TEKNIK BERTANAM
SEMANGKA
Pembicara :
1.
Suparno, S.Pd.,
MT (Widyaiswara BBPPMPV Pertanian)
2.
M. Samsul Arif
(alumni Magang Jepang)
3.
Mujafar Priyono
(Ketua P4S Zero Farm technology)
Moderator
:
Juherman, STP, M.Si (Widyaiswara BBPPMPV Pertanian
Artikel ini
berisi ringkasan materi yang di sampaikan oleh pembicara, untuk materi yang
jelas bias menghubungi kontak saya yang di blog ini.
TEKNOLOGI PEMBIBITAN SEMANGKA DIJEPANG
OUTLINE/SISTEMATIKA PROSES PEMBIBITAN
1. MEDIA SEMAI BENIH
2. PEMBIBITAN
A. Batang atas
B. Batang bawah
C. Jadwal semai
3. PENYAMBUNGAN (Tsugiki/setsuboku)
A. Potongd aun (cuttaba)
B. Sambung susu (yubitsugi)
C. Belah tengah (warutsugi)
D. Tusuk jarum (haritsugi)
4. PENANAMAN BIBIT DAN KARANTINA
A. Pembuatan sungkup Plastik
B. Penanaman bibit sambungan
C. Perawatan bibit
5.PINDAH BIBIT SUHU GREEN HOUSE
a. Penjarangan (hirogeru-dankon)
b. Perawatan
1.
MEDIA SEMAI BENIH
Media semai
terdiri dari 3 bagian, yaitu;
-
Serbuk kayu atau partikel
kayu biasa
-
Peatmose
-
Pupuk kandang
Ketiga
bahan tadi dicampur dengan merata dengan menggunakan rotari, kemudian dimasukkan
alat pengisi media semai sesuai dengan kebutuhan pemakaian.
2.
PEMBIBITAN
A.
Batang atas
Batang
tas adalah bibit semangka yang sudah ditentukan atau berdasarkan jenis tertentu
yang sudah dibudidayakan.
B.
Batang bawah
Batang
bawah untuk semangka adalah bahasa Indonesia disebut kukuk atau blonceng (bhs. Jawa) yang biasanya
berbetuk seperti kendil. Sudah barang tentu dipilih sebagai batang bawah karena
memiliki keunggulan diantaranya, umur panjang, perakaran bagus dan kuat, tahan
penyakit , produktivitas tinggi dan lain sebagainya.
C.
Jadwal semai
Penyemaian
dilakukan pada saat bersamaan antara batang atas semangka maupun batang bawah
yaitu kukuk, menggunakan baki atau bak semai yg berbeda.
D.
Sterilisasi Media
Yang
penting diperhatikan yaitu sebelum benih disemai media semai terlebih dahulu
disiram dengan menggunakan fungisida agar steril dari jamur dan bibit penyakit.
3.
PENYAMBUNGAN ( Tsugiki -
setsuboku )
Dalam
Teknik penyambungan ada beberapa cara yang dipakai namun yang sering digunakan
yaitu teknik potong daun atau di Jepang dikenal dengan nama cuttaha
A.
Potong daun ( cutta ha )
B.
Sambung susu ( yubitsugi )
C.
Belah tengah (waru tsugi )
D.
Tusuk jarum (Haritsugi)
4.
PENANAMAN BIBIT DAN KARANTINA
Setelah
bibit disambung atau ditempel selanjutnya langsung ditanam di pot-pot bibit yang
telah disediakan dengan langkah – langkah sebagai berikut ;
A.
sungkup Plastik
setelah
disambung bibit langsung ditanam dan dikarantina dengan sungkup plastic supaya
suhu tetap hangat dan tidak terjadi penguapan
B.
Pindah bibit
Setelah
bibit semangka hasil tempelan tumbuh dengan baik, maka 3 hari kemudian plastic
dibelah tengahnya dan dibuka secara bertahap supaya bibit mulai menyesuaikan
dengan suhu ruangan greenhouse dan selanjutnya dipindahkan keluar dari sungkup
plastic setelah benar-benar pertumbuhannya baik.
5. PINDAH BIBIT ( SUHU GREEN HOUSE
)
A.
Penjarangan dan
penataan jarak ( hirogeru & dankon )
Tahap
berikutnya bibit semangka hasil tempelan tersebut ditata ditempat pembesaran
bibit dan 2 hari kemudian dilakukan hirogeruatau dalam bahasa indonesianya
menjarangkan jarak bibit yang satu dengan yang lain sekitar 10 – 15 cm dengan
tujuan supaya pertumbuhan bibit semangka lebih cepat besar.
B. Perawatan
Dalam masa perawatan dilakukan penyiraman , pemupukan danjuga penyemprotan hama dan penyakit bila diperlukan.
0 komentar:
Posting Komentar