mentor, konselor, fasilitator, dan trainer.

 

Jawaban:

Metode Pengembangan Diri

Mentoring adalah proses pendampingan yang dilakukan oleh seorang mentor kepada seorang mentee. Mentor adalah seseorang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas dari mentee Coaching adalah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Konseling adalah Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Training adalah proses pemberian pelatihan kepada seseorang atau sekelompok orang Fasilitasi adalah proses membantu sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. 2. Saya sudah berperan sebagai coach, mentor, konselor, fasilitator dan trainer baik kepada

 

5. Tabel Perbedaan antara Coaching, Mentoring, Konseling, Fasilitasi dan Training

Coaching tujuannya menuntun coachee untuk menemukan ide baru/cara untuk mengatasi tantangan. Hubungannya membangun kemitraan yang setara. Tujuan Mentoring adalah membagikan mengetahuan keterampilan dan pengalamannya un mengembangkan untuk membantu mentee mengembangkan dirinya. Hubungannya antara orang yang berpengalaman dengan yang belum berpengalaman. Tujuan Konseling Fokus pada pembenahan masa lalu, hubungannya antara seorang konselor dengan orang yang membutuhkan terapi psikologis. Fasilitasi tujuannya membantu suatu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah dan membuat keputusan untuk meningkatkan efektifitas kelompoknya. Hubungannya sesorang yang berada diluar kelompok membantu mengidentifikasi kelompok tersebut. Training tujuannya mengembangkan pengetahuan dan keterampilan trainee, hubungannya antara seorang ahli dan kelompok ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya.

 

6. 2.1.2 Coaching dalam Konteks Pendidikan

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu 'menuntun' tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya.

 

7. Paradigma berpikir Among

Proses coaching juga merupakan proses untuk mengaktivasi kerja otak coach dan coachee. Pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam dapat membuat coachee melakukan metakognisi, juga mendorong coachee berpikir secara kritis dan mendalam yang bermuara pada coachee dapat menemukan kekuatan diri dan potensinya untuk terus dikembangkan secara berkesinambungan atau menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat. Pengembangan kekuatan dan potensi diri inilah yang menjadi tugas seorang coach (pendidik/pamong). Apakah pengembangan diri seorang coachee cepat, perlahan-lahan atau bahkan berhenti adalah tanggung jawab seorang coachee. Pengembangan diri baik seorang coach atau coachee dapat dimaksimalkan dengan proses coaching. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan.


8. Materi 2.1

Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai"...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.

 

9. Penutup

Coaching merupakan proses kolaborasi yang efektif yang mengutamakan solusi dalam supervisi akademik yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan perkembangan guru agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan berpusat pada peserta didik.

 

Semoga bermanfaat 

Salam guru penggerak: tergerak,bergerak dan menggerakkan

 

0 komentar:

Posting Komentar