2024-10-30

Guru SMK Negeri 4 Sampit Ikuti Magang PKWU di Mentaya Sweet, Perkuat Keterampilan di Bidang Pengolahan Hasil Pertanian



Pada tanggal 28-29 Oktober 2024, SMK Negeri 4 Sampit mengadakan program magang bagi para guru melalui kegiatan Pendidikan Kewirausahaan (PKWU) di Mentaya Sweet. Program magang ini diikuti oleh sejumlah guru, termasuk Julianthie Mandasari, Guru Produktif Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Magang ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan praktis para guru dalam pengolahan produk pertanian, memperluas wawasan di bidang usaha kecil dan menengah (UKM), serta memperkaya materi ajar berbasis praktik yang dapat diterapkan langsung kepada siswa.



Selama dua hari di Mentaya Sweet, para guru dibimbing untuk membuat berbagai produk olahan hasil pertanian, seperti manisan nanas, sale pisang, manisan mangga, serta serbuk pisang yang bisa digunakan sebagai minuman atau topping makanan. Pelatihan intensif ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga menambah pemahaman guru mengenai proses pengolahan pangan yang berkualitas dan standar higienis yang baik.

Dengan keterampilan yang diperoleh dari magang ini, para guru diharapkan dapat mengembangkan program pembelajaran yang lebih aplikatif bagi siswa. Selain itu, mereka juga dapat menularkan keterampilan ini kepada siswa untuk membuka peluang berwirausaha di bidang agribisnis pengolahan hasil pertanian. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen SMK Negeri 4 Sampit dalam menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan kewirausahaan dan mampu bersaing di dunia kerja atau menciptakan peluang usaha mandiri.

2024-10-28

Mencetak Pemimpin Pembelajaran Melalui Program Pendidikan Guru Penggerak: Panen Hasil Belajar Angkatan 10

Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) telah menjadi langkah strategis untuk mencetak guru sebagai pemimpin pembelajaran di Indonesia. Dengan kurikulum yang dirancang untuk membekali guru dengan keterampilan kepemimpinan, program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan intensif selama enam bulan. Tak hanya fokus pada kompetensi akademis, program ini juga mengembangkan karakter dan nilai-nilai positif dalam diri guru untuk memastikan murid selalu menjadi pusat dari setiap langkah pembelajaran. Puncak program ini adalah Lokakarya 7, yang mengusung tema “Panen Hasil Belajar” sebagai bentuk apresiasi terhadap capaian dan perubahan yang dialami oleh setiap Calon Guru Penggerak (CGP).

Refleksi dan Evaluasi pada Lokakarya 7 Angkatan 10 Kabupaten Kotawaringin Timur

Pada 25-26 Oktober 2024, CGP Angkatan 10 Kabupaten Kotawaringin Timur berkumpul untuk Lokakarya 7 di BGP Mini Kotawaringin Timur. Pertemuan ini bertujuan sebagai ruang refleksi perjalanan pembelajaran CGP selama enam bulan. Para CGP berdiskusi dan mengevaluasi semua aspek, mulai dari durasi kegiatan, sarana, dan prasarana hingga materi dalam LMS yang telah mendukung proses belajar daring mereka. Tak hanya berhenti pada evaluasi, acara ini juga menjadi ajang persiapan untuk kegiatan puncak yang akan diadakan sehari setelahnya.

Pada Lokakarya ini, para CGP berbagi hasil kerja dan praktik baik yang telah berdampak pada murid serta menyampaikan saran untuk pengembangan program berdasarkan masukan dari pengunjung, yang di antaranya adalah kepala sekolah, dinas pendidikan, dan komunitas daerah. Berikut beberapa produk yang dihasilkan para CGP sebagai bentuk “Panen Hasil Belajar” mereka:

  1. Rangkuman Materi Kunci – CGP menyusun ringkasan materi dari sub-modul penting yang mengubah perilaku dan nilai-nilai mereka dalam berpihak pada murid. Rangkuman ini dipresentasikan dalam sesi Kelas Berbagi.

  2. Ringkasan Ide Pengembangan Program – Para CGP merangkum masukan dan dukungan dari para pengunjung serta menyusun gagasan untuk memperkuat dampak program di sekolah masing-masing.

  3. Media Praktik Baik – Sebagai langkah berbagi inspirasi, CGP mempersiapkan media presentasi praktik baik yang telah mereka terapkan di lingkungan belajar sekolah.

Kegiatan Puncak di Borneo City Mall Sampit: Merayakan Hasil Belajar Angkatan 10

Pada hari Sabtu, 26 Oktober 2024, giliran CGP Angkatan 10 Kabupaten Kotawaringin Timur yang mengadakan puncak Lokakarya 7 di Borneo City Mall Sampit. Bertempat di pusat perbelanjaan yang ramai, kegiatan ini menarik perhatian pengunjung sekaligus memperkenalkan hasil program CGP kepada masyarakat luas. Acara ini memamerkan berbagai produk dan hasil belajar yang telah dihasilkan oleh CGP selama menjalani program.

Pada pameran ini juga di lakukan penyampaian program sekolah oleh  perwakilan dari sekolah dasar, menengah pertama, hingga SMA/SMK CGP angklatan 10, yang menyampaikan program-program sekolah yang telah mereka rancang dan laksanakan. Stand pameran juga memajang produk siswa, mulai dari barang kerajinan hingga makanan, serta dokumentasi foto perjalanan CGP selama enam bulan. Pengunjung, termasuk para undangan seperti kepala sekolah, dinas pendidikan, serta orang tua murid, tampak antusias mengunjungi stand-stand tersebut dan berdiskusi langsung dengan para CGP. Para CGP aktif memberikan penjelasan mengenai inovasi mereka, membagikan pengalaman, serta memperlihatkan bagaimana program ini telah mengubah cara mereka memandang pendidikan.

Menumbuhkan Kepemimpinan yang Berpihak pada Murid

Lokakarya 7 tidak hanya menjadi momen untuk memamerkan pencapaian, tetapi juga menunjukkan bahwa PGP berhasil mencetak guru sebagai pemimpin pembelajaran sejati. Melalui berbagai kegiatan dan tantangan, CGP mampu menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berperan sebagai pendidik di kelas, tetapi juga sebagai inovator yang membawa perubahan di ekosistem sekolah. Hasil pembelajaran yang mereka tunjukkan menjadi bukti bahwa pendidikan yang berpihak pada murid dapat terwujud melalui kepemimpinan yang tulus dan berkomitmen.

Program Pendidikan Guru Penggerak telah memberikan ruang bagi guru untuk bertransformasi dan menginspirasi perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia. Dengan berakhirnya Lokakarya 7, para CGP siap melanjutkan langkah mereka sebagai pemimpin pembelajaran yang lebih baik, berkomitmen pada keberpihakan pada murid, dan menjadi teladan bagi generasi mendatang. Program ini bukan hanya menghasilkan guru yang lebih kompeten, tetapi juga menghidupkan semangat kepemimpinan yang akan memberikan dampak positif bagi pendidikan nasional kita.




2024-10-20

Praktek Produktif Siswa APHP: Inovasi Produk Buah-Buahan oleh Kelas XI SMK Negeri 4 Sampit

Siswa-siswi kelas XI Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMK Negeri 4 Sampit menunjukkan kreativitas luar biasa mereka dalam mengolah buah-buahan menjadi produk inovatif. Dalam praktek produktif ini, mereka tidak hanya fokus pada pengolahan dasar, tetapi juga memodifikasi buah-buahan menjadi berbagai produk yang siap bersaing di pasar.

Beberapa inovasi yang dihasilkan termasuk jus buah segar yang kaya nutrisi dan salad buah unik dengan sentuhan kekinian yang sesuai dengan tren pasar saat ini. Setiap produk dibuat dengan penuh semangat dan dedikasi, memperlihatkan kemampuan mereka dalam mengolah sumber daya lokal menjadi produk bernilai tambah.

Kegiatan ini tidak hanya berfungsi untuk mengasah keterampilan teknis siswa dalam pengolahan pangan, tetapi juga memberikan bekal pengetahuan penting tentang strategi pemasaran dan manajemen produk. Siswa diajarkan bagaimana mengidentifikasi tren pasar, mengembangkan produk yang menarik konsumen, serta merancang strategi penjualan yang efektif.

Kami sangat bangga melihat antusiasme dan kerja keras yang ditunjukkan oleh para siswa dalam menciptakan produk berkualitas tinggi. Dengan keterampilan yang mereka pelajari, siswa-siswi APHP siap untuk menghadapi tantangan dunia industri dan agribisnis, serta berkontribusi dalam pengembangan produk lokal yang kompetitif di pasar. Praktek ini merupakan langkah penting dalam membekali mereka dengan pengalaman yang relevan dan siap pakai untuk masa depan.

2024-10-14

Lulus Pembatik Level 3, Namun Belum Berkesempatan Lanjut ke Level 4

Pada tahun ini, saya dengan bangga berhasil menyelesaikan Pembatik (Pembelajaran Berbasis TIK) Level 3. Program ini merupakan bagian dari inisiatif Kemendikbud untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Melalui berbagai tahapan yang penuh tantangan di Level 3, saya berhasil menyelesaikan setiap tugas dan memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Level 3 dalam program Pembatik berfokus pada pengembangan bahan ajar berbasis TIK. Selama proses ini, saya mempelajari bagaimana memanfaatkan berbagai platform digital untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik bagi siswa. Saya mengembangkan modul dan materi ajar yang mengintegrasikan teknologi dengan kurikulum yang ada. Pengalaman ini sangat berharga, karena saya dapat melihat langsung bagaimana TIK mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas.

Meskipun berhasil lulus di Level 3, saya belum berhasil masuk ke Level 4, yang merupakan tahap seleksi 30 besar di tingkat provinsi. Hanya guru-guru terbaik dari seluruh provinsi yang memiliki kesempatan untuk melanjutkan ke level tertinggi ini, di mana mereka akan bersaing untuk menjadi duta TIK dan mendapatkan pengakuan lebih luas atas karya inovatif mereka.

Kendati demikian, saya merasa bangga atas pencapaian ini. Lulus di Level 3 adalah bukti nyata dari usaha dan dedikasi saya dalam mengembangkan keterampilan TIK untuk mendukung proses pembelajaran. Meskipun tidak lolos ke Level 4, perjalanan di Pembatik ini memberikan banyak pengalaman berharga yang dapat saya terapkan di sekolah, terutama dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih modern dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Pengalaman mengikuti Pembatik juga telah membuka mata saya akan potensi besar teknologi dalam pendidikan, serta tantangan dan peluang yang ada di era digital ini. Saya berkomitmen untuk terus mengasah kemampuan dan berkontribusi dalam pengembangan pembelajaran berbasis TIK, meski tidak menjadi bagian dari 30 besar provinsi.

Ke depan, saya akan terus berinovasi dan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswa serta sekolah. Saya percaya bahwa meskipun belum berkesempatan melangkah ke level berikutnya, pengalaman di Pembatik Level 3 ini sudah memberikan fondasi yang kuat untuk terus maju dan berkembang dalam dunia pendidikan berbasis teknologi.

Lokakarya 6 "Berkelanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah"

Pada hari Sabtu, 12 Oktober 2024, telah dilaksanakan Lokakarya 6 dengan tema “Berkelanjutan Pengembangan Diri dan Sekolah”. Lokakarya ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para Calon Guru Penggerak mengenai pentingnya merancang pengembangan sekolah yang berdampak langsung pada murid. Rancangan ini disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya sekolah yang ada, serta diiringi dengan rencana penguatan kompetensi diri sebagai pemimpin pembelajaran. Kompetensi ini diharapkan mendukung proses pengembangan sekolah secara berkelanjutan.

Kegiatan lokakarya berjalan sesuai dengan agenda pembelajaran yang telah disusun, mencakup berbagai strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diterapkan di kelas belajar. Selama kegiatan berlangsung, para peserta mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana mengelola program-program yang dapat mendukung perkembangan sekolah, baik dalam hal manajemen maupun proses pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan peserta didik.



Beberapa poin utama yang disampaikan dalam Lokakarya 6 ini meliputi:

  1. Penyusunan Rancangan Program Pengembangan Sekolah
    Peserta dilatih untuk menyusun rancangan program yang mampu mengoptimalkan sumber daya yang tersedia di sekolah. Program ini diharapkan mampu menciptakan perubahan nyata yang mendukung kemajuan sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa.

  2. Manajemen Risiko
    Lokakarya ini juga membahas pentingnya manajemen risiko dalam pelaksanaan program pengembangan sekolah. Para peserta diajak untuk mengidentifikasi potensi tantangan yang mungkin muncul serta merancang solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi dalam proses implementasi.

  3. Monitoring dan Evaluasi
    Salah satu keterampilan penting yang ditekankan adalah bagaimana melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program-program yang telah dijalankan. Peserta diajarkan untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam pengelolaan sekolah memiliki dampak positif yang terukur dan berkelanjutan. Monitoring ini juga membantu dalam melakukan penyesuaian program agar tetap relevan dengan kebutuhan sekolah dan murid.

Melalui lokakarya ini, peserta diajak untuk lebih memahami bagaimana manajemen sekolah yang tertata dengan baik dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif. Proses pembelajaran yang berfokus pada peserta didik juga ditekankan sebagai salah satu kunci utama dalam mewujudkan sekolah yang bermutu.

Kegiatan Lokakarya 6 berjalan dengan lancar dan efektif. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi dan aktif berdiskusi dalam menyusun rencana pengembangan sekolah masing-masing. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para Calon Guru Penggerak mampu merancang dan mengelola program-program yang berkelanjutan, serta siap menjadi pemimpin pembelajaran yang inovatif di sekolahnya.

Lokakarya ini memberikan bekal penting bagi para peserta untuk terus mengembangkan kompetensi diri mereka dan berkontribusi pada pengembangan sekolah, sehingga sekolah dapat terus bergerak maju menuju visi pendidikan yang lebih baik.

Pendampingan Individu Ke-6 "Refleksi Perubahan Diri dan Dampak Pendidikan"



Pada hari Jumat, 11 Oktober 2024, saya berkesempatan mengikuti Pendampingan Individu (PI) Ke-6 yang dilaksanakan oleh Pengajar Praktik (PP) Bapak Mathius Karenge di SMK Negeri 4 Sampit. Kegiatan ini berlangsung pada pukul 09.00 WIB dan mengusung tema “Refleksi Perubahan Diri dan Dampak Pendidikan”. Pendampingan ini merupakan bagian penting dari proses pengembangan kompetensi saya sebagai Calon Guru Penggerak, terutama dalam merefleksikan perubahan diri dan dampak pembelajaran yang telah saya lakukan selama ini.

Fokus utama dari pendampingan kali ini meliputi beberapa poin penting, yaitu:

  1. Persiapan Panen Hasil Belajar
    Dalam sesi ini, kami mendiskusikan berbagai capaian pembelajaran yang telah saya raih selama mengikuti program Guru Penggerak. Kami merencanakan evaluasi hasil pembelajaran, baik dari sisi metode pengajaran maupun pengaruhnya terhadap proses belajar siswa di kelas. Persiapan panen hasil belajar ini juga melibatkan refleksi tentang inovasi yang telah diterapkan selama program berlangsung.

  2. Pengumpulan Survei Umpan Balik (Feedback 360)
    Salah satu fokus penting dalam PI 6 ini adalah pengumpulan survei umpan balik dari berbagai pihak yang berinteraksi dengan saya, seperti kepala sekolah, rekan guru, siswa, serta diri saya sendiri. Survei ini bertujuan untuk mengukur kompetensi saya sebagai Calon Guru Penggerak dengan menggunakan metode feedback 360. Hasil dari survei ini akan dijadikan bahan refleksi untuk melihat kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.

  3. Refleksi Perubahan dalam Pembelajaran Selama 6 Bulan
    Selama 6 bulan terakhir, saya telah menerapkan berbagai perubahan dalam proses pembelajaran di kelas, termasuk penggunaan metode yang lebih berpusat pada siswa dan pendekatan yang lebih kontekstual. Dalam sesi ini, saya bersama Bapak Mathius Karenge mendiskusikan dampak dari perubahan tersebut, baik terhadap diri saya sebagai guru maupun kepada siswa yang terlibat dalam pembelajaran. Refleksi ini membantu saya dalam memahami lebih dalam pengaruh pendekatan baru yang saya terapkan.

  4. Penilaian Pemetaan Aset
    Kami juga melakukan penilaian terhadap pemetaan aset yang telah saya lakukan di sekolah. Diskusi ini melibatkan evaluasi sejauh mana tujuan program pengembangan kompetensi sudah dikomunikasikan dengan baik kepada warga sekolah, termasuk guru, siswa, dan pihak terkait lainnya. Kami juga membahas langkah-langkah selanjutnya dalam memastikan pemanfaatan aset sekolah secara optimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Pendampingan Individu Ke-6 ini memberikan ruang bagi saya untuk melihat kembali perjalanan pengembangan diri, serta dampak yang telah tercipta di lingkungan sekolah. Bapak Mathius Karenge juga memberikan masukan yang sangat berarti terkait strategi peningkatan pembelajaran dan komunikasi program kepada warga sekolah. Refleksi yang dilakukan dalam PI ini menjadi momentum untuk terus memperbaiki dan mengembangkan diri sebagai seorang Guru Penggerak yang lebih profesional dan berdampak pada pendidikan.

Kegiatan pendampingan ini menegaskan pentingnya refleksi dan umpan balik dalam proses pengembangan diri, serta bagaimana inovasi yang telah dilakukan bisa memberikan dampak nyata pada siswa dan lingkungan pendidikan.





2024-09-28

Lokakarya 5 Calon Guru Penggerak Angkatan 10: Kolaborasi dalam Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid

Pada Sabtu, 28 September 2024, kegiatan Lokakarya 5 Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10 dilaksanakan di gedung BPG Mini Kotim. Lokakarya ini mengusung tema "Kolaborasi dalam Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid" dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur (Kotim). Kegiatan ini dihadiri oleh para CGP dan sejumlah pemangku kepentingan dari dunia pendidikan di Kalimantan Tengah.

Rangkaian Kegiatan Lokakarya

Lokakarya 5 ini dirancang untuk memperkuat kemampuan para CGP dalam memaknai data yang diperoleh, mengidentifikasi aktor-aktor yang terlibat, serta mulai merancang perencanaan program yang berpihak pada murid. Salah satu fokus diskusi dalam lokakarya ini adalah bagaimana program yang telah dijalankan oleh para Guru Penggerak di sekolah masing-masing mengacu pada kepemimpinan siswa. Ini merupakan langkah penting dalam mendukung pengembangan karakter dan potensi siswa.

Kegiatan ini terbagi dalam beberapa sesi, di mana CGP terlibat dalam diskusi aktif, refleksi, serta perancangan program. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memastikan bahwa para CGP mampu menjadi agen perubahan yang efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan di wilayah Kalimantan Tengah.

Tujuan dan Produk Lokakarya

Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai dalam Lokakarya 5 ini:

  1. Memaknai data: CGP diharapkan mampu memaknai data yang diperoleh melalui tahap "Buat pertanyaan" (B) dan "Ambil pelajaran" (A) untuk merancang fase "Gali mimpi."
  2. Penentuan aktor: CGP mampu menentukan aktor-aktor yang akan dilibatkan dalam fase "Gali mimpi" serta menyusun strategi pelibatannya.
  3. Perencanaan program: CGP mulai menyusun perencanaan program yang meliputi judul kegiatan, latar belakang, dan tujuan program.


Ketercapaian Tujuan Belajar dan Produk yang Dihasilkan

Hasil dari lokakarya ini dapat dilihat dalam beberapa capaian utama:

  1. CGP berhasil memaknai data yang telah diperoleh dalam tahapan "Buat pertanyaan" dan "Ambil pelajaran" dan menggunakannya untuk merancang program di fase "Gali mimpi" pada sesi kedua.
  2. CGP dapat menentukan aktor yang akan terlibat dalam fase "Gali mimpi" serta menyusun strategi pelibatan aktor di sesi ketiga.
  3. Setiap CGP telah memulai pembuatan perencanaan program yang mencakup judul, latar belakang, serta tujuan program, dan hasilnya dipresentasikan melalui Gallery Walk, di mana rencana program masing-masing dipajang untuk ditinjau.

Dengan capaian tersebut, Lokakarya 5 ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi CGP dalam menyusun dan mengelola program yang berpihak pada murid serta membangun kolaborasi yang efektif dengan berbagai aktor di lingkungan pendidikan.




2024-09-27

3.3.a.9. Aksi Nyata - Modul 3.3

 

Tujuan Pembelajaran Khusus:  

  1. CGP dapat menjalankan tahapan B (Buat Pertanyaan) & A (Ambil Pelajaran) berdasarkan model prakarsa perubahan B-A-G-J-A yang telah dibuat sebelumnya pada tahapan Demonstrasi Kontekstual dalam sebuah aksi nyata. 
  2. CGP membuat dokumentasi pelaksanaan tahapan yang telah dijalankan tersebut.

Pertanyaan Pemantik:

Bagaimana saya dapat menerapkan rancangan program yang telah saya buat ke dalam bentuk aksi nyata? Langkah-langkah apa yang bisa saya lakukan?

Selamat Ibu/Bapak sekalian! 

Ibu/Bapak telah sampai pada tahapan pembelajaran yang terakhir dari modul ini, yang sekaligus merupakan tahapan terakhir dari keseluruhan rangkaian modul Program Guru Penggerak. Kami yakin, cara pandang baru, pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap yang telah Ibu/Bapak kembangkan dalam proses belajar selama ini, telah memberi bekal yang cukup untuk memulai aksi perubahan dalam praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan sehari-hari oleh Ibu/Bapak.  Kami hanya ingin mengingatkan kembali bahwa, perubahan tidak harus dimulai dari hal yang besar. Kita dapat memulainya melalui langkah-langkah kecil yang dapat kita lakukan dalam lingkungan yang secara langsung dapat kita pengaruhi terlebih dahulu. Lewat perubahan-perubahan kecil yang Ibu/Bapak buat, kami yakin dampak positif akan dapat dirasakan oleh komunitas belajar di sekolah Ibu/Bapak, yang kemudian mampu menginspirasi lingkungan yang lebih luas.

Di dalam tahapan terakhir ini, Ibu/Bapak akan mulai mewujudkan perubahan kecil tersebut dengan mencoba menerapkan tahapan B dan A dari model prakarsa perubahan  BAGJA  yang telah Ibu/Bapak buat sebelumnya. Mengapa di tahapan aksi nyata ini Ibu/Bapak hanya akan melakukan tahapan B dan A? Hal ini karena tahapan selanjutnya dari proses BAGJA  ini (tahapan GJA) akan diimplementasikan selanjutnya bersamaan dengan saat Ibu/Bapak melakukan kegiatan lokakarya.




2024-09-26

MPI APHP Tugas Pembatik Level 3

 


Program Bimbingan Teknis Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) level 3: Kreasi menitik beratkan pada kemampuan untuk membuat bahan ajar berbasis TIK dan meningkatkan kompetensi Kreasi TIK yang kreatif, inovatif, dan kolaboratif dalam menunjang implementasi Kurikulum Merdeka.

Dalam PembaTIK Level 3 : Kreasi, terdapat 4 modul yaitu : (1) Rancangan Media Pembelajaran Berteknologi Digital, (2) Pengembangan Media Audio & Video Pembelajaran Berbasis TIK, (3) Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif, (4) Inovasi Pembelajaran yang Memanfaatkan Media Pembelajaran Digital.

Pada akhir pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kompetensi :

  • ·       Menguasai salah satu tools pengembang pembelajaran, baik konten maupun aplikasi;
  • ·       Memiliki kemampuan dasar desain komunikasi visual;
  • ·       Melakukan proses yang sistematis dalam pengembangan media pembelajaran;
  • ·       Mampu menghasilkan salah satu bentuk media pembelajaran interaktif berbasis TIK;
  • ·       Melakukan rekayasa media pembelajaran sesuai kebutuhan;
  • ·       Mengembangkan media pembelajaran secara kolaboratif baik dengan sesama guru ataupun siswa;
  • ·       Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dalam pengembangan media, dan
  • ·       Menghasilkan bahan belajar berbasis TIK.

Adapun alur bisnis Pembatik Level 3 : Kreasi, sebagai berikut :

  • ·       Mengerjakan pretest level;
  • ·       Membaca uraian materi pembelajaran dan mengunduh modul pembelajaran;
  • ·       Melakukan aktivitas pembelajaran yang tertera pada modul;
  • ·       Mengerjakan latihan dan Tes Akhir Modul (TAM);
  • ·       Mengikuti webinar level;
  • ·       Mengikuti Sesi live Sinkronus Level;
  • ·       Mengerjakan Tugas Akhir Level;
  • ·       Mengerjakan post-test level dan evaluasi pelaksanaan.

Pada level 3 ini saya membuat MPI APHP (Media pembelajaran Interaktif) untuk siswa SMK Jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian kelas XII. Link MPI https://qlcejofgzi5vxzsflworwa.on.drv.tw/MPI%20BARU%20PEMBATIK%202024/MPI/





2024-09-19

Pendampingan Individu 5 : Merencanakan dan Melaksanakan Program Yang Berdampak Pada Murid

 


Jadwal Pendampingan Individu 5 PPGP Angkatan ke-10 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 september 2024 di sekolah Calon Guru Penggerak.

Tujuan pendampingan yakni rancangan program yang berpihak pada murid. Fokus pendampingam refleksi penerapan aksi nyata modul Pembelajaran yang berpihak pada murd, diskusi rancangan program yang berpihak pada murid, dan diskusi perkembangan komunitas praktisi di sekolah dan implementasinya untuk berbagi kepada rekan sejawat.

Hal-hal yang dibahas dalam pendampingan antara lain :

Pada bagian pembukaan mengenai proses yang telah dipelajari CGP pada modul coaching supervisi akademik, rencana tindak lanjut dari pendampingan individu 4, dan capaian CGP dalam pembelajaran daring sebagai kemajuan, maupun praktik baik. Selanjutnya CGP memperlihatkan hasil observasi pembelajaran dari rekan sejawat. Baik catatan hasil observasi maupun video observasi.

Pada bagian inti pendampingan, PP bersama CGP mendiskusikan tentang refleksi proses pengambilan keputusan, baik hal yang memengaruhi proses pengambilan keputusanberdasarkan hasil pemetaan, hal yang perlu dikembangkan/ dievaluasi, hal yang mendukung keberhasilan pengambilan keputusan, pengalaman terkait dilema etika, menilai kesesuaikan pengambilan keputusan yang diambil dengan prinsip dan langkah yang telah dipelajari, maupun hal yang masih perlu dikembangkan dan dievaluasi dari proses pengambilan keputusan tersebut.

Selanjutnya diskusi tentang rancangan program yang berdampak pada murid. Dari wawancara dengan CGP diperoleh informasi tentang beberapa rancangan program yang berdampak pada murid seperti di SMK negeri 4 Sampit "JUMBA (Jumat Berkah Berbagi)" Tujuan dari kegiatan Jumat Berkah Berbagi di SMK Negeri 4 Sampit, atau yang dikenal dengan "Jumba," antara lain:

  1. Menumbuhkan Rasa Kepedulian Sosial
    Melalui kegiatan ini, siswa dan guru diajak untuk peduli terhadap masyarakat sekitar dengan berbagi hasil pertanian dan produk olahan, seperti sayuran, tahu, dan tempe.
  2. Mengasah Keterampilan Kepemimpinan Siswa
    Kegiatan ini mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan, sehingga keterampilan kepemimpinan (student agency) dan kolaborasi mereka berkembang.
  3. Meningkatkan Keterampilan Abad 21
    Kegiatan ini mengajarkan siswa keterampilan abad 21 seperti kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas dalam konteks nyata.
  4. Mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka
    Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan berbagi dan mengelola kegiatan sosial, Jumba juga sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila yang menjadi bagian dari Kurikulum Merdeka.
  5. Memanfaatkan Produk dari Program Sekolah
    Program ini juga mengintegrasikan hasil produksi jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian ke dalam kegiatan berbagi, mendukung ketahanan pangan lokal.

Dengan kegiatan ini, diharapkan siswa memiliki kesadaran sosial yang tinggi, keterampilan kepemimpinan, dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program nantinya

1.       Partisipasi Siswa yang Konsisten: Beberapa siswa mungkin kurang antusias untuk terlibat secara konsisten dalam kegiatan sosial ini.

2.       Manajemen Waktu: Mengelola waktu pelaksanaan program agar tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar utama di sekolah bisa menjadi tantangan tersendiri.

3.       Pengelolaan Dana: Ketersediaan dana dan donasi untuk kegiatan berbagi memerlukan pengelolaan yang baik agar program dapat terus berkelanjutan.

Selanjutnya diskusi tentang komunitas praktisi yang mana Komunitas Belajar (Kombel) di SMK Negeri 4 Sampit yang kurang aktif bisa menjadi tantangan dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan kolaboratif. Untuk mengatasi hal ini, ada beberapa solusi yang bisa diterapkan agar Kombel lebih aktif dan bermanfaat bagi semua anggotanya:

1. Tentukan Tujuan yang Jelas

Kombel perlu memiliki tujuan yang spesifik, seperti peningkatan kompetensi guru dalam TIK, kolaborasi dalam pengembangan bahan ajar, atau berbagi praktik baik dalam pembelajaran. Tujuan yang jelas akan memberikan arah bagi komunitas dan membuat anggotanya lebih termotivasi untuk terlibat.

2. Buat Jadwal Kegiatan yang Teratur

Menjadwalkan pertemuan rutin, baik mingguan atau bulanan, akan menjaga kontinuitas dan memastikan anggota tetap terlibat. Setiap pertemuan dapat membahas topik yang relevan, seperti pembelajaran berbasis proyek, inovasi dalam pembelajaran digital, atau evaluasi kurikulum.

3. Libatkan Semua Anggota Aktif dalam Peran Kunci

Berikan tanggung jawab kepada setiap anggota, seperti menjadi fasilitator, pemimpin diskusi, atau penyelenggara kegiatan. Ini akan meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap keberlangsungan Kombel.

4. Adakan Workshop atau Pelatihan Berbasis Kebutuhan

Kombel dapat lebih hidup dengan menghadirkan pelatihan atau workshop yang sesuai dengan kebutuhan para guru, seperti pengembangan media pembelajaran berbasis TIK atau penerapan Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini bisa menjadi momentum untuk membangkitkan antusiasme anggota.

5. Kolaborasi dengan Komunitas Luar

Mengundang pembicara dari luar, seperti dari komunitas guru lainnya, atau menjalin kerja sama dengan sekolah lain, dapat memperkaya kegiatan Kombel. Hal ini juga akan memberikan perspektif baru yang bisa memotivasi anggota.

6. Manfaatkan Platform Digital

Menggunakan platform digital untuk berbagi informasi, materi, atau hasil diskusi akan memudahkan anggota tetap terhubung meskipun tidak bisa hadir secara fisik. Misalnya, menggunakan grup WhatsApp, Google Classroom, atau platform pembelajaran lainnya.

7. Evaluasi dan Umpan Balik

Secara berkala, evaluasi efektivitas kegiatan Kombel dan minta umpan balik dari anggota. Ini bisa membantu menemukan apa yang kurang menarik dan bagaimana meningkatkan partisipasi.

Dengan saran dari PP (pengajar praktik) semoga Kombel di SMK Negeri 4 Sampit dapat menjadi lebih aktif dan memberikan manfaat nyata bagi pengembangan profesional guru serta pembelajaran di sekolah.

PEMBATIK LEVEL 3 2024



Alhamdulillah, akhirnya lulus Level 2 PembaTIK dan siap melangkah ke tantangan berikutnya, yaitu Level 3 PembaTIK 2024 – Kreasi. Di level ini, saya bersama rekan-rekan guru lainnya akan diajak untuk menciptakan bahan ajar berbasis teknologi yang sejalan dengan penerapan Kurikulum Merdeka. Tujuan utamanya adalah membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Lebih dari itu, filosofi pembelajaran Ki Hajar Dewantara yang berpusat pada siswa menjadi landasan utama dalam setiap proses yang dilakukan.

Apa yang Akan Dipelajari di Level 3?

Di Level 3, saya akan dilatih untuk menguasai beberapa keterampilan penting yang mendukung pengembangan media pembelajaran berbasis TIK. Beberapa kemampuan yang akan saya pelajari antara lain:

  1. Menguasai Tools Pengembang Pembelajaran
    Saya akan mempelajari cara menggunakan berbagai aplikasi dan alat untuk membuat konten pembelajaran berbasis teknologi.

  2. Desain Komunikasi Visual
    Kemampuan dasar dalam desain visual juga akan dikuasai agar media pembelajaran yang saya buat lebih menarik dan efektif.

  3. Proses Sistematis dalam Pengembangan Media
    Setiap tahapan dalam pembuatan media pembelajaran dilakukan dengan pendekatan yang sistematis, mulai dari perencanaan hingga evaluasi.

  4. Menciptakan Media Pembelajaran Interaktif
    Saya akan belajar menghasilkan media pembelajaran berbasis TIK yang interaktif, seperti video, multimedia, hingga gim edukasi.

  5. Rekayasa Media Sesuai Kebutuhan
    Media yang saya buat akan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan situasi pembelajaran, sehingga lebih relevan dan bermanfaat.

  6. Pengembangan Media Kolaboratif
    Kolaborasi menjadi kunci sukses di level ini, baik dengan sesama guru maupun siswa. Kerjasama ini akan menghasilkan media yang lebih kreatif dan bermanfaat.

  7. Penerapan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
    Setiap media yang saya buat akan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang baik, sehingga mampu mendukung proses belajar dengan efektif.

  8. Menghasilkan Bahan Ajar Berbasis TIK
    Pada akhirnya, tugas saya adalah menghasilkan media pembelajaran yang bermanfaat untuk mendukung Kurikulum Merdeka.

Tugas Akhir di Level 3

Tantangan utama di Level 3 adalah membuat media pembelajaran berbasis TIK. Ada beberapa pilihan yang bisa dikembangkan, seperti Audio Pembelajaran, Video Pembelajaran, Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI), atau Gim Edukasi. Media yang saya kembangkan nantinya akan diunggah sebagai Bukti Karya di Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi guru lainnya dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Dengan menyelesaikan seluruh rangkaian ini, saya akan semakin siap meningkatkan kompetensi di bidang TIK secara kreatif, inovatif, dan kolaboratif. Ini adalah langkah nyata untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan tentunya berpusat pada kebutuhan siswa.

Mari terus berinovasi dan membawa perubahan positif di dunia pendidikan!

2024-09-17

3.2.a.9. Aksi Nyata - Modul 3.2


Tujuan Pembelajaran Khusus:  CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah.

Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA, Bapak/Ibu CGP mengidentifikasikan sumber daya sebagai aset/kekuatan yang dimiliki sekolah. Identifikasi sumber daya sekolah dilakukan secara kolaboratif  agar semua warga sekolah dapat bersama-sama mengetahui dan memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hasil dan proses pemetaan secara kolaboratif dapat dilaporkan dalam bentuk yang sesuai dengan kreativitas CGP, misalnya berupa foto atau video, dan lainnya. Dokumentasi dari proses ini akan dinilai pada kunjungan pendampingan individu ke-6. 

Hasil identifikasi pemetaan aset sekolah juga akan digunakan kembali saat Anda memasuki sesi demonstrasi kontekstual dalam modul 3.3.

Hasil tugas Julianthie Mandasari
https://drive.google.com/file/d/1AqwfbDa55ylmCfV1f4XNFof0kegfPNfR/view?usp=sharing

2024-09-10

MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Dalam modul 3.3 ini, penekanan diberikan pada pentingnya merancang program yang berpihak kepada murid, dimulai dari perencanaan hingga pelaporan. Proses pelaksanaan program harus melalui tahapan Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran, dan Pelaporan (MELR). Salah satu keterampilan yang diberikan kepada calon Guru Penggerak dalam modul ini adalah kemampuan untuk mengidentifikasi manajemen risiko dalam setiap program yang dirancang.

Menurut Kertsy Hobson dan tim (2013) dalam buku mereka, "A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation", monitoring adalah proses pengumpulan data dan analisis internal dari sebuah proyek atau program, sedangkan evaluasi adalah proses penilaian berkala terhadap suatu proyek atau program yang telah dijalankan.

Refleksi tertulis terhadap program yang dirancang dapat dilakukan menggunakan model 4F, yang meliputi:

  1. Fact (Fakta): Catatan objektif tentang apa yang terjadi.
  2. Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi yang terjadi.
  3. Finding (Temuan): Pelajaran yang diambil dari situasi tersebut.
  4. Future (Masa Depan): Arah untuk pembelajaran di masa mendatang.

Ada beberapa konsep penting yang menjadi dasar dalam desain program atau proyek, yaitu:

  • Aim (dampak akhir yang diinginkan),
  • Objective (tujuan yang harus dicapai untuk mewujudkan dampak tersebut),
  • Output (hasil langsung dari kegiatan program),
  • Activities (aktivitas yang dilaksanakan untuk mencapai output),
  • Inputs (sumber daya yang dibutuhkan dalam menjalankan program).

Modul ini juga mencakup prinsip-prinsip penting dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, seperti menentukan alasan, prinsip, topik, dan sasaran dari evaluasi serta memastikan perlindungan data para peserta.

Salah satu bagian penting dari modul ini adalah pengelolaan risiko. Risiko adalah segala sesuatu yang bisa memengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Dalam konteks pendidikan, risiko ini bisa berupa risiko strategis, finansial, operasional, kepatuhan terhadap aturan, dan reputasi. Risiko tidak bisa dihindari, tetapi bisa dikelola agar dampaknya minimal. Tahapan manajemen risiko meliputi identifikasi, pengukuran, strategi pengendalian, dan evaluasi yang berkelanjutan.

Dalam merancang program, pemimpin pembelajaran juga dianjurkan untuk menerapkan pola pikir berbasis aset, di mana pemetaan aset yang dimiliki sekolah menjadi dasar untuk merancang program yang memaksimalkan potensi tersebut. Selain itu, pendekatan dengan metode BAGJA—Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi—dapat digunakan untuk memaksimalkan proses perancangan program.

Modul ini relevan dengan tugas sehari-hari guru, terutama dalam perannya sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Filosofi Ki Hajar Dewantara menjadi dasar dalam memahami hakikat guru sebagai pemimpin yang mengutamakan kepentingan murid. Selain itu, guru juga diajak untuk berkolaborasi dengan sesama guru melalui komunitas praktisi, serta membangun komunikasi yang memberdayakan dengan murid melalui coaching model TIRTA.

Pada akhirnya, Guru Penggerak diharapkan mampu menjalankan program yang berpihak pada murid, mengelola risiko dengan baik, serta menjalankan strategi MELR dengan efektif untuk mencapai visi mencetak pemimpin pendidikan Indonesia masa depan yang mampu mendorong pertumbuhan murid secara holistik, sesuai dengan profil Pelajar Pancasila.

2024-09-09

Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3

 


Pada minggu ini (jurnal refleksi dwi mingguan), saya mengikuti kegiatan calon guru penggerak yang membahas modul 3.3 dengan topik “Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid". Saya merasa bahwa banyak hal baik yang saya alami dalam proses tersebut. Saya juga dapat berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat dan bertukar pengalaman dalam menerapkan nilai dan peran guru penggerak.

Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.

 

  1. Fact (Peristiwa)

Pada bagian akhir dari pelatihan CGP, yaitu modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, kami diajak untuk mendalami alur pelaksanaan yang konsisten menggunakan pendekatan MERDEKA. Langkah pertama, Mulai dari Diri, mengajak kami untuk merefleksikan pemahaman mengenai apa yang dimaksud dengan program berdampak pada murid dan bagaimana hal tersebut terkait dengan student agency. Selanjutnya, pada tahap Eksplorasi Konsep, kami belajar menyusun program yang berfokus pada murid, dengan menumbuhkan student agency melalui pertimbangan aspek suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership). Diskusi kolaboratif atau yang lebih dikenal sebagai Ruang Kolaborasi (Rukol), menjadi momen penting bagi kami untuk berinteraksi dengan rekan-rekan CGP lainnya. Pada sesi Rukol pertama pada hari jumat tanggal 30 Agustus 2024 jam 13.00 – 15.15 wib kami di bagi menjadi 3 kelompok besar yang akan untuk mencoba membayangkan sebuah program atau kegiatan sekolah yang secara sengaja dirancang untuk mendorong tumbuhnya kepemimpinan murid, kami mendiskusikan program yang dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan, kemandirian, kreativitas, dan semangat gotong royong pada murid. Hasil diskusi tersebut kemudian dipresentasikan dan mendapatkan umpan balik pada sesi Rukol kedua pada hari senin pada tanggal 02 September 2024 jam 13.00 – 15.15 wib untuk kelompok kami mempresentasikan tentang kegiatan Jumat Berkah Berbagi “JUMBA”.

 

Selanjutnya, kami melaksanakan Demonstrasi Kontekstual, dimana kami menyusun program yang berdampak pada murid dengan menggunakan tahapan BAGJA. Proses ini dilanjutkan dengan Elaborasi Pemahaman yang dilakukan secara daring, dipandu oleh instruktur Anastasia Moertodjo dari Cabang Dinas Pendidikan Provinsi jawa Timur wilayah Sidoarjo. Kemudian, kami diminta untuk menghubungkan materi Modul 3.3 dengan modul-modul sebelumnya, yang harus diunggah ke platform LMS (Learning Management System). Pada bagian akhir modul ini, kami diajak untuk melakukan Aksi Nyata, yaitu melaksanakan program yang telah disusun berdasarkan tahapan BAGJA.

 

2.       Perasaan (Feeling)

Mengikuti modul 3.3 ini memberikan saya rasa bahagia yang mendalam, terutama karena ini adalah modul terakhir dalam pelatihan CGP. Beban yang selama ini dirasakan perlahan berkurang, meskipun masih ada tugas yang harus diselesaikan hingga acara Panen Karya bulan depan. Saya merasa bersyukur karena masih bisa mengikuti dan menyelesaikan semua tugas selama pelatihan ini, meskipun ada beberapa yang terlambat dalam pengumpulannya. Selain rasa bahagia, ada juga rasa haru karena akan segera berpisah dengan teman-teman CGP, PP, dan fasilitator yang telah menjadi sumber dukungan dan semangat sepanjang pelatihan ini.

 

  1. Pembelajaran (Findings)

Modul 3.3 ini membuka wawasan saya tentang bagaimana menyusun dan merancang program yang benar-benar memberikan dampak positif bagi murid. Saya belajar bahwa menumbuhkan sikap kepemimpinan pada murid, atau yang dikenal sebagai student agency, memerlukan perhatian khusus pada aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid. Dalam merancang program yang berdampak pada murid, kita harus terlebih dahulu memetakan potensi yang dimiliki oleh sekolah. Dengan cara ini, kita dapat mengoptimalkan penggunaan aset yang ada, sehingga program yang dirancang dapat berjalan dengan lancar dan hambatan yang mungkin muncul dapat diminimalisir.

 

  1. Penerapan (Future)

Setelah memahami modul 3.3 ini, saya berencana untuk berkolaborasi lebih intens dengan kolega dan murid-murid dalam berbagi pengetahuan dan merancang program yang dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada murid. Dalam setiap langkah, saya akan memastikan bahwa aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid tetap menjadi fokus utama. Dengan keterlibatan semua pihak, saya yakin program yang dirancang secara bersama-sama ini dapat terwujud dan berjalan dengan baik serta lancar, memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan murid-murid di sekolah.


2024-09-05

PEMBATIK LEVEL 2 2024



Alhamdulillah, akhirnya lulus PembaTIK Level 1 dan siap melangkah ke Level 2! Level ini akan memberikan tantangan baru yang lebih seru, di mana saya akan belajar lebih dalam tentang penerapan teknologi dalam pembelajaran. Apa saja yang akan saya hadapi di Level 2 ini?

1. Merancang Inovasi Pembelajaran

Di sini, saya akan diminta untuk merancang dan mengimplementasikan solusi pembelajaran digital yang inovatif. Sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka, saya harus bisa menciptakan cara baru yang efektif dan kreatif dalam mengajar, tentunya dengan dukungan teknologi.

2. Mengembangkan Konten dan Alat Pembelajaran

Bukan hanya merancang, saya juga akan mengembangkan konten pembelajaran interaktif yang memanfaatkan teknologi terkini. Harapannya, ini akan membuat proses belajar mengajar jadi lebih menarik dan efektif.

3. Evaluasi dan Feedback

Setelah implementasi, saya akan mengevaluasi bagaimana proses pembelajaran berjalan. Saya akan menerima umpan balik yang berharga untuk perbaikan ke depannya, sehingga inovasi yang saya lakukan bisa lebih baik lagi.

Level 2 ini akan menguji kemampuan saya dalam memanfaatkan TIK di era pembelajaran abad ke-21. Saya akan belajar bagaimana menerapkan model pembelajaran berbasis sumber digital dan mengelola kelas terintegrasi teknologi. Dengan mempelajari tiga modul utama di Level 2, saya akan memperdalam pemahaman tentang cara memaksimalkan TIK dalam pembelajaran.

Tidak sabar rasanya menunggu webinar PembaTIK Level 2 yang akan dilaksanakan pada 21 Agustus 2024 pukul 14.00 WIB. Setelah itu, tugas akhir akan dikerjakan bersama siswa atau rekan sejawat, menerapkan semua yang sudah saya pelajari. Tantangan terakhir adalah post-test yang akan diadakan pada 31 Agustus hingga 1 September 2024.

Semua usaha dan kreativitas yang saya tuangkan dalam Level 2 ini akan membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan. Nantikan hasilnya di bulan September 2024!

Mari terus semangat belajar dan berinovasi!