2024-05-09

1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3

 

Tujuan Pembelajaran: CGP dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajari dan materi lain yang relevan ke dalam rencana manajemen perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri apresiatif.

  • Di tahap ini, Bapak/Ibu diminta untuk merefleksikan dan mengaitkan pemahaman antar modul yang telah dipelajari hingga kini, dengan merespon pertanyaan berikut:

Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah Bapak/Ibu?

  • Revisi dan rumuskan dengan penuh keyakinan, visi yang telah Bapak/Ibu buat berdasarkan jawaban pertanyaan diatas, ke dalam sebuah VISI yang membuat Bapak/Ibu bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya!
Jawaban

Dalam Modul .3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3 ini, kita akan mengeksplorasi keterkaitan yang menarik antara peran vital seorang pendidik dalam mewujudkan gagasan pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada generasi muda, dengan menggunakan paradigma inkuiri apresiatif (IA) sebagai landasan. Ki Hajar Dewantara menggarisbawahi bahwa esensi dari pendidikan adalah mengarahkan potensi alami anak-anak menuju ke arah yang membawa keselamatan bagi mereka sebagai individu dan sebagai bagian dari masyarakat. Dalam konteks ini, peran seorang pendidik bukan hanya memberikan kebebasan kepada anak-anak, tetapi juga memberikan bimbingan yang memastikan mereka tidak tersesat atau menghadapi risiko yang tidak diinginkan. Seorang pendidik yang bijaksana berperan sebagai pemandu, membantu anak-anak menemukan kemerdekaan mereka dalam belajar dan berkembang.

Pemikiran yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara masih relevan dan menginspirasi dalam konteks pendidikan masa kini, terutama dengan adanya konsep merdeka belajar. Merdeka belajar tidak hanya sekadar tentang kebebasan untuk belajar, tetapi juga tentang memberdayakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan semangat Ki Hajar Dewantara dalam memberikan pendidikan yang merdeka dan bermakna.

Salah satu implementasi dari konsep Merdeka Belajar adalah melalui program Sekolah Penggerak, yang bertujuan untuk mencetak generasi pelajar yang sesuai dengan visi Profil Pelajar Pancasila. Visi dan misi pendidikan nasional yang mencita-citakan profil pelajar yang beriman, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, serta memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, melalui program ini, pendidikan Indonesia berusaha menciptakan pelajar yang tidak hanya kompeten secara global, tetapi juga memiliki integritas moral yang kokoh sesuai dengan ajaran Pancasila.

 

Adapun Revisi Visi yang saya rumuskan adalah:

“Mewujudkan Generasi  Profil Pelajar Pancasila”


1.3.a.7.1. Elaborasi Pemahaman Modul 1.3 - Prakarsa Perubahan Diri

 


Tujuan Pembelajaran:

  • CGP dapat makin percaya diri dalam mengeksekusi BAGJA di diri, kelas dan sekolah.
  • CGP memahami pentingnya prakarsa perubahan diri yang lekat dengan visi, profil pelajar pancasila, dan aset yang telah dimiliki.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Bapak/Ibu sekalian akan berproses bersama Instruktur untuk mengelaborasi pemahaman Bapak/Ibu mengenai bagaimana Guru Penggerak dapat berkontribusi dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada muridnya di sekolah menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif dan model perubahan BAGJA. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang mendalam sebagaimana Bapak/Ibu memaknai materi konsep Modul 1.3 ini. Sampaikan pertanyaan yang memang membuat Bapak/Ibu termotivasi untuk menelusuri jawabannya bersama Instruktur karena akan menguatkan pemahaman Bapak/Ibu sendiri akan modul 1.3 ini. Jadi, ini bukan soal banyaknya pertanyaan, namun seberapa berartinya pertanyaan tersebut bagi pemahaman Bapak/Ibu atas modul ini.

Kegiatan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 7 Mei 2024 jam 15:30 – 17:00 wib melalui Gmeet dengan instruktur Bapak Ngakan Putu Suarjana, S.Pd.

Konsep BAGJA, yang merupakan singkatan dari Belajar, Adaptasi, Gabungkan, Jadi, dan Aplikasikan, menjadi landasan utama dalam sesi ini. Bapak Ngakan Putu Suarjana menggali makna yang terkandung dalam setiap tahapan BAGJA, membuka pintu bagi pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana proses belajar yang efektif seharusnya terjadi.



Pertama-tama, adalah tahap Belajar, di mana peserta diajak untuk membuka diri terhadap pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik yang dibahas. Dalam konteks pembelajaran, menjadi kunci untuk selalu berada dalam sikap keterbukaan dan keingintahuan yang tinggi.

Tahap berikutnya adalah Adaptasi, di mana peserta didorong untuk mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konteks mereka sendiri. Hal ini menggambarkan pentingnya penggunaan pengetahuan yang diperoleh dalam situasi nyata, sehingga dapat memberikan dampak yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya adalah Gabungkan, di mana peserta diundang untuk berkolaborasi dan berbagi ide dengan sesama peserta. Prinsip kolaboratif menjadi kunci dalam tahapan ini, karena melalui pertukaran gagasan dan pengalaman, tercipta ruang untuk inovasi dan pengembangan yang lebih lanjut.

Tahap Jadi merupakan puncak dari proses BAGJA, di mana peserta didorong untuk mengintegrasikan semua yang telah dipelajari dan dibagikan menjadi suatu kesatuan yang utuh. Ini adalah momen di mana pengetahuan menjadi kebijaksanaan, dan konsep-konsep yang abstrak menjadi tindakan nyata.

Terakhir, Aplikasikan adalah tahapan di mana peserta diajak untuk menerapkan pemahaman dan keterampilan yang telah mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa aplikasi praktis, pembelajaran hanya akan menjadi sekadar wacana tanpa makna yang nyata.

Selain itu, dalam sesi ini juga diperkenalkan prinsip Trikon dalam melakukan perubahan. Prinsip ini menggambarkan pentingnya memperhatikan tiga aspek utama: Teknologi, Informasi, dan Organisasi. Dengan memperhatikan ketiga aspek ini secara holistik, dapat diciptakan perubahan yang berkelanjutan dan bermakna dalam suatu organisasi atau lingkungan belajar.

Upaya kolaboratif juga menjadi fokus utama dalam sesi ini, di mana peserta diajak untuk bekerja sama dalam menentukan hal yang terbaik. Melalui dialog dan diskusi yang terbuka, tercipta ruang untuk menjelajahi berbagai sudut pandang dan memilih solusi yang paling efektif dan berkelanjutan.

Mewujudkan visi untuk mencapai tujuan menjadi titik akhir dari perjalanan ini. Dengan memahami dan mengaplikasikan konsep BAGJA serta prinsip Trikon, peserta diharapkan dapat memimpin perubahan yang positif dan membawa organisasi atau lingkungan belajar mereka menuju kesuksesan yang berkelanjutan.

Dengan demikian, sesi ini bukan hanya merupakan sebuah pertemuan virtual biasa, tetapi juga merupakan sebuah perjalanan intelektual yang menginspirasi, membuka wawasan baru, dan memberikan landasan yang kuat untuk mencapai perubahan yang bermakna dalam dunia pendidikan dan beyond.


1.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 1.3

 


Tujuan Pembelajaran:

  • CGP mempraktekan penerapan paradigma Inkuiri Apresiatif untuk mengidentifikasi potensi diri dan membuat kalimat prakarsa perubahannya.
  • CGP menyusun BAGJA menurut kalimat prakarsa perubahan diri yang telah dibuat untuk kemudian menjalankannya.

Pada bagian ini, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak akan ditantang untuk menjalankan model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif BAGJA secara nyata. Sebagai latihan, Anda diminta untuk menjalankan tahapan BAGJA untuk menghasilkan sebuah rekomendasi perubahan.

Sebagai tambahan, Anda juga dapat menyimak terlebih dahulu paparan Jon Townsin seorang Psikolog Organisasi yang menjelaskan inkuiri apresiatif dalam video berikut sebagai filosofi dan proses untuk memanfaatkan kekuatan dan pengalaman semua orang yang berada dalam suatu sistem untuk mewujudkan yang diinginkan.

Sebagai pendidik, kita perlu ingat kembali tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Sekarang, berdasarkan pedoman itu, Profil Pelajar Pancasila diharapkan menjadi pegangan untuk para pendidik di ruang belajar yang lebih kecil. Profil ini tidak hanya dimiliki oleh murid berprestasi secara akademik atau murid yang menonjol dalam bakat lainnya, profil pelajar Pancasila ini diharapkan dimiliki oleh seluruh murid Bapak/Ibu di dalam kelas.

Fokuskan diri Bapak/Ibu untuk menjalankan B-A-G-J-A tahap demi tahap. Susunlah pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengungkap hal paling menyenangkan, positif atau menarik yang Bapak/Ibu rasakan saat berinteraksi dengan murid. Gunakan rubrik di bawah ini untuk memandu penyusunan pertanyaan dan tindakan di tiap tahapan. Bukalah ruang dialog bersama murid-murid ini untuk menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai di tiap tahapan B-A-G-J-A bagi pengembangan diri Bapak/Ibu. Model B-A-G-J-A merupakan praktik membawakan proses perubahan berbasis kekuatan. Setelah Bapak/Ibu membuat prakarsa perubahan diri yang kemudian dijabarkan dalam kanvas BAGJA, maka proses berikutnya adalah Bapak/Ibu diminta untuk mengunggahnya ke LMS.


2024-05-06

1.3.a.5.1. Ruang Kolaborasi Modul 1.3 - Presentasi dan Umpan Balik

Pada tahap berikutnya, dilaksanakan pada hari senin tanggal 06 Mei 2024 melalui Gmeet dengan panduan fasilitator, Bapak/Ibu akan mempresentasikan serta saling memberikan umpan balik atas visi, pernyataan prakarsa perubahan, dan rencana BAGJA yang dihasilkan kelompok Bapak/Ibu kepada kelompok yang lain. Diskusi ini dilakukan secara sinkronus. Agar dapat memberikan umpan balik yang efektif, Bapak/Ibu dipersilahkan untuk membaca terlebih dahulu Bacaan 1 di bawah ini, tentang umpan balik.

Umpan balik adalah informasi yang diberikan oleh seseorang mengenai aspek kinerja atau pemahaman orang lain. Hal ini biasanya terjadi seusai pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan atau untuk mengembangkan sikap tertentu (Hattie & Timperley, 2007).



Hattie & Timperley (2007) menyimpulkan bahwa umpan balik yang efektif akan:

  1. Membahas tujuan dari tugas yang diberikan
  2. Mengarahkan perhatian pada elemen positif dari proses kerja
  3. Memberikan informasi tentang seberapa baik tugas telah dilakukan dan seberapa efektif tugas telah dikerjakan
  4. Menyertakan kritik yang membangun melalui saran-saran yang dapat memprovokasi peningkatan kualitas unjuk kerja 
  5. Mengacu pada perbaikan kinerja
  6. Mendorong perbaikan proses belajar yang diperlukan untuk memahami dan menyelesaikan tugas
  7. Mencakup unsur penilaian diri sebagai bagian dari proses untuk mendorong kemandirian dan tanggung jawab
  8. Menginspirasi bagaimana penyelesaian tugas dapat direncanakan, dimonitor dan dikelola dengan strategi/pendekatan tertentu (AITSL, n.d., p.8).

Setelah memahami konsep mengenai umpan balik, Bapak/Ibu dapat mempraktikkannya ketika memberikan umpan balik tertulis di LMS atas pekerjaan CGP lain. Tuliskan umpan balik Bapak/Ibu pada utas jawaban pada forum diskusi, sesuai utas milik rekan yang ditugaskan kepada Bapak/Ibu. Pastikan Bapak/Ibu fokus pada apa yang berhasil dilakukan dengan baik oleh rekan CGP lain dan berikan pertanyaan reflektif yang dapat memantik ide untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka. 

2024-05-04

Menggali Peran Penting Komunitas Praktisi dalam Pengembangan Guru Penggerak: Lokakarya 1

 


Pada Sabtu, 4 Mei 2024, Aula BPG Mini Sampit, sejumlah Calon Guru Penggerak (CGP) berkumpul pada Lokakarya 1 Guru Penggerak, sebuah tahapan vital dalam Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Acara yang dimulai dari jam 07:00 pagi hingga selesai, menjadi wadah bagi para peserta untuk mendalami aspek-aspek esensial dalam peran mereka sebagai agen perubahan di dunia pendidikan.

Salah satu fokus utama dalam Lokakarya 1 ini adalah mendalami konsep pentingnya komunitas praktisi dalam pengembangan diri sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam era yang penuh dengan dinamika perubahan, menjadi penting bagi seorang pemimpin pembelajaran untuk memiliki pemahaman mendalam tentang peran komunitas praktisi dalam proses pengembangan diri.



Materi yang dibahas dalam lokakarya ini sangatlah beragam, namun semuanya diarahkan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para peserta tentang betapa pentingnya kolaborasi dan dukungan antar sesama guru dalam mencapai visi pendidikan yang lebih baik. Berikut adalah beberapa poin yang dibahas dalam acara ini:

Hubungan Mindset Pemimpin Pembelajaran di Konteks Sekolah: Peserta diperkenalkan pada pentingnya memiliki mindset yang sesuai dengan peran seorang pemimpin pembelajaran di lingkungan sekolah. Diskusi pun dipandu untuk memahami bagaimana pemimpin pembelajaran dapat memengaruhi budaya sekolah serta kualitas pembelajaran yang tercipta.

Pentingnya dan Manfaat Komunitas Praktisi: Komunitas praktisi menjadi fokus utama dalam diskusi ini. Para peserta diajak untuk memahami betapa pentingnya berkolaborasi dengan sesama guru dan membangun komunitas yang saling mendukung. Diskusi pun berjalan untuk menggali manfaat dari komunitas praktisi dalam pengembangan profesional dan pribadi.

Konsep, Filosofi, dan Prinsip Komunitas Praktisi: Konsep dan filosofi di balik komunitas praktisi menjadi sorotan utama dalam bagian ini. Para peserta diperkenalkan pada apa itu komunitas praktisi dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Hal ini bertujuan untuk memberikan landasan yang kuat bagi pembentukan komunitas yang efektif.

Mengidentifikasi dan Memetakan Komunitas Praktisi yang Sudah Ada: Bagian ini memfokuskan pada kemampuan peserta untuk mengidentifikasi komunitas praktisi yang sudah ada di lingkungan mereka. Melalui pemetaan, mereka diajak untuk mengetahui potensi kolaborasi dan pertukaran pengetahuan yang dapat terjadi.

Mengaitkan Komunitas Praktisi yang Sudah Ada untuk Mewujudkan Filosofi, Nilai, dan Peran Guru Penggerak: Pada bagian akhir, peserta diajak untuk mengaitkan komunitas praktisi dengan visi dan peran seorang guru penggerak. Diskusi digelar untuk memahami bagaimana komunitas praktisi dapat mendukung nilai-nilai dan filosofi yang dipegang oleh seorang guru penggerak.

Partisipasi dalam Lokakarya 1 Guru Penggerak memberikan manfaat besar bagi para Calon Guru Penggerak. Mereka tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya komunitas praktisi, tetapi juga diberi kesempatan untuk merasakan pengalaman praktik dalam mengembangkan komunitas. Selain itu, acara ini juga membantu para peserta dalam mengidentifikasi serta memetakan komunitas praktisi yang sudah ada, yang akan menjadi pondasi kuat dalam perjalanan mereka sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan.


2024-05-02

1.3.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.3 - Pernyataan prakarsa perubahan


Kegiatan Ruang Kolaborasi ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 April 2024, melalaui gmeet.

Tujuan Pembelajaran: CGP dapat menyusun rencana BAGJA dari kalimat prakarsa perubahan sebagai bentuk ejawantah visi yang mempertimbangkan profil pelajar pancasila, aset, dan operasionalisasi pencapaiannya.

Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak pada sesi pembelajaran ketiga!

Mari kita mengingat kembali visi yang telah dilukiskan dan dirumuskan mengenai murid Bapak/Ibu di masa depan pada Pembelajaran 1. Untuk mencapai visi ini, tentu Bapak/Ibu tidak dapat begitu saja turun menjadi tindakan-tindakan. Karena visi sifatnya jangka panjang, maka Bapak/Ibu perlu memutuskan prakarsa-prakarsa yang perlu dilakukan sebagai tujuan-tujuan antara.

Dalam Pembelajaran 1 yang telah dilaksanakan, kita telah merumuskan visi mengenai murid di masa depan. Visi tersebut bukanlah sekadar impian, tetapi merupakan peta jalan yang akan membimbing langkah-langkah kita ke arah yang diinginkan. Namun, kita sadar bahwa untuk mencapai visi tersebut, dibutuhkan upaya bersama dan prakarsa yang tepat.

Setiap anggota kelompok telah menyumbangkan visinya masing-masing, dan kini saatnya bagi kita untuk menyatukan visi tersebut menjadi satu kesatuan yang kokoh. Proses kolaboratif ini tidak hanya mempertimbangkan visi individu, tetapi juga mengolahnya menjadi visi kolektif yang mewakili aspirasi semua anggota kelompok.

Setelah visi telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan prakarsa-perubahan yang akan menjadi tonggak-tonggak pencapaian menuju visi tersebut. Prakarsa-perubahan ini haruslah terukur, spesifik, dan dapat diimplementasikan secara bertahap. Diskusi dan dialog yang intens antar anggota kelompok akan membantu kita dalam menentukan prakarsa-perubahan yang paling relevan dan berdampak.

Dalam menjalankan diskusi tersebut, pendekatan tatap muka virtual secara langsung (sinkronus) dengan bimbingan dari fasilitator akan mempermudah komunikasi dan koordinasi antar anggota kelompok. Melalui dialog yang terbuka, kita akan mampu mencapai kesepakatan atas satu prakarsa perubahan yang diharapkan dapat dirasakan dekat dengan hati semua anggota kelompok.

Kemudian, hasil diskusi kita akan diramu menjadi satu visi, satu kalimat pernyataan prakarsa perubahan, dan satu rencana BAGJA lengkap dari tahap ke tahap menggunakan kanvas BAGJA. Rencana BAGJA ini akan menjadi panduan bagi kita dalam melangkah menuju pencapaian visi pendidikan yang telah kita susun bersama.

Dalam melengkapi rencana BAGJA, setiap tahapan akan memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dan daftar tindakan/penyelidikan yang perlu dilakukan. Ini akan membantu kita dalam memastikan bahwa setiap langkah yang diambil terencana dengan baik dan didasarkan pada pemahaman yang komprehensif.

Dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen yang tinggi, kita akan mampu menjadikan visi pendidikan kita menjadi kenyataan. Mari kita bersama-sama membangun masa depan pendidikan yang lebih baik untuk generasi mendatang. 


2024-04-29

1.3.a.4.2. Eksplorasi Konsep Modul 1.3 - Berbagi Tugas Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif

 


Tujuan Pembelajaran Khusus:

  1. CGP memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan.
  2. CGP memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Dalam sesi forum diskusi ini, silakan Bapak/Ibu menyampaikan kesimpulan tentang Inkuiri Apresiatif dengan pertanyaan pemandu berikut.

1.       1. Apa hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik di sepanjang proses menyusun visi pribadi saya itu?

Sebagai seorang pendidik, menyusun visi pribadi merupakan salah satu langkah yang sangat penting dan mencerahkan karena beberapa alasan:

Membantu Menetapkan Tujuan yang Jelas: Dengan memiliki visi pribadi, Anda dapat menetapkan tujuan yang jelas dan terukur dalam karir pendidikan Anda. Visi tersebut menjadi panduan dalam mengarahkan upaya dan energi Anda untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Memberikan Makna dan Inspirasi: Visi pribadi Anda mencerminkan aspirasi, nilai-nilai, dan harapan Anda sebagai seorang pendidik. Proses menyusun visi tersebut memungkinkan Anda untuk merenungkan apa yang paling penting bagi Anda dalam bidang pendidikan, sehingga memberikan makna dan inspirasi yang mendalam dalam setiap langkah yang Anda ambil.

Menggugah Semangat dan Motivasi: Proses menyusun visi pribadi dapat menggugah semangat dan motivasi Anda sebagai pendidik. Melalui refleksi dan pemikiran yang mendalam, Anda akan merasakan keinginan yang kuat untuk berkontribusi secara positif dalam pembentukan generasi masa depan dan kemajuan pendidikan.

Memberikan Fokus dan Konsistensi: Visi pribadi menjadi fokus utama dalam setiap kegiatan dan keputusan yang Anda ambil dalam menjalankan tugas sebagai pendidik. Hal ini membantu Anda untuk tetap konsisten dalam menjalankan peran Anda serta menghindari distraksi atau arah yang tidak sesuai dengan tujuan yang telah Anda tetapkan.

Membangun Rasa Kepemimpinan: Proses menyusun visi pribadi melibatkan pemikiran strategis dan pengambilan keputusan yang dapat memperkuat kemampuan kepemimpinan Anda sebagai pendidik. Hal ini memungkinkan Anda untuk menjadi agen perubahan yang proaktif dalam meningkatkan mutu pendidikan dan membawa dampak positif bagi lingkungan sekolah dan masyarakat.

Dengan demikian, proses menyusun visi pribadi sebagai seorang pendidik tidak hanya merupakan langkah penting dalam pengembangan diri, tetapi juga menjadi sumber pencerahan dan semangat yang akan memandu perjalanan Anda dalam dunia pendidikan.

2.       2. Bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik?

Penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks sehari-hari sebagai pendidik dapat menjadi pendekatan yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan interaksi antara guru dan murid. Berikut adalah beberapa cara bagaimana Anda dapat membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam kegiatan sehari-hari sebagai pendidik:

Membangkitkan Minat dan Kepedulian: Mulailah dengan membangkitkan minat dan kepedulian siswa terhadap topik pembelajaran. Ajukan pertanyaan yang menantang dan menarik perhatian mereka, serta dorong mereka untuk berpikir kritis dan menemukan solusi sendiri. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, Anda dapat memulai dengan pertanyaan terbuka tentang relevansi suatu peristiwa sejarah dengan kondisi saat ini.

Menghargai Berbagai Perspektif: Dalam proses diskusi atau eksplorasi materi, berikan penghargaan terhadap berbagai perspektif dan ide yang diutarakan oleh siswa. Dorong mereka untuk saling mendengarkan dan memahami sudut pandang satu sama lain. Hal ini dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memperkaya pemahaman bersama.

Memberikan Ruang untuk Eksplorasi: Berikan siswa kesempatan untuk eksplorasi dan menemukan pengetahuan melalui kegiatan praktik atau proyek-proyek berbasis masalah. Biarkan mereka melakukan eksperimen, penelitian, atau proyek-proyek kreatif yang memungkinkan mereka untuk belajar secara aktif dan mandiri.

Memberikan Umpan Balik yang Membangun: Berikan umpan balik yang konstruktif dan membantu kepada siswa tentang kemajuan mereka dalam memahami materi atau menyelesaikan tugas. Fokuskan pada pencapaian mereka dan berikan dorongan untuk terus berkembang. Hal ini akan meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri siswa dalam belajar.

Mengintegrasikan Nilai-Nilai Apresiatif: Tanamkan nilai-nilai apresiatif seperti kerjasama, kejujuran, dan tanggung jawab dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar untuk mencapai prestasi akademis, tetapi juga mengembangkan sikap yang positif dan nilai-nilai yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Melalui penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks sehari-hari sebagai pendidik, Anda dapat menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi, inklusif, dan berorientasi pada pengembangan potensi siswa secara menyeluruh.

 


1.3.a.4.1. Eksplorasi Konsep Modul 1.3 - Berbagi Visi Murid Impian




 Tujuan Pembelajaran Khusus:

    1. CGP memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan. 
    2. CGP memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan.

Visi ini menggambarkan harapan untuk menciptakan peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter dan moral yang baik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Berikut adalah penjabarannya:

Peserta Didik yang Cerdas: Visi ini menekankan pentingnya pengembangan potensi akademis setiap peserta didik. Kami percaya bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang unik dan memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal. Melalui kurikulum yang komprehensif dan metode pembelajaran yang inovatif, kami bertujuan untuk menumbuhkan kecerdasan intelektual peserta didik dalam berbagai aspek pengetahuan dan keterampilan.

Peserta Didik yang Berahlak: Selain kecerdasan akademis, kami juga mengutamakan pembentukan karakter peserta didik. Mereka akan diajarkan untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, jujur, disiplin, peduli terhadap sesama, dan memiliki rasa empati yang tinggi. Kami menganggap bahwa pembentukan karakter yang baik adalah pondasi utama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan beradab.

Sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila: Visi ini mendorong peserta didik untuk menganut nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila sebagai panduan utama dalam berperilaku dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Kami berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, sehingga mereka tidak hanya menjadi cerdas secara akademis, tetapi juga menjadi agen perubahan yang berkontribusi positif bagi masyarakat.

Dengan terwujudnya visi ini, kami yakin peserta didik akan menjadi generasi penerus yang tidak hanya unggul dalam bidang akademis, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi serta menjadi pembawa nilai-nilai luhur bangsa.


2024-04-25

1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3


Refleksi 1

Untuk membantu Bapak/Ibu dalam memaknai bagaimana pentingnya visi tentang murid, mari kita membuat “gambar” yang bertemakan “Imajiku tentang murid di masa depan”. Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang. Sertakan juga dalam gambar itu, lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid sebagaimana Bapak/Ibu cita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita Bapak/Ibu. Konsentrasikan diri pada substansi pesan pribadi Bapak/Ibu bukan pada keindahan gambarnya.

Pada tugas ini, artikulasikanlah nilai-nilai, filosofi, harapan atas murid di sekolah yang Bapak/Ibu yakini dalam sebuah VISI. Pastikan kalimat-kalimat yang digunakan memiliki makna tersendiri bagi Bapak/Ibu secara pribadi sehingga ketika dibaca, kalimat itu akan menyemangati Bapak/Ibu sendiri, sekaligus menggerakkan hati tiap orang yang turut membacanya. Lewat kalimat itu, Bapak/Ibu harus menggambarkan seberapa berharga visi tersebut hingga patut diperjuangkan pencapaiannya.


Refleksi 2

Saya memimpikan murid-murid yang

Cerdas dan berahlak. Cerdas bagi mereka bukan sekadar menguasai pengetahuan sesuai dengan tuntutan zaman, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut secara bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan berahlak bagi mereka tidak hanya berarti sesuai karakter profil pelajar pancasila Pancasila, tetapi juga menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai panduan dalam setiap tindakan dan sikap yang mereka tunjukkan.

Saya percaya murid adalah

Calon generasi masa depan, mereka bukan hanya sekadar individu yang hadir di ruang kelas, tetapi merupakan calon pemimpin dan inovator yang dipenuhi dengan potensi yang luar biasa. Setiap dari mereka memiliki bakat dan minat yang unik, dan tugas kita adalah untuk menggali dan mengembangkan potensi tersebut secara optimal.

Di sekolah , saya mengutamakan

Prioritas tertinggi pada pendidikan karakter. Kami sadar bahwa karakter adalah inti dari perkembangan seorang murid, baik dalam hal prestasi akademis maupun dalam menjalani kehidupan di masa depan..

Murid di sekolah saya sangat sadar betul bahwa

Pendidikan sangat penting. Mereka menyadari dengan jelas bahwa pendidikan bukan hanya sekadar kewajiban atau rutinitas, tetapi merupakan kunci utama bagi pencapaian impian dan aspirasi hidup mereka. 

Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk

Terus menggali potensi setiap murid sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Kami percaya bahwa setiap anak memiliki bakat yang unik dan potensi yang menakjubkan yang perlu diidentifikasi, dikembangkan, dan diperkaya.

Saya dan guru lain di sekolah paham bahwa

Pendekatan pembelajaran haruslah selaras dengan kodrat alam dan tuntutan zaman agar dapat menggali potensi setiap murid sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Kami menyadari bahwa setiap individu memiliki kodrat alam dan potensi unik yang perlu ditemukan dan diperkembangkan. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, di mana setiap murid dapat mengeksplorasi minat dan bakat mereka dengan bebas.

 

Refleksi 3

Pada kesempatan ini, mari kita formulasikan VISI Bapak/Ibu sebagai pendidik. Jadikan kesempatan ini bermakna pribadi, bukan untuk sekedar memenuhi tagihan centang di LMS Bapak/Ibu. Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk kemudian di rumskan dalam sebuah VISI.

Apa makna pernyataan visi bagi Bapak/Ibu

visi adalah sebuah panggilan jiwa, sebuah arah yang mengilhami dan memberi makna pada setiap langkah yang diambil. Bagi Bapak/Ibu, visi merupakan peta jalan yang memandu perjalanan hidup atau perjalanan organisasi menuju tujuan yang diimpikan.

Dalam setiap kata-kata visi, terkandung harapan, ambisi, dan tekad yang kuat untuk mencapai sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Visi menjadi sumber motivasi yang tak pernah surut, mengingatkan kita akan impian yang ingin direalisasikan, serta memberikan fokus dan kejelasan dalam setiap tindakan yang diambil.

Apa harapan, cita-cita Bapak/ibu untuk murid, rekan pendidik, konunitas sekolah, kehidupan bermasyarakat di daerah Bapak/Ibu dan bangsa-negara Indonesia?

Harapan dan cita-cita saya adalah melihat kolaborasi yang erat antara pendidik, komunitas sekolah, masyarakat, serta seluruh elemen bangsa-negara Indonesia dalam membentuk generasi penerus yang cerdas dan berahlak.

Apa yang selama ini jadi keyakinan bersama dan menyatukan sekolah kita?

Yang selama ini menjadikan keyakinan bersama dan menyatukan sekolah adalah Visi dan Misi Sekolah

Apa yang diharapkan menjadi pembeda antara murid di sekolah bapak/Ibu dengan murid di sekolah lain?

Yang diharapkan menjadi pembeda antara murid di sekolah saya dengan murid di sekolah lain adalah karakter yang kokoh yang tercermin dalam sikap dan tindakan mereka, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Kami berharap murid-murid kami tidak hanya unggul dalam hal akademis, tetapi juga menjadi teladan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan integritas, kejujuran, dan sikap yang bertanggung jawab.

Apa kontribusi orang dewasa dan para pemangku kepentingan disekolah kita dalam mewujudkan murid dengan profil pelajar pancasila?

Kontribusi orang dewasa dan para pemangku kepentingan di sekolah kita adalah kunci dalam mewujudkan murid dengan profil pelajar Pancasila yang kokoh. Dukungan mereka tidak hanya terbatas pada kegiatan formal di sekolah, tetapi juga meliputi berbagai aspek kehidupan pendidikan dan sosial.

Mereka memberikan inspirasi dan bimbingan kepada murid-murid, menjadi teladan dalam perilaku dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam setiap interaksi, mereka menunjukkan integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab yang tinggi, membimbing murid untuk mengembangkan karakter yang baik.

Visi Saya sebagai Guru penggerak :

Terwujudnya peserta didik yang cerdas dan berahlak sesuai dengan profil pelajar pancasila.

https://heyzine.com/flip-book/a003be8de4.html


Pendampingan Individu 1 CPG 10

 


Suatu tantangan baru untuk mengikuti seleksi sebagai Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan Ke-10 Tahun 2024. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah kunjungan ke lokasi sekolah Calon Guru Penggerak (CGP). Kegiatan tersebut dinamakan Pendampingan Individu (PI). Pendampingan Individu dilakukan dengan  Calon Guru Penggerak di sekolah masing-masing. Sekitar 1 jam mendampingi CGP disekolah banyak hal yang didiskusikan, yang di laksanakan pada hari Jumat tanggal 26 April 2024 di SMK Negeri 4 Sampit.

PI Ke-1 ini, Pengajar Praktik melakukan pendampingan dengan berpegang pada tema "Refleksi awal kompetensi guru penggerak". Dalam Pendampingan Individu ke-1 ini mempunyai fokus pendampingan antara lain :

  1.  Diskusi tantangan belajar daring
  2. Refleksi penerapan perubahan kelas sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara
  3. Diskusi pembuatan kerangka portofolio
  4. Diskusi peta posisi diri dan rencana

Pendampingan Individu antara Pengajar Praktik dan Calon Guru Penggerak berdiskusi dan saling bertukar informasi secara mendalam terkait refleksi awal kompetensi guru penggerak. disini Calon Guru Penggerak memberikan tanggapan tentang apa yang didapatkan didalam pembelajaran yang dilakukan secara daring dengan Fasilitator yang mendampingi. Pengajar Praktik bertugas menggali informasi dan membantu Calon Guru Penggerak dalam memahami isi dari refleksi serta materi yang terdapat dalam modul yang dipelajari oleh Calon Guru Penggerak.pengembangan diri dalam kompetensi guru penggerak

Persiapan Pendampingan Individu :

  1. Lakukan koordinasi dengan penyelenggara Program Pendidikan Guru Penggerak terkait dengan jadwal pendampingan.
  2. acalah profil Calon Guru Penggerak yang akan anda dampingi sebelum pertemuan, serta isilah jurnal pendampingan yang terdapat pada LMS di setiap modulnya agar dapat mengetahui perkembangan belajar Calon Guru Penggerak yang didampingi.
  3. Tulislah tujuan dan topik pendampingan di setiap pertemuan pada Catatan Pendampingan
  4. Komunikasikanlah tujuan pendampingan kepada Calon Guru Penggerak sebelum memulai kegiatan pendampingan.
  5. Pelajari fokus pendampingan bulanan dan materi-materi yang berkaitan dalam modul Calon Guru Penggerak.
  6. Dalam pendampingan, Pendamping/Pengajar Praktik berperan untuk mengapresiasi pencapaian dan upaya implementasi yang sudah dilakukan Calon Guru Penggerak, memotivasi, mendiskusikan bersama solusi untuk tantangan dan kendala yang dihadapi, serta membantu Calon Guru Penggerak menemukan pembelajaran-pembelajaran dalam setiap prosesnya. Upayakan agar proses diskusi berjalan dalam suasana nyaman secara dua-arah sehingga Calon Guru Penggerak dapat mengeluarkan refleksinya dengan lebih leluasa.
  7. Jika fokus pendampingan berkaitan dengan penugasan pada fase pendidikandaring, sempatkan diri untuk mempelajari hasil yang dikumpulkan oleh setiap Calon Guru Penggerak pada portal belajar (learning management system) PGP atau bagian Jurnal Komunikasi dengan fasilitator;
  8. Baca kembali catatan-catatan pada Jurnal Pendampingan (coaching log) untuk mengetahui pembahasan pada pertemuan sebelumnya.

Setelah proses Pendampingan Individu ke-1 selsai maka akan dilakukan refleksi bersama antara CGP dan PP, Refleksi yang dilakukan adalah berkaitan tentang apa yang didapat oleh CGP dalam proses PI 1 tersebut; Hal apa saja yang perlu diperbaiki dalam PI selanjutnya; Kebutuhan apa yang diinginkan oleh CGP, serta hal baik yang sudah dialami jika perlu dipertahankandan dikembangkanpun perlu untuk diutarakan.


 


2024-04-22

1.2.a.7.1. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.2





Pada tanggal 22 April 2024, Bersama dengan fasilisator dan calon guru penggerak dari berbagai wilayah, berkumpul dalam sebuah pertemuan daring yang penuh makna. Gmeet menjadi jembatan yang menghubungkan mereka dalam sebuah eksplorasi mendalam terhadap Modul 1.2, di bawah bimbingan hangat dari instruktur EP yang dihormati, Bapak Ngakan Putu Suarjana.

Tujuan utama dari pertemuan ini jelas: memahami peran serta alasan yang mendasari menjadi pemimpin dalam konteks pembelajaran. Melalui diskusi, refleksi, dan interaksi, peserta diarahkan untuk merenungkan betapa pentingnya memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh murid. Ini adalah langkah awal yang esensial dalam membentuk kepemimpinan yang efektif dalam proses belajar-mengajar.

Melalui refleksi diri yang mendalam, para peserta diajak untuk mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kompetensi mereka sendiri. Ini adalah panggilan untuk introspeksi, di mana masing-masing guru mengajukan pertanyaan penting: "Di mana saya berada dalam perjalanan pengembangan profesional saya?" dan "Apa yang perlu saya tingkatkan untuk mendukung perkembangan peserta didik saya?"

Tidak hanya sekadar mengidentifikasi kebutuhan, tetapi juga menetapkan tujuan yang jelas, membuat rencana tindakan yang konkret, dan menentukan langkah-langkah untuk mencapai kepemimpinan dalam pembelajaran. Diskusi ini memberikan landasan yang kokoh bagi para pendidik untuk merencanakan langkah-langkah konkrit dalam mendukung kemajuan belajar murid-murid mereka.

Pertemuan tersebut bukan hanya sekadar sesi informasi, tetapi juga sebuah momen pengembangan diri yang mendalam bagi para Guru Penggerak dan calon guru penggerak. Melalui pengalaman ini, mereka tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang peran kepemimpinan dalam pembelajaran, tetapi juga diberi dorongan untuk terus berkembang dan berinovasi dalam mendukung perkembangan peserta didik mereka. Dengan semangat yang berkobar-kobar, mereka melangkah maju menuju masa depan pendidikan yang lebih baik, di mana setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensinya.

 

2024-04-18

Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2

 

Pada minggu ini (jurnal refleksi dwi mingguan ke 2), saya mengikuti kegiatan calon guru penggerak yang membahas modul 1.2 dengan topik "Nilai dan Peran Guru Penggerak". Saya merasa bahwa banyak hal baik yang saya alami dalam proses tersebut. Saya juga dapat berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat dan bertukar pengalaman dalam menerapkan nilai dan peran guru penggerak.

Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni : Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.

 

  1. Fact (Peristiwa)

Setelah saya mempelajari modul 1.2 mengenai Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Pada modul ini saya mulai dengan mempelajari materi kemudian kami diminta untuk membuat trapesium usia. Trapesium usia ini merupakan gambaran diri saya dimulai dari mengawali Pendidikan yang saya tempuh di usia taman kanak-kanak sampai pada usia sekarang bekerja sebagai guru. Pada saat usia sekolah kami diminta mengingat satu dari beberapa kejadian positif dan negatif yang pernah saya alami. Pada saat proses membuat trapesium usia, saya dapat mengingat betul walau kejadiannya sudah sangat lama terjadi baik itu mengenai hal positif dan negatif yang pernah saya alami yang berkaitan dengan guru saya dulu. Disini saya menyadari bahwa peran guru sangat berpengaruh kepada saya. Saya harus bisa menjadi seorang guru yang nantinya memberikan pengaruh positif kepada peserta didik saya, dan berusaha sebaik mungkin tidak memberikan pengaruh negatif kepada anak sehingga momen ini menjadikan sebagai kejadian negatif yang akan dikenang selamanya oleh peserta didik saya. Kemudian pada materi selanjutnya, saya diminta untuk mengidentifikasi nilai-nilai guru penggerak yang sudah ada pada diri saya. Kemudian bagaimana nilai-nilai guru penggerak tersebut bisa dilakukan dan dioptimalkan dalam pembelajaran (pemimpin belajar). Materi di dalam modul 1.2 ini terbagi atas 3 materi besar yaitu bagian A tentang konsep manusia tergerak, lalu bagian B tentang konsep manusia bergerak, dan bagian C tentang konsep menggerakkan manusia.

Momen yg paling penting/ menantang/ mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.2 yaitu :

  1. Penting dan Mencerahkan
  • Mempelajari modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak.
  • Mengetahui serta menganalisis masing-masing nilai dan peran guru penggerak yang berkaitan dengan filosofi KHD, seperti berpihak pada murid, mandiri, inovatif, kolaboratif, dan reflektif.
  1. Menantang 
  • Melakukan aksi nyata atau penerapan sesuai filosofis pemikiran KHD
  • Berusaha untuk mampu memiliki seluruh nilai dan dan peran guru penggerak

 

Selanjutnya saya dan teman-teman diarahkan pada ruang kolaborasi oleh fasilitator kami untuk berdiskusi bersama, yang nantinya kami dibagi-bagi kedalam beberapa kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan yakni pada hari kamis tanggal 4 April 2024 untuk diskusi Bersama kelompok kecil kemudian dilanjutkan pada hari sabtu tanggal 6 April 2024 untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kemudian diberi umpan balik berupa pertanyaan dan tanggapan dari kelompok lainnya. Di dalam kelompok ini, kami diminta membuat karya yang berisi gambaran singkat yang berbasis kekuatan nilai lalu merancang satu kegiatan yang sesuai dengan satu peran GP yang kelompok pilih.

Melalui diskusi yang intens, kami mencoba mengidentifikasi nilai dan peran guru penggerak yang dominan pada diri masing-masing. Salah satu rekan memiliki dominasi dalam nilai reflektif, sementara yang lain lebih menonjol dalam peran menjadi coach bagi guru lain. Setelah memahami kekuatan masing-masing anggota kelompok, kami memutuskan untuk merancang sebuah kegiatan kolaboratif yang dapat menggabungkan nilai-nilai yang kami miliki. Kami sepakat untuk mengadakan "Gebyar Bulan Bahasa" dengan pementasan drama legenda lokal berjudul "Batu Menangis". Dalam diskusi kami, kami menetapkan tujuan kegiatan, alur atau strategi kegiatan, serta kesimpulan yang diharapkan dari hasil kegiatan ini. Tujuan utama kami adalah untuk mengembangkan kreativitas siswa, meningkatkan pemahaman mereka tentang warisan budaya lokal, serta memupuk nilai-nilai kerja sama dan inovasi.

 

2.       Perasaan (Feeling)

Yang saya rasakan dalam pelaksanaan aksi nyata kali adalah : 

  • Saya merasa senang dan bersyukur bisa menerapkan ilmu yang saya dapatkan di Pendidikan CGP
  • Merasa bertanggung jawab dan tertantang untuk melakukan perubahan seperti apa yang saya inginkan

Dalam prosesnya timbul ide/ gagasan, diantaranya, saya akan : 

  • Berbagi berbagai skill dalam teknologi dalam mendukung proses pembelajaran kepada rekan guru 
  • Mencoba hal-hal baru sehingga rekan guru termotivasi untuk belajar dalam berinovasi dalam media pembelajaran
  • Merefleksikan hasil kegiatan mengajar di kelas

 

  1. Pembelajaran (Findings)

Pengalaman saya selama melakukan aksi nyata ini sangat beragam, berikut pembelajaran yang sudah saya dapatkan : 

  • Mengajarkan rekan sejawat dan siswa tentunya sangat berbeda, saya harus lebih memperhatikan hal-hal teknis dalam proses coaching nya
  • Melalui aksi nyata penerapan nilai dan peran guru penggerak di sekolah, saya merasa rekan guru lain juga tergerak untuk menerapkan hal yang sama

 

  1. Penerapan (Future)

Dari hasil rancangan tersebut saya gunakan untuk melakukan aksi nyata di sekolah. Aksi nyata kali ini adalah menerapkan nilai-nilai dan peran guru penggerak, dengan menerapkan kegiatan berdoa sebelum dan sesudah belajar,  melaksanakan kolaborasi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru, mengajarkan kemandirian dengan presentasi siswa di depan kelas. Sedangkan peran guru penggerak yang saya lakukan adalah dengan memberikan pelatihan dengan sesama rekan sejawat dalam pengisian PMM ekinierja, cara koreksi ekinerja serta cara pengisian untuk obeservasi guru oleh kepala sekolah.

2024-04-12

1.2.a.9 Aksi Nyata - Modul 1.2



Di modul ini, Bapak/Ibu diajak untuk melaksanakan rencana yang telah dituliskan pada refleksi 4P di bagian Koneksi Antar Materi mengenai “pengembangan DIRI yang sederhana, konkret dan rutin serta dapat dilakukan sendiri dari sekarang”. Kumpulkan dalam bentuk dokumentasi dengan format video singkat atau kumpulan foto yang bercerita saat diri Bapak/Ibu menjalankan rencana. Jangan lupa sertakan refleksi sepanjang proses menjalankannya, seperti apa perasaan Bapak/Ibu, apa ide atau gagasan yang timbul, pembelajaran apa saja yang dapat diambil, dan apa dampak (perubahan positif) yang paling dirasakan oleh diri Bapak/Ibu.



2024-04-08

1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2

 

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, ini adalah fase terakhir sebelum fase eksekusi atau Aksi Nyata. Fase ini berisi tantangan tugas individu. Sebagai CGP, Bapak/Ibu ditantang untuk melakukan refleksi menggunakan Model 4P yang sudah dipaparkan dalam Eksplorasi Konsep. Pada kesempatan Koneksi Antar Materi ini, Bapak/Ibu diajak untuk menelaah kembali rangkaian pembelajaran mulai dari Modul 1.1 hingga akhir Modul 1.2 ini.

Refleksi Model 4P dapat dibuat dalam bentuk tulisan-naratif/poster/peta pikiran/powerpoint/video/audio sederhana.

Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P):

1.  Peristiwa: Momen yang paling penting atau menantang atau mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah...

2.      Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah...

3.      Perasaan: Saat momen itu terjadi saya merasa seperti bagaikan...

4.      Pembelajaran: Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa...sekarang saya berpikir bahwa...

5.    Penerapan ke depan (Rencana): Apa pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak?

Anda juga dapat memberikan komentar/apresiasi terhadap hasil kerja CGP lain di bagian ini. Pastikan Anda mengumpulkan tugas Anda terlebih dahulu sebelum memberikan tanggapan kepada hasil CGP lain.

Jawaban

Refleksi Model 4P: Memperkuat Perjalanan Pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2

1.  Momen yang paling mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran dari Modul 1.1 hingga 1.2 adalah ketika saya menelaah lebih dalam filosofi pendidikan nasional yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara. Dalam modul ini, saya disajikan dengan konsep-konsep yang mendasar, seperti "Taman Siswa" dan "Kemandirian Belajar", yang membuka wawasan saya tentang esensi pendidikan yang sejati.

2.  Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya pahami adalah Dalam Modul 1.1, saya menggali akar pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang kemudian mengantar saya pada pemahaman yang lebih mendalam tentang peran guru sebagai penggerak dalam Modul 1.2. Saya menyadari bahwa filosofi pendidikan nasional menjadi landasan penting bagi peran guru sebagai agen perubahan dalam mewujudkan sistem pendidikan yang lebih baik.

3.   Saat momen itu terjadi, saya merasa seperti sedang menemukan sebuah pengetahuan yang langka dan berharga. Seperti menemukan kunci untuk memahami esensi sejati dari profesi sebagai seorang guru.

4.    Sebelum momen tersebut terjadi, saya berpikir bahwa menjadi seorang guru hanya sebatas memberikan pengetahuan kepada siswa. Namun, kini saya menyadari bahwa menjadi seorang guru adalah lebih dari sekadar mengajar, melainkan juga membentuk karakter, memberikan inspirasi, dan membimbing siswa untuk mencapai potensi terbaik mereka.

5.     Sebagai pengembangan diri, saya berencana untuk meluangkan waktu setiap minggu untuk refleksi diri, mengevaluasi praktik pengajaran saya, dan memperbaiki kelemahan serta memperkuat kelebihan dalam melaksanakan peran saya sebagai Guru Penggerak. Selain itu, saya juga berkomitmen untuk terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan saya melalui teknologi dengan mengapgrade aplikasi pembelajaran yang sudah saya buat menjadi lebih baik, memerikan pelatihan kepada rekan sejawat di bidang IT yang berkaitan dengan media ajar serta berpartisipasi dalam pelatihan atau seminar yang dapat meningkatkan kemampuan saya sebagai seorang pendidik.