Setelah lebih dari satu tahun pelaksanaan
pembelajaran dirumah (PJJ) dengan menggunakan metode offline (kunjungan ke
rumah siswa satu persatu) dan online (menggunakan aplikasi zoom, meet dll), ada
hal atau dampak negative yang di timbulkan misalnya kouta/paket internet yang
membengkak meskipun ada bantuan dari pemerintah, jaringan yang susah sehingga
membuat siswa malas dalam mencari jaringan karena harus keluar rumah dan kadang
jaringan berada didaerah kebun/hutan (lokasi kami Kalimantan tengah). Sehingga
kami sebagai guru agak susah dalam mengukur hasil pembelajaran.
Bagi sekolah jurusan (SMK) yang memberikan
pendidikan kompetensi keahlian dan keterampilan, merasa kurang maksimal selama
proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Meski begitu, PJJ tak melulu berdampak negatif.
Setidaknya pandemi menjadi lompatan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
pendidikan untuk menguasai teknologi informasi. Namun, masih banyak pekerjaan
rumah ihwal pendidikan berbasis teknologi. Mulai dari belum meratanya akses
internet, minimnya literasi digital hingga ketiadaan gawai dari peserta didik.
PTMT ini sangat diperlukan mengingat adanya potensi
learning loss akibat
pembelajaran yang tidak maksimal selama PJJ. Kami mulai ujicoba PTM bulan
September 2021 dengan kehadiran siswa 50% disekolah dan 50% di rumah tetap kami
laksanakan PJJ seperti biasa. Hal ini kami lakukan secara bergantian. Untuk
kunjungan offline ke rumah siswa pun tetap kami laksanakan guna menunjang
terutama siswa yang lokasi rumah tidak memiliki jaringan internet dan gawai.
PTM
yang berjalan ialah PTM Terbatas. Dimana ada panduan pembelajaran dan juga
protokol kesehatan yang harus dijalankan agar tidak terjadi penularan Covid-19
di sekolah.
berikut
ini adalah panduan protokol kesehatan yang berjalan di sekolah yang memberlakukan
PTM Terbatas.
A. Sebelum Pembelajaran
1. Melakukan disinfeksi sarana prasarana dan
lingkungan satuan pendidikan
2. Memastikan kecukupan cairan disinfektan, sabun
cuci tangan, air bersih di setiap fasilitas cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan
cairan pembersih tangan (handsanitizer)
3. Memastikan ketersediaan masker, dan atau masker
tembus pandang cadangan
4. Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh
tembak) berfungsi dengan baik
5. Melakukan pemantauan kesehatan warga satuan
pendidikan: suhu tubuh dan menanyakan adanya gejala batuk, pilek, sakit
tenggorokan dan atau sesak nafas
B. Setelah Pembelajaran
1. Melakukan disinfeksi sarana prasarana dan
lingkungan satuan pendidikan
2. Memeriksa ketersediaan sisa cairan disinfektan,
sabun cuci tangan dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer)
3. Memeriksa ketersediaan sisa masker dan/atau
masker tembus pandang cadangan
4. Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh
tembak) berfungsi dengan baik
5. Melaporkan hasil pemantauan kesehatan warga
satuan pendidikan harian kepada dinas pendidikan
0 komentar:
Posting Komentar