Pada minggu ini (jurnal refleksi dwi mingguan),
saya mengikuti kegiatan calon guru penggerak yang membahas modul 2.3 dengan
topik " Coaching
Untuk Supervisi Akademik". Saya merasa bahwa banyak hal baik yang saya
alami dalam proses tersebut. Saya juga dapat berdiskusi dengan rekan-rekan
sejawat dan bertukar pengalaman dalam menerapkan nilai dan peran guru
penggerak.
Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan
model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai
oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa;
Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
- Fact (Peristiwa)
Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses
kolaborasi yang berfokus pada solusi,
berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan
atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan
pribadi dari coachee (Grant, 1999). Coaching lebih kepada membantu seseorang
untuk belajar daripada mengajarinya.
Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut,
International Coach Federation mendefinisikan coaching sebagai”bentuk kemitraan
bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional
yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran
dan proses kreatif.” Berbagai tugas dalam Sub Pembelajaran memberikan
pengalaman yang berharga bagi saya dalam memahami coaching. Tugas Ruang Kolaborasi yang terdiri dari
latihan dan praktik coaching memberikan pengalaman yang menarik bagi saya dalam
melakukan coaching. Memberikan pengalaman kepada saya bagaimana berperan
sebagai coach dan juga bagaimana saya berperan sebagai coachee.
Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul
tentang pembelajaran coaching untuk supervisi akademik, kami juga melakukan
tatap maya dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi,
yaitu sesi latihan dan sesi praktek. Pada hari senin tanggal 15 Juli 2024,
Bapak Bapak AKHID AHDIANNUR selaku fasilitator kami memberikan pemantapan
tentang modul serta melakukan latihan, saya
akan bekerjasama dengan dua CGP lainnya (karena ganjil kelompok saya ada 3 org
CGP) untuk berlatih percakapan coaching dengan alur TIRTA. Pada hari
berikutnya, 16 Juli 2024 kami mempraktikkan percakapan coaching dan memberikan
refleksi mengenai praktik percakapan coaching yang telah dilakukan di dalam
kelompok bersama fasilitator (kegiatan ini direkam) dan rekaman tersebut di
kirim ke LMS.
2. Perasaan (Feeling)
Selama mempelajari modul 2.3 tentang Coaching Untuk
Supervisi Akademik yang kami lakukan selama dua minggu ini. Saya merasa senang,
lega dan termotivasi untuk melakukan coaching ini untuk perencanaan, untuk
mencari solusi dalam berbagai permasalahan yang saya hadapi mauapun yang
dihadapai rekan sejawat di sekolah,
untuk berefleksi, dan untuk kalibrasi.
- Pembelajaran
(Findings)
Dari modul 2.3 tentang Coaching Untuk Supervisi
Akademik banyak pelajaran yang saya dapatkan dari materi di Modul 2.3 ini.
Supervisi akademik dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada
murid dan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah.
Dalam relasi guru dengan guru, seorang coach dapat membantu seorang coachee
untuk menemukan kekuatan dirinya dalam
pembelajaran. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah
dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi secara emansipatif dalam
sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan.
Paradigma berpikir coaching terdiri dari fokus pada coachee/rekan yang
akan dikembangkan, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri
yang kuat, mampu melihat peluang baru dan masa depan. Prinsip coaching yaitu
“kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi”. Kompetensi Inti
Coaching meliputi kehadiran penuh/Presence, mendengarkan aktif, mengajukan
pertanyaan berbobot. Percakapan Berbasis Coaching dengan Alur TIRTA :
Percakapan untuk perencanaan, Percakapan untuk pemecahan masalah, Percakapan
untuk berefleksi, Percakapan untuk kalibrasi.
Umpan Balik berbasis Coaching terdiri dari Umpan
Balik dengan Pertanyaan Reflektif, Umpan Balik menggunakan data yang valid.
Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas
yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan
pembelajaran mereka di kelas. Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang
menjadi landasan kita menjalankan
proses supervisi akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan
dan optimalisasi potensi setiap individu.
- Penerapan (Future)
Dari pendalaman materi Coaching Untuk Supervisi
Akademik pada modul 2.3. Saya bertekad untuk mempraktikkan tiga kompetensi inti
coaching, presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot
dalam percakapan coaching. Membuat rencana, melakukan refleksi, memecahkan
masalah, dan melakukan kalibrasi. Memberikan umpan balik dengan paradigma
berpikir dan prinsip coaching. Mempraktikkan rangkaian supervisi akademik yang
berdasarkan paradigma berpikir coaching.
Selalu berusaha mingkatkan kemampuan diri dalam melakukan coaching dengan
berlatih dan sering malakukan praktik coaching dengan rekan sejawat dan murid.
0 komentar:
Posting Komentar