2024-09-10

MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Dalam modul 3.3 ini, penekanan diberikan pada pentingnya merancang program yang berpihak kepada murid, dimulai dari perencanaan hingga pelaporan. Proses pelaksanaan program harus melalui tahapan Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran, dan Pelaporan (MELR). Salah satu keterampilan yang diberikan kepada calon Guru Penggerak dalam modul ini adalah kemampuan untuk mengidentifikasi manajemen risiko dalam setiap program yang dirancang.

Menurut Kertsy Hobson dan tim (2013) dalam buku mereka, "A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation", monitoring adalah proses pengumpulan data dan analisis internal dari sebuah proyek atau program, sedangkan evaluasi adalah proses penilaian berkala terhadap suatu proyek atau program yang telah dijalankan.

Refleksi tertulis terhadap program yang dirancang dapat dilakukan menggunakan model 4F, yang meliputi:

  1. Fact (Fakta): Catatan objektif tentang apa yang terjadi.
  2. Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi yang terjadi.
  3. Finding (Temuan): Pelajaran yang diambil dari situasi tersebut.
  4. Future (Masa Depan): Arah untuk pembelajaran di masa mendatang.

Ada beberapa konsep penting yang menjadi dasar dalam desain program atau proyek, yaitu:

  • Aim (dampak akhir yang diinginkan),
  • Objective (tujuan yang harus dicapai untuk mewujudkan dampak tersebut),
  • Output (hasil langsung dari kegiatan program),
  • Activities (aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai output),
  • Inputs (sumber daya yang dibutuhkan dalam menjalankan program).

Modul ini juga mencakup prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, seperti menentukan alasan, prinsip, topik, dan sasaran dari evaluasi serta memastikan perlindungan data para peserta.

Salah satu bagian penting dari modul ini adalah pengelolaan risiko. Risiko adalah segala sesuatu yang bisa memengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Dalam konteks pendidikan, risiko ini bisa berupa risiko strategis, finansial, operasional, kepatuhan terhadap aturan, dan reputasi. Risiko tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikelola agar dampaknya minimal. Tahapan manajemen risiko meliputi identifikasi, pengukuran, strategi pengendalian, dan evaluasi yang berkelanjutan.

Dalam merancang program, pemimpin pembelajaran juga dianjurkan untuk menerapkan pola pikir berbasis aset, di mana pemetaan aset yang dimiliki sekolah menjadi dasar untuk merancang program yang memaksimalkan potensi tersebut. Selain itu, pendekatan dengan metode BAGJA—Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi—dapat digunakan untuk memaksimalkan proses perancangan program.

Modul ini relevan dengan tugas sehari-hari guru, terutama dalam perannya sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Filosofi Ki Hajar Dewantara menjadi dasar dalam memahami hakikat guru sebagai pemimpin yang mengutamakan kepentingan murid. Selain itu, guru juga diajak untuk berkolaborasi dengan sesama guru melalui komunitas praktisi, serta membangun komunikasi yang memberdayakan dengan murid melalui coaching model TIRTA.

Pada akhirnya, Guru Penggerak diharapkan mampu menjalankan program yang berpihak pada murid, mengelola risiko dengan baik, serta menjalankan strategi MELR dengan efektif untuk mencapai visi mencetak pemimpin pendidikan Indonesia masa depan yang mampu mendorong pertumbuhan murid secara holistik, sesuai dengan profil Pelajar Pancasila.

Lokasi: Sampit, Mentawa Baru Hulu, Kec. Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar